Jumat, 02 Maret 2012

Misteri Diary Putih Berdarah

“ma, ke kita jadi nih pindah rumah ?” tanya seorang gadis kepada wanita separuh baya.
“iya, emang kenapa sayang ?”
“mmm ... nggak papa kok ma,”
“ya udah, sekarang kamu beresin barang-barang kamu, besok kita pindah.”

Heii kenalin aku ashilla zahrantiara panggil aja shilla, besok gue bakalan pindah rumah. Memang sih sama aja kaya rumah gue yang ini. Tapi gue ngrasa bakalan ada sesuatu yang terjadi sama gue di rumah baru itu. Ahh ... semoga itu cuam pikiran gue.


@NEW HOUSE

Shilla masih berdiri di depan rumah barunya. Pikirannya bingung rumah ini lebih mewah dibanding rumahnya yang lama tapi ada sesuatu yang mengganjal di hati shilla.
“shilla, ayo masuk. Ngapain masih berdiri di situ ?” ucap mama Shilla membuyarkan lamunanya.
“hah ? iyaa ma.” Jawab shilla terkejut.
Shilla pun masuk rumahnya dengan perlahan, mengamati setiap sudut ruangan. Pandangan shilla tertuju pada suatu ruangan di lantai dua. Shilla membuka pintu itu perlahan, sontak shilla terkejut setelah membuka pintu itu terdapat sebuah tempat tidur ukuran L *loh? Tempat tidur atau baju ?* dengan almari pakaian yang cukup besar, meja belajar, tempat make up dan satu lagi yang paling penting yaitu terdapat balkon rumah yang menghadap taman belakang rumah yang begitu asri namun sedikit terlihat mengerikan.
“ma, shilla mau kamar yang ini ya.” Pinta shilla ke pada ibunya.
“iya. Terserah kamu sayang, owh iya besok kamu udah berangkat sekolah ya sayang.” Ucap ibu shilla.
“hah ? kan baru nyampek ma, kenapa udah sekolah.” Shilla terkejut mendengar kabar itu.
“mama kan nggak mau anak semata wayang ini ketinggalan pelajaran sayang.” Ucap mam shilla membelai rambut shilla.
“iya deh ma, sekolahnya dimana ?”
“di SMA 25 Pura Bhakti. Udah kamu sekarang istirahat dulu, nanti baru mberesin buku-buku buat besok pagi.” Ucap mama shilla meninggalkan shilla di kamar.
“iya ma.” Jawab shilla lesu lalu membantingkan tubuhnya ke kasur.

3 jam kemudian shilla bangun dari tidurnya. Niat shilla langsung tertuju pada tumpukan buku yang mesih tertata rap di dalam kardus. Shilla pun membuka dan menata satu persatu buku itu di meja belajarnya yang baru. Ketika shilla membuka salah satu laci meja, pandangan shilla tertuju pada sebuah ‘diary putih berdarah’ ada perasaan takut dan ragu dihati shilla untuk mengambilnya. Dengan tekat yang bulat shilla memberanikan diri untuk menyentuh sampul diary putih yang berlumuran darah.
Dibukanya pada halaman pertama.

LOE YANG UDAH BUKA DIARY INI HARUS MEMATUHI PERATURAN DIARY INI KALAU KAU BERUSAHA LARI DARI DIARY INI MAKA HIDUP MU AKAN BERAKHIR SIA-SIA.
PERTAMA : LOE JANGAN PERNAH BUKA HALAMAN BELAKANG DIARY INI.
KEDUA : SETIAP HARI SEBELUM BERAKTIVITAS LOE HARUS BACA SATU LEMBAR DIARY INI !!! INGAT SATU HALAMAN PER HARI !!!
KETIGA : LOE HARUS BISA MENCERNA SETIAP KATA YANG ADA DALAM DIARY INI.
EMPAT : LOE HARUS MULAI INI BESOK PAGI !!!
GUE INGETIN !!! KALO LOE SEHARI LUPA BACA DIARY INI, HIDUP LOE AKAN BERAKHIR SIA-SIA.


‘apa maksud ini semua ? apa yang harus gue lakuin ? dan siapa yang nulis diary ini ? dan kenapa diary ini berlumuran darah. Gue harus usut siapa pemilik diary ini, walaupun nyawa gue yang jadi taruhannya.’tekat shilla yang masih mendekap diary itu.
‘darahnya udah kering berarti sang pemilik udah lama ninggalin ini semua.’ Batin shilla sambil memandang taman belakang rumahnya lewat balkon.
Setelah beberapa saat shilla merenung di balkon rumahnya, shilla memutuskan untuk tidur dan berharap esok pagi tak akan ada sesuatu yang terjadi dengan dirinya.
(◕‿◕)

Keesokan harinya.
“hoammm. Hari ini hari pertama gue baca diary itu, semoga nggak terjadi apa.” Batin shilla yang baru terbangun dari tidurnya.
Shilla pun mengambil diary itu lalu membuka halaman kedua.

HAI, AWAL YANG BAGUS !!! DI SEKOLAH LOE YANG BARU LOE BAKAL NEMUIN ORANG-ORANG YANG NANTINYA SELALU ADA DI SAMPING LOE, DAN MEREKA BAKALAN YANG BAKALAN NENTUIN HIDUP DAN MATI LOE !!!
JANGAN SAMPAI LOE SALAH PILIH TEMAN !!! FATAL, MAMPUSS LOE.

“okee shill, ini awal yang baik bagi loe. Semangat shilla.” Shilla mamberi semangat pada dirinya sendiri.

SMA 25 PURA BHAKTI

Shilla perjalan sambil berpegang teguh *?* pada lengan mamanya. Maklum shilla anak baru ada sedikit perasaan takut untuk pertama kali masuk.

KELAS 11C
Disinilah shilla akan menimbang ilmu, berharap akan mendapatkan teman yang bisa menjadi sahabat shilla untuk melalui semua hari-harinya.
Tok ,,, tok ,,, tok
Kepsek SMA 25 PURA BHAKTI mengentuk pintu kelas.
“pak, ini ada murit baru,” bisik kepala sekolah kepada pak duta. Guru yang sedang mengajar di kelas itu.
“owh, yaa.... ayo silahkan masuk.” Ucap pak duta ramah menunjukan bahwa dia adalah guru yang berwibawa dan seorang guru yang baik. Shilla hanya menunduk dan membuntuti pak duta.
“anak-anak, kita kedatangan murid baru. Ayo perkenalkan nama kamu.” Pinta pak duta.
“pagi .. perkenalkan nama saya Ashilla Zahrantiara panggil saja shilla, semoga kita bisa berteman dengan baik.” Ucap shilla.
“okey, ada pertanyaan ?” tanya pak duta kepada anak-anak.
Cakka mengacungkan tangan.
“ya. Apa kka ?”
“shilla sampun kagungan pacar dereng ?” tanya cakka dengan logat aslinya. Pertanyaan itu hanya membuat seisi kelas cengo mendengar hal itu tanpa terkecuali shilla.
“hush ... pertanyaan muu itu lho kka.” Sambar pak duta. “shilla ... silahkan duduk disamping ify.” Lanjut pak duta sambil menunjuk ify.
“iya pak.” Jawab shilla lalu menghampiri tempat duduk ify.
“heii, gue alyssa saufika umari, panggil aja ify.” Sapa ify ramah.
“heii juga. Gue shilla udah tau kan.” Jawab shilla
“yoi. Loe belum ada temen kan ? ntar gue kenalin sama teman-teman gue.” Bisik ify saat pak duta tengah menjelaskan pelajaran.
“oke deh.” Jawab shilla semangat.
‘semoga ini bertanda baik. Amin-amin-amin semoga gue cepat nuntasin siapa yang buat diary itu.’ Batin shilla.

*SKIIIPPPPPPPPP

@KANTIN
“shill, kenalin ini temen-temen gue. Ini Agni, itu Alvin dan itu Cakka.” Ify memperkenalkan satu persatu temannya.
“gue shilla. Loe yang tadi tanya pake bahasa jawa kan ? artinya apa ? gue nggak ngerti.”  Ucap shilla cengengesan.
“eh, shill tadi kan ada pacar-pacarnya. Berarti tu anak nanya loe udah punya pacar belum.” Sambar Agni sambil melirik cakka.
“belum ah ag.” Jawab shilla.
“peluang emas.” Ceplos cakka. Shilla menghiraukan cakka, kini pandangannya tertuju pada cowok di depannya. Cowok berkulit putih dengan mata sipit dan terlihat begitu dingin. Siapa lagi kalau bukan alvin.
“heii, kenapa loe dari tadi diem. Nglamun ya loe ?” tanya shilla sambil memperhatikan Alvin.
“bukan urusan loe.” Jawab alvin ketus lalu meneguk jus alpokatnya.
Shilla pun diam menghabiskan bakso yang dipesannya tadi.

*skippp.

@kamar shilla.
Shilla termenung di balkon rumahnya. Mengingat sesosok pria yaa ... yaaa bisa bikin shilla sedikit mati penasaran tentang cowok itu. ‘Dia begitu dingin tapi kenapa gue ngrasain sesuatu hal yang berbeda dari dia. Ada sesuatu yang narik gue untuk dekat sama dia. Tapi kenapa ?’ batin Shilla memegangi diary nya.
“hah ? sampul belakang belum kering ?” shilla tergejolak saat memegang bagian belakang sampul diary itu terdapat darah yang belum kering.
‘shilla, tenang.  Nggak ada apa-apa !! loe nggak akan kenapa-kenapa. Santai shilla, percaya nggak ada apa-apa. Sekarang loe tidur !!! tidur shilla.’ Gumam shilla mulai ketakutan lalu melempar buku diary itu ke atas meja lalu menjatuhkan tubuhnya di kasur.
Shilla pun mulai terlelap, tiba-toba kordennya bergerak kencang, shilla pun mulai merasakan dinginnya angin yang menjalar di setiap tubuhnya. Shilla perlahan membuka matanya dia melihat sesosok wanita berada di depannya.
Putih, kurus, tinggi, Berlumuran darah, berambut panjang dengan pakaian serba putih mendekati meja belajar shilla yang kebetulan terdapat diary berdarah itu. Wanita itu menyentuh diary itu lalu kembali menatap shilla. Shilla hanya bisa memegang erat selimut yang menyelimutinya sungguh ingin dia menjerit sekuat tenaga namun apa daya, dirinya bukanlah seseorang yang pemberani, berani melawan ketakutan !!! shilla terlalu takut hingga saat makhluk tersebut semakin dekat ia hanya bisa mengubur dirinya di bawah selimut dengan keringat dingin yang membasahi nyaa.
BRAKK ...
Ntah itu suara apa namun Shilla menutup rapat-rapat kedua bola matanya hingga ia merasakan hembusan yang begitu kencang bak angin tornado namun dia merasakan sesuatu hal yang berbeda, ia merasakan sebuah ketenangan hati. Shilla mencoba memberanikan diri untuk melihat semua kejadian itu di balik selimutnya.
‘putih, tinggi, dingin, membawa kedamaian ?’ guman shilla pelan.
Sesosok makhluk cowok yang ify lihat menghampiri wanita bertubuh kurus tinggi berlumauran darah itu. Sesosok lelaki itu menuntun wanita itu keluar dari kamar shilla yang sudah berada di dekat ranjang itu. Mereka pergi menghilang menembus tembok kamar shilla.
Shilla bangun posisi tidurnya iya ubah menjadi duduk.
‘ya allah, siapa mereka ? siapa wanita itu. Mengapa dia menghampiri kuu. Apa salahkuu hingga dia menghantui kuu, gue kan nggak punya temen yang udah mati. Apa dia pemilik diary itu ? tapii apa maksud dia kemari ? dann lelaki itu ???? sebenarnyaaa apaaaa yang terjadii ??????’ triak shilla dalam hati.
Shilla berusaha menenangkan dirinya. Dia kembali menenggelamkan tubuhnya, shilla berusaha mati-matian untuk menutup matanya agar melupakan semua kejadian itu.
(◕‿◕)


“AAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHHHHHH” teriak shilla terbangun.
Mama shilla yang mendengar putrinya langsung naik untuk melihat putrinya itu.
“sayang kamu kenapa ?” tanya mama Shilla paning.
“iit ... ttuu maa ... daa ,, da ,, darah di kamar shilla.” Jawab shilla yang mesih ngos-ngosan <?>
“darah ??? shilla sayang. Kamar kamu bersih, nggak ada setetes darah di kamar kamu.” Ucap mama shilla tak percaya.
“ma . shilla nggak bohong !!! lantai yang mama injak itu darah !!!” ucap shilla meyakinkan mamanya.
“nggak ada darah sayang. Kamu percaya deh sama mama, mungkin kamu Cuma mimpi aja.” Ucap mama shilla lembut, memahami isi hati anaknya.
“nggak ma !!! ini beneran !!! shilla nggak ngigo maa !!!” shilla meyakinkan mamanya lagi.
“udah, nggak ada kok sayang. Percaya yaa sama mama. Sekarang kamu mandi lalu sekolah nanti telat lagi.” Shilla hanya mengangguk pelan.
“diary !!!” guman shilla saat mam shilla keluar kamar.
Cepat-cepat shilla bangun dan mengambil diary itu yang masih ada di meja belajarnya. Posisinya tidak berubah, hanya darah yang di diary itu kini bertambah banyak dan beberapa halaman mulai luntur karena darah yang masih segar itu.
Dengan perasaan takut, gelisah dan penasaran bercampur aduk menjadi satu. Perlahan namun pasti, shilla membuka diary.

HARI INI LOE AKAN MERASAKAN ARTI HIDU YANG SEBENARNYA !!!
TUNJUKIN KE PEDULIAN LOE KEPADA SAHABAT LOE !!!
LOE JANGAN BANYAK NANYA !!!
INGET !!! LOE NGGAK USAH BANYAK NANYA !!!
KALO LOE TANYA, LOE BAKALAN NYESEL !!!!!!


“pertanyaan ? emang apa yang harus gue dan gue nggak boleh nanya sama siapa ? terus apa maksud tunjukin kepedulian loe, tapi gue nggak boleh nanya ?” pikir shilla.

*skippp ....

@SMA 25 PURA BHAKTI

Shilla yang sedang santai berjalan meuju kelasnya merasa ada yang memanggilnya dari belakang.
“shill ... shillaaa ... shilla” panggil orang tersebut dari belakang. Shilla pun menoleh.
“kenapa ?” tanya shilla dingin.
“ikut gue sekarang.” Jawab cowok itu lalu menarik shilla.

@(.)@
“loe ngapain bawa gue kemari sii kka ?” tanya shilla.
“loe tau nggak, ify sama alvin sekarang koma di rumah sakit.”
‘gue tanya sebabnyaa atau nggak nih ? tapi kalau gue tanya ???? tanya enggak tanya nggak.’ Batin shilla bimbang.
“shill, loe kenapa ngelamun. Loe nggak tau soal ini ?” tanya cowok itu yang di panggil ‘kka’
Shilla hanya menggeleng.
“cakkaaaaaaa” teriak seseorang di belakang mereka.
“loe ag ? kenapa ?” tanya cowok itu yang ternyata cakka.
“loe udah njengukin alvin sama ify belum ?” tanya agni yang masih ngos-ngosan.
“belum. Loe ?”
“udah. Mereka satu rumah sakit Cuma beda kamar aja, tadi malem ify sempet siuman ta... taapiii.....” kata agni menggantung.
“tapi kenapa ag ?” tanya cakka sambil mengguncangkan tubuh agni.
“tapii itu, ify siumannya aneh. Tangan nyaa itu kaya lagi buka buku gitu.” Jawab agni.
“buka buku.” Guman shilla lirih namun terdengar oleh cakka dan agni.
“kenapa ?” tanya cagni kompak.
“hah ? ngg ... nggak kok.” Jawab shilla gugup.
“ya udah kita ke kelas yuk.” Ajak agni.
“eitss ... loe belum cerita keadaannya alvin.” Ucap cakka sambil menarik kerah agni.
“ih, ngapain narik kerah gue ?” tanya agni risih.
“bawel !!! cepet cerita !!!” pinta cakka.
“gue belum njengukin dia, dia masuk rumah sakit baru tadi malem jam 00.00 . katanya sii alvin itu ....” ucap agni menggantung.
“alvin kenapa ?” tanya shilla yang mendadak jadi panik.
“alvin kecelakaan di komplek ............” agni menggantungkan kalimatnya.
“komplek mana ag ?” paksa shilla.
“kompleks ..........” agni berusaha mengingat. “kompleks melati blok C di jalan kebon sakti.”
“hah ?” hanya satu kata itulah yang terucap.
‘itu kan kompleks gue, kenapa dia ada disana ? apa tadi malem suaraaa .............’ batin shilla.
“shill, loe kenapa ?” tanya agni.
“hah ? ng .. nggak papa kok ag. Terus ify kenapa bisa masuk rumah sakit ?” tanya shilla mengalihkan pembicaraan.
“dia kecelakaan dia hampir masuk jurang waktu mau njenguk neneknya ke daerah bandung.” Cerita agni
“ya udah kita balik ke kelas aja. Nanti pulang sekolah kita langsung ke rumah sakit.” Ucap cakka bijak.

###
Cakka, agni dan shilla pun sepakat untuk ke rumah sakit menjenguk alvin dan ify. Di perjalanan, Agni merasa seperti jualan kacang sama domestos nomos. ‘hueh, gila gue dikacangin’ batin Agni.
‘ih...cakka kegantengan amat si sama shilla. Heh ??? gue kenapa. Kenapa malah mikir kaya gitu, biarin ajalah si cakka, kenapa gue yang repot sendiri.’ Batin agni kesal.
“Ag” panggil Cakka.
“hmm.” Jawab agni dingin.
“kenapa loe diem aja ? biasanya kaya bebek.” Ucap cakka, shilla yang berada di samping cakka hanya cekikikan gaje.
“suka-suka gue dong !!! lanjutin aja sono ngobrolnya.” Agni melirik sinis Shilla, shilla pun diam.
“kka, kayanya ada yang envy ni ma gue” sindir Shilla.
“ngapain gue envy ama loe, najong !!!” ketus Agni.
“nah loh ... loe kesindir kan ? berarti ..........” belum selesai, tiba-tiba agni nyamber. “TAU AH GELAP” mereka pun diam.


###
Shilla dan cakka mengikuti agni yang berada di depan. Karena apa ? karena agni yang sudah tau ruangan Ify dan Alvin di rawat.
“mbak mas, kalian temannya saudara Alvin Jonathan ?” tanya suster yang keluar dari kamar alvin.
“ya.” Jawab Cakka singkat.
“kemarin kita menemukan sepaket buku mata pelajaran. Bukunya ada di dalam kamar.” Ucap suster.
“kok bisa ada buku cetak sus ?” Agni ikut angkat bicara.
“saya juga nggak tau mbak. Di duga sodara alvin pergi untuk mengantarkan buku-buku itu tapi malah kacelakaan.”
“owh, gitu yah ? kita boleh masuk kan ?” tanya Shilla cemas.
Suster hanya mengangguk dan pergi. Shilla pun lari masuk ke ruang inap Alvin. Entah ada angin apa, shilla merasa begitu khawatis dengan keadaan alvin saat ini. Terkapar di sebuah tempat tidur dengan berabagai alat medis yang menempel di tubuh alvin. Tidak hanya itu, saat ini alvin pun belum sadar dari tidur pulasnya dan hanya keajaibanlah yang bisa membangunkannya. Shilla terus menangisi alvin seketika meliat darah yang masih berlumuran dan jahitan di beberapa bagian tubuhnya dan putih halus nan bersih perban menutupi tubuh alvin.
“kka, kayaknya shilla suka deh sama Alvin.” Bisik agni ke telinga cakka.
Cakka mengenyitkan alisnya. ‘hah? Shilla suka sama alvin ?’ batin cakka.
“hoiii ... kenapa loe ? nglamun mulu.” Ucap agni sambil menyenggol bahu cakka.
“hah ? nggak kok.” Cakka menutup-nutupi.
“ag, ke kamar ify dulu yuk ?” ajak Agni.

###
Shilla terkejut melihat ke adaan ify. Dia lebih parah dibandingkan alvin. Terlihat begitu lemah dan tak berdaya. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada sudut ruangan.
Di lihatnya sesosok wanita. Wanita itu seperti yang shilla lihat tadi malam di kamarnya !!! wanita berpakaian putih yang berlumuran darah serta rambut panjang yang di gerai. Shilla memperhatikannya dengan sangat detail dari bawah sampai atas, kakinya tidak menempel pada lantai, dia melayang. Namun, shilla terkejut saat melihat wajah nya terlihat senyuman menyerupai bulan sabit diwajahnya. Shilla menutup matanya sejenak, mengirup dan menghembuskan nafas panjang. Setelah dia kembali membuka matanya. Sosok itu hilang, hilang tanpa tau kenama sosok itu menghilang.
Kini pandangannya beralih pada seseorang yang terbaring lemas di tempat tidur itu. Ya !!! itu Ify. Ify masi juga belum sadarkan diri.
Shilla, cakka, dan agni terus menunggui sahabatnya ini yang masih belum membuka matanya sampai saat ini. Ketika pukul 22.35 mama ify masuk ke kamar ify di rawat..
“cakka, agni.” Pekik mama ify.
“malem tante.” Ucap agni, cakka, dan juga shilla.
“kamu sahabat barunya ify ya? Kamu shilla ?” tanya mama ify setelah melihat keberadaan shilla.
“iya tante.” Jawab shilla lembut dengan senyumannya.
“kalian pulang dulu yaa. Udah malem. Besok kan sekolah.” Ucap mama Ify.
“ya udah tante. Kita pulang dulu.” Pamit agni, cakka dan shilla.


1minggu kemudian.

SELAMA SATU MINGGU INI LOE UDAH TERLALU MENDERITA !!! SEMOGA HARI INI LOE BAKALAN DAPET YANG LEBIH INDAH DARI YANG LOE BAYANGIN !!! JAGA SIKAP LOE !!! LOE JANGAN PERNAH MIKIR YANG MACEM-MACEM SAMA SAHABAT LOE !!!

‘hanya itu ? asekk dah’ pikir shilla.
Akhir-akhir ini shilla mulai terbiasa dengan diary itu. Selama ia membaca selalu benar-benar terjadi. Dia mulai percaya dengan semua yang tertulis di diary itu. Namun, tak semuanya terasa indah kini tiap malam shilla harus terbiasa dengan sesosok wanita yang sering berada dipojok kamarnya.
Entah apa yang shilla pikirnya dia merasa itu sesosok itu adalah IFY. Ya ify. Karena apa ? karena sudah 3 hari ini sesosok wanita itu tidak datang lagi. Bertepatan dengan 3hari yang lalu ify sadar. Shilla ingin membuang semua pikiran buruk nya itu, namun pikirannya terus ada dalam pikirannya.
Hari ini hari minggu, cakka berjanji akan menjemput Shilla untuk menjenguk Alvin dan Ify. Shilla pun bersiap-siap baru pukul 10.00 cakka sudah perada didepan rumah Shilla.

@RUMAH SAKIT
Shilla nampak terkejut melihat alvin duduk di sebuah kursi roda di taman sendirian. Shilla tersenyum dan mendekati Alvin.
“vin, kok loe sendirian di luar ?” tanya shilla lembut.
“...” tak ada sedikit pun respon dari alvin.
“kita ke kamar aja yuk.” Aja Shilla sambil mendorong kursi roda alvin. Tapi apa yang terjadi ? kedua tangan shilla di pukul pelan oleh alvin yang bermaksud untuk tidak mendorong kursinya. Alvin sedang ingin sendiri. Mengilang sejenak dari keramaian. Shilla menunduk, duduk di kursi taman. Cakka yang melihat itu segera menenangkan Shilla dan mengajak shilla masuk menemui Ify.
“Vin, kita ke ruangan Ify dulu.” Pamit cakka.
Alvin hanya mengacungkan jempol kananya sambil tersenyum ke arah Cakka.
Shilla bingung  entah apa yang shilla rasakan. Yang dibenaknya hanyalah ketidak adilan sikap alvin ke pada dirinya.
“udah, kita ketemu Ify dulu.” Bisik Cakka. Shilla mengangguk.
Shilla selalu merasa nyaman berada di dekat Cakka. Keramahannya, perhatiannya serta tingkah lakunya yang selalu bisa membuat shilla tersenyum.  Tapi shilla ragu akan perasaannya dengan cakka, karena ALVIN. Yaa .. alvin, entah apa yang membuat Shilla tertarik pada seorang Alvin Sindunata. Sesosok orang begitu dingin dan misterius. Entah perasaan Shilla kepada alvin hanya sebatas penasaran atau memang benar-benar di sukainya. Entahlah, shilla sendiri tak bisa menjawab.
“haii semua.” Sama cakka masuk ke ruangan Ify.
“haii jugaaa.” Jawab Agni dan Ify yang berada di dalam kamar.
“ipiiiiiiiiiiiiiiiii, gue kangen sama loe.” Teriak Shilla histeris dari pintu dia berdiri lalu berlari kecil memeluk sahabat nya.
“tapi gue nggak kangen tuh sama loe.”  Bisik Ify di telinga Shilla.
“ipi, mah jahat.” Ucap shilla manyun lalu melepas pelukannya.
“kan, tiap melem ipi jagain Shilla tiap malem.” Jawab Ify watados.
‘jadi yang selama ini ....’
“shill, nyante aja dong !!! gue juga kangen. Cape nih tidur mulu.” Ucap Ify membuyarkan lamunan Shilla.
“KACANG-KACANG-KACANG” seru Agni histeris.
“DOMESTOS NOMOS !!! SEKALI BAKAR NYAMUK TERKAPAR !!!” ucap cakka dengan gaya silat yang bisa di bilang ambrul ladrul <?>
“WEDUS CONGE, KEBO MLOMPONG.” Teriak cakka dan Agni bersamaan. Mereka pun saling menoleh, suatu hal yang jarang terjadi di antara mereka. Meta mereka pun saling beradu dengan kuat.
‘apa bener gue suka sama cakka ? tapi cakka pasti lebih milih shilla. Loe mikir apa sii ag ??? loe itu nggak suka sama cakka, tapi mata nya itu lhooo.’ Cerocos agni dalam hati.
‘gue sayang loe Ag, tapi gue masi ragu. Siapa yang sebernarnya gue sayang. Loe atau Shilla ?’ tanyanya dalam hati.
“hhhaaa... hhaaa ... hacimmm...” Ify dan Shilla batuk di buat-buat melihat drama sinetron yang disiarkan langsung secara live <?>
Shilla tidak merasakan hatinya terbakar apa cemburu, apa Shilla memang benar-benar yakin cakka bukanlah orang yang dia sayang dan di cintainya.
“ag, ikut gue.” Paksa cakka sambil menyeret baju agni.
“nggak usah nyeret-nyeret juga bisa kali !!!” gerutu Agni.
“ahh ... udah ayo ikut gue.” Akhirnya agni dengan terpaksa mengikuti kemauan cakka.
“gue keluar dulu.” Teriak Agni yang sudah tertarik sampai ambang pintu.
“gokil. Mereka pasangan paling aneh tapi cocok sii.” Gumam Ify.
Shilla melirik ify lalu membuang pikirannya jauh-jauh.
BRUK ...
Pintu kamar Ify terbuka, terlihat sesosok pria yang duduk di kursi roda. Siapa lagi kalau bukan Alvin. Ya, alvin mendekati Shilla.
“sorry, tadi guekasar sama loe.” Ucap nya setelah berada di samping Shilla.
“he ??” jawab Shilla bingung.
“yang tadi. Waktu loe mau ngajakin gue ngomong di taman.” Jelasnya.
“owh.. santai aja kali.. gue makhlumin aja, mungkin mood loe lagi nggak stabil.” Jawab shilla enteng.
Shilla merasakan kebahagiaan yang luar biasa, selama dia mengenal Alvin. Baru kali ini alvin mengajak bicara shilla. Apalagi minta maaf .. hatinya bagai musim semi <?>
“bahasa loe shill.” Sember Ify.
“apa lu ? tidur sono. Biar loe cepet sembuh. Terus gue bisa ngerjain loe abis-abisan.” Ucap Shilla cekikikan.
“ya udah, gue balik ke kamar dulu. Besok gue udah boleh pulang !!! jangan lupa, anterin gue pulang.” Ucap Alvin lalu menghilang dari kamar ify <?>

-----------AGNI & CAKKA-------------

“ngapain loe bawa gue ke sini ?” tanya Agni ketus.
“gue mau nanya......”  ucap cakka menggantung.
“mau nanya apa ? cepetan, kalo nggak gue pergi.” Ancam Agni.
“iyaa... menurut loe, gue cocok nggak sama Shilla ?” tanya cakka dengan suara yang terdengar begitu bergetar.
‘DEG’
Jantung agni terasa mau copot. Ingin rasanya ia menjerit mengeluarkan isi hatinya yang sebenarnya. Tapi, Agni tetap terlihat santai, tegar, dan berusaha biasa-biasa saja. Padahal hatinya begitu teriris. Teriris oleh pedang yang di adah sangat tajam.
“Ag,” panggilnya.
“hmmm...” jawab agni singkat.
“giman menurut loe ?” kini pertanyaannya begitu menyakitkan di telinga Agni.
“menurut gue si, cocok-cocok aja. Emang kenapa ?” ucap agni dingin.
“kira-kira kalau gue nembak Shilla di terima nggak ya ?” kini tusukan pedang kembali agni rasakan malah lebih menyakitkan dibanding sebelumnya.
“maybe.” Jawabnya singkat lalu meninggalkan cakka di taman rumah sakit.
“agni kenapa ? kok gitu ? apa diaaaa ...... sorry ag, sebenarnya gue juga bingung sama perasaan gue.” Guman cakka saat agni pergi.


Shilla yang seking terburu-buru nyaa pengen jemput alvin, shilla lupa membaca diary itu. Ternyata diluar rumah sudah ada cakka yang siap njemput shilla.
“pagi banget sii kka ? emang kita mau kemana ?” tanya shilla.
“udah ayo masuk. Gue mau ngajak loe ke sesuatu tempat. Ayo, cepetan masuk !!!” paksa cakka.
‘cakka mau ngapain sii? Curiga gue ma dia.’ Batin shilla.

***
“turun.” Bentak cakka. Ni anak kenapa sii? Kok jadi berubah, apa coba dia jadi marah-marah gitu ? batin shilla.
“kka, ni dimana ?” tanya shilla bergetar
“bagus kan?”. Shilla hanya mengangguk.
Memang tempat itu begitu indah, sejuk dan terasa damai.. burung masii terlihat berlalu lalang. Bunga-bunga kecil nan berwarna warni dan kupu-kupu yang turut menghiasi tempat ini.. surga. Guman shilla dalam hati.
“shill, gue mau ngomong sesuatu sama loe.” Ucap cakka gugup. Tangannya menggenggam tangan shilla erat. Shilla merasakan tangan cakka yang hangat dan bergetar.
“shill, gue sayang sama loe. Loe mau kan jadi cewek gue ?” tanya  cakka raguu. Shilla nampak berfikir. Ini bukan sesuatu hal mudah untuk dia jawab baginya.shilla bingung apa yang harus dia jawab. Shilla selalu merasa bahagia dan nyaman bersama Cakka di sisi lain entah mengapa bayang-bayang alvin selalu ada dipikiran shilla. Shilla enarik nafas panjang, ia hembuskan perlahan dan mengangguk pelan tanda dia mau menjadi seseorang untuk cakka.
“loe serius mau jadi cewek gue?” tanya cakka meyakinkan dirinya sendiri.
“iyaa, gue mau jadi cewek loe.” jawab Shilla pelan. Cakka langsung memeluk Shilla. Selang beberapa detik berlalu cakka mengendurkan pelukannya. Kini wajahnya mendekati wajah shilla. Shilla takut dia benar-benar takut shilla akan merasakan hal itu untuk pertama kalinyaa. Kini wajah cakka benar-benar dekat, dekat mungkin tinggal beberapa cm saja. Shilla pasrah, entah apa yang akan terjadi dengan dirinya, dia menutup mata. Tiba-tiba bayangan itu muncul kembali. Yapsss... bayangan alvin kini muncul kembali.
Sekuat tenaga shilla mendorong tubuh cakka perlahan.
“maaf, kita harus jenguk alvin sekarang.” Ucap shilla bergetar lalu meninggalkan cakka yang masih mematung.
***
“vvin, sorry gue baru dateng. Loe udah nunggu lama ya ?” cerocos Shilla yang baru datang. Anmun apa yang terjadi ??? alvin hanya tersenyum.. aaawwwww....senyumannyaa... huuaaaa. Teriak shilla dalam hati. Shilaa !!! sadar,, loe dah punya cakka, tapi alvin kannnn ...


Ruangan alvin terasa sendu, entah apa yang dipikiran Shilla ini, dia gundah akan keputusan yang dia ambil. Senyuman itu, yaa.. senyuman itu. Senyuman itu membuat hati Shilla semakin gundah. Dia takut, takut akan keputusan yang dia ambil. Suasana nampak berbeda, shilla diam termenung di samping ALVIN, Cakka, dan Agni nampak sibuk membereskan barang-barang alvin. Sementara Ify ? dia kembali ke kamarnya menunggu dokter memeriksanya untuk kesekian kalinya.
“gue liat-liat, cakka sama agni cocok ya shill.” Guman Alvin yang pendangannya masih mengarah kedua sahabatnya yang sibuk membereskan barang-barangnya. Shilla diam, dia tersentak tak harus apa yang harus dia ucapkan.
“semoga mereka jodoh. Iya gak shill.” Kali ini kata-kata alvin sungguh bagaikan padang yang menusuk  jiwanya. Tapi entah mengapa dengan hati shilla, seharusnya dia merasakan tusukan pedang itu tapi apaa, hati biasa saja malah merasa senang jika agni yang menjadi jodoh cakka. Yang ada dipikiran shilla hanya satu. BAGAIMANA JIKA ALVIN TAU ? dan apa yang harusnya diperbuat. Dan bagaimana jika alvin benar-benar tau. Memang aneh, shilla tak sepantasnya memikirkan hal itu, shilla ingin membuangnya tapi sekali dia ingin buang perasaan itu muncul dengan begitu dasyat bagaikan terkaman singa. Owh.. aneh.
“Shill, loe ngapain sih duduk disitu ? bantuin gue sama cakka apa susahnya ? toh ini Cuma pekerjaan ringan.” Kata Agni meyadarkan Shilla dari pikirannya yang entah bagaimana hal itu bisa terjadi.
“gue yang suruh dia, buat nemenin gue disini.” Sahut Alvin dengan santai.
DEG. Apa alvin juga suka sama gue? Tapi ... rasanya gak mungkin, dia begitu .... ah... gak mungkin.. gak.. gak mungkin.. pikir Shilla.
“Iya gue bantu,” kata shilla dengan berat hati. “gue gak enak sama mereka.” Lanjutnya meninggalkan alvin.
SEETTTTTT. Tangan alvin mencegat Shilla untuk pergi. “temenin gue disini.” Ucapnya lirih. Shilla hanya bisa menurut, dia kembali duduk di dekat Alvin.
Kini pikirannya menjadi kacau. Apa yang shilla rasakan, mengapa dia bimbang padahal cakka selalu membuat shilla tersenyum, tertawa dan merasakan sebuah kebahagiaan kerasnya hidup. Sedangkan alvin, dia selalu bersikap diingin dia bagai raja es di kutub utara. Sikapnya begitu aneh. Dan mengapa shilla merasakan sebuah kebimbangan padahal pilihan sudah jelas, cakka lebih baik dari pada alvin untuk dirinya.

“vin, balik sekarang ?” kata Agni membangunkan lamunan yang kedua kalinya.
“nanti nunggu bonyok gue. Kita ke ruangan Ify dulu.” Jawabnya santai.
Agni yang hendak mendorong kursi roda alvin tiba-tiba tangannya diusirnya, “biar shilla aja.” Katanya lirih namun dapat terdengar kami berempat. Shilla memandang cakka, hanya sunggingan bibir. Shilla mengerti, cakka memperbolehkan tiada perasaan cemburu di paras wajahnya, dia terlihat begitu santai. Kenapa ? kenapa ? kenapa ? hanya itu lah yang terlontar dipikiran Shilla.

***

“haii fy.” Sapa alvin dan shilla bersamaan.
“echiiiieeeeee...” ify mengoda. Dia hanya senyum-senyum.
“apaan sih fy ?” shilla mencoba menyembunyikan perasaan malu nyaa tapi apa dikata, pipinya terlanjur memerah.
“fy, gue punya kabar gembira buat loe semua.” Kata Cakka setelah semuanya berada di sekeliling tempat tidur Ify.
“apaan ??” tanya Ify antusias.
“guee...” ucap cakka menggantung. Tiba-tiba tangannya tersampir dipundak shilla dan sedikit menariknya. “ gue sama shilla baru aja jadian.” Lanjutnya.
Kini suasana terasa seperti bagai angin topan, dengan petir yang menyambar-nyambar, hujan deras mengguyur kalbu dan jantung shilla terasa tertusuk pedang  yang di asah tujuh kali dengan air keramat. Dada Alvin sesak, kepalanya yang telah membaik kini terasa sakit. Agni ??? hatinya hancur berkeping-keping bagai dihantam sebuah palu yang begitu beasar berdiameter 700 meter dengan berat 88 ton. Sedangkan ify hanya bisa tersenyum. Entah senyum apaa yang dia lontarkan tapi shilla bisa menangkap senyumnya bukan seyuman  kebahagiaan. Dan yang dirasakan Cakka tak lain dan tak bukan adalah sama seperti yang lainya. Cakka merasa takut jika agni mendengar ini semua menjadi menghindar dan lebih parahnya jika agni benar-benar mempunyai perasaan terhadap diri. Aneh.. seharusnya cakka tidak memikirkan agni, seharus nya Shilla. Tapi entah mengapa hal itu bisa terjadi *padahal admin yang bingung..*
Suasana terasa runyam sunyam dan terbengakalai, sepertinya baru saja terjadi gempa yang benar-benar dasyat. Sepi bagai di tenagh hutan yang benar-benar sepi.
Sungguh Shilla dan Cakka sayangkankan. Tidak ada satupun yang mengatakan congrat, selamat ataupun apa. Tiba-tiba kesunyian itu terpecahkan dengan datangnya dokter yang akan memeriksa Ify.
“maaf ya, bisa keluar sebentar.” Pinta dokter itu dengan lembut.
Semuanya mengangguk dan meninggalkan ruangan Ify.
“gue ke toilet dulu.” Ucap Agni di ambang pintu. Suaranya bergetar. Nampaknya dia sedikit terpukul.
“gue ke kamar dulu.” Lanjut alvin sambil berlalu menjalankan kursi rodanya sendiri. Awalnya memang shilla ingin mengantarkannya tapi tangan shilla di tepis dengan lembut oleh Alvin.

***
AGNI P.O.V
Jadi bener yang cakka bilang kemarin. Bodoh !!! kenapa gue gak larang dia. apa yang gue rasain. Kenapa gue kaya gini. Kenapa? Kenapa gue gak rela cakka menjadi milik Shilla. Kenapa ? seharusnya gue nerima kenyataan ini toh itu memang yang terbaik buat mereka. Apa gue suka sama Cakka? Gak-gak-gak itu gak mungkin !!! gak mungkin. Arrgggggggghhhhhh gue mikir apa sih ag. Ucap agni di salah satu bilik toilet posisinya jongkok meremas-remas kepalanya sekuat tenaga, sepertinya Agni memang tidak bisa menerima keadaan ini.

ALVIN P.O.V
Emang seharusnya gue sadar dari dulu. Shilla itu gak suka sama loe, Vin. Sekarang gue harus berbuat apa? Shilla udah jadi milik Cakka, sahabat gue sendiri. Apa gue harus ngerebutnya ?? gak !!! gue gak akan sekeji itu. Gue harus bisa buang perasaan gue itu gue harus ngiikhlas in Shilla. Haruss.. LOE PASTI BISA VIN !!!! Alvin menyemangati dirinya sendiri nyaa kini benar-benar hancur.

IFY P.OV
Untung dokternya cepat dateng. Hiuh... gue kok ngerasaain keganjalan ya? Nanti malem gue harus bisa cari tau !!! tekat ify saat dokter masih memeriksanya.

Cakka dan Shilla duduk di kursi tunggu. Tidak ada diantara mereka yang salang mengucapkan sepatah kata. Mereka saling diam, menunggu keadaan kembali seperti semula. Lagian mereka sama-sama tidak tau apa yang akan mereka bicarakan.


Malam telah tiba. Shilla kembali pulang diantarkan Cakka. Hari ini benar-benar kacau sungguh semuanya diluar dugaan. Astaga..
Shilla merebahkan dirinya dikasurnya. Pikirannya kacau. Ragu dan bimbang menjalani hubungannya dengan kekasih barunyaa. CAKKA KAWEKAS NURAGA. Itu semua berawal dari Alvin, ya.. alvin lah yang telah memunculkan keraguan dihati Shilla. Arrggghhhhhhhhh. Kenapa alvin ? kenapa ? dulu selalu menjauh setelah gue sama orang yang sayang sama gue. Dia muncul membawa sesuatu yang buat gue ragu njalani hubungan ini ? apa gue gak sayang sama cakka. ARGGGGGGGGGGhhhhhhhh tau ahh gelap. Gue mau tidur. BOMAT-BOMAT-BOMAT !!! pikirnya lalu mengburkan wajahnya pada bantal. <?>

***
Malam hari yang suntuk. Membuat shilla susah untuk ke alam mimpi. Pikirannya terus melayang entah kemana. Oh my God, hal ini terulang lagi. Pikirnya saat merasakan Angin yang bertiup kencang dan membuat jendela kamar Shilla terbuka lebah. Ya, memang benar-benar terjadi. Sesosok makhluk perempuan kini datang lagi menghantuinya. Perempuan itu semakin mendekat- mendekat lagi dan kini jarak mereka tak terlalu jauh. Samar-samar shilla mengenali wajah sesosok itu, dia begitu mirip dengan sahabat nyaa. Ify. Apa mungkin itu ify ? nggak, itu nggak mungkin. Ify telah sembuh dari luka parahnya, jadi nggak mungkin dia kembali menghantuinya.
“alvinnn... tolong.” Ucapnyaa pelan. Entah apa yang shilla pikirkan namun hanya kata itu yang bisa terucap dibibir manis nyaa.
Sesosok itu mungkin mendengar ucapan Shilla, selang beberapa detik kemudian dia hilang. Datang tak di undang pulang di antar. Tapi lebih tepatnya dia tidak seperti Jalangkung. Dia lebih mirip dengan K U N T I L A N A K.
Tubuh shilla bergetar, dia tak sanggup akan yang dia liat untuk sekian kali nyaa, dan ini lah yang paling parah dari padaa sebelumnya. Hiuh .. setidaknya shilla masih bernafas lega karena dia tidak di makan dibunuh ataupun di cekik.
Tapi kenapa kata yang harus terucap adalah ALVIN. Bukan seharusnya C A K K A yang notabane adalah pacarnya ? Emang benar, ada rahasia dibalik rahasia.

Shilla mencoba memejamkan matanya. Baru 10 menit shilla terlelap jam wekernya berbunyi nyaring. Shilla terbelalak melihat jamnya sudah jam setengah 6. Dengan keadaan setengah sadar Shilla berlari ke kamar mandi tiba-tiba.
B R U U K K K
Shilla menabrak meja belajarnya, syukurlah dengan begitu kesadaran Shilla hampir 100%. Nampaknya acara mandi sedikkit tertunda. Shilla kaget dengan D I A R Y itu. Shilla  baru ingat kemarin dia lupa membaca diary itu. Dengan secepat kilat shilla menyambar diary itu lalu duduk manis sambil membaca nyaa

LOE LUPA HAH? DALAM ATURAN GAK ADA KATA LUPA. INGET GAK LOE HAH? LOE UDAH   NGINGKARI  JANJI  LOE.  JANGAN HARAP  LOE BISA  SENENG HIDUP  DI DUNIA !!! APALAGI AKHIR-AKHIR INI. HHUHUHU. SELAMAT YAA J TAPI JANGAN HARAP LO BAHAGIA. LO BAKALAN NYAKITIN ORANG YANG DISEKITAR LO. HHAHAHA SELAMAT BERSIAL-SIAL.. YUUHHHUUU :PPP

JANGAN BUKA HALAMAN SEBELUMNYA. KALO LOE BUKU !!! HIDUP LOE BENAR-BENAR HANCUR. HHAHAHA :DDD

ASAL LO TAU. DIA !!! GAK BAKALAN ADA SAAT LO BUTUH DIA !!! EMANG ENAK..
HHIHIHI :DDD

BUKA MATA YA NENG !!


Shilla menutup buku itu, dia terdiam. Ntah apa yang ada dipikirannya. Dia takut. Takut kalau hal itu benar-benar terjadi, dan jika terjadi apa yang harus dilakukannya ? dan sebenarnya apa gue lakuin ? dan kenapa bisa bikin nyakitin sahabat gue ? apa ? apa !? apaaaa... ini menyangkut ..........
Belum selesai shilla berfikir keras setelah bangun tidur dari malem yang tidak menyenangkan itu. Mama nyaa sudah meneriaki dia dari bawah.
“SSSHHHHHHHIIIILLLLLLLAAAAAAAAA !!!!!!!!! CCEEEEEPPPPPPPPEEEEEETTTTTTTAAAAANNNNNNN      TTTUUUURRRRRRUUUNNNNNNN !!!!!! CAKKA UDAH NUNGGUIN KAMU !!!”
Ya kurang lebih seperti itulah, mama nyaa berteriak.
“cakka. Yaa..” gumannya pelan lalu menyambar cepat handuknyaa.


***
“heii, kka. Sorry nunggu lama. Lo sii gak bilang kalau mau njemput gue. Untung gue belum berangkat. Kalau udah ? gimana hayoo... kan sia-sia.” Cakka hanya bisaa menganga mendengar rentetan kereta api yang keluar dari pacarnya.
“shilla-shilla.” Guman mama shilla sambil geleng-geleng.
“Ayooo... berangkat.” Shilla menarik tangan Cakka.
“tapi..”
“udah ayoo.... ddaaadddaaaaaaaaaaahhhhhhh mmaaaaammmaaa” teriaknyaa keluar rumah.
“permisii yaa tante.” Teriak cakka nggak kalah kenceng.
“dasar anak muda”

***

Ini adalah hari pertama cakka dan shilla berangkat bersamaan dan berstatus PACARAN !!! mungkin hari ini bakalan ada badai yang bakalan menerpa ni sekolahan.
Jelas saja, cakka adalah most wanted di sekolah dan shilla siswa baru yang bisa dengan cepat memperoleh perhatian khusus dari cakka. Shilla berjalan menggandeng erat tangan cakka, dengan alasan takut kalau ada sesuatu yang menimpanya. Yaa... makhlum lah, si cakka punya segudang fanss yang super duper bejibun.
Shilla dengan jelas mendengar decak gosip tak mengenakan di telinganya. Aduhh.. itu semua nggak ada dipikiran shilla. Cakka mempercepat langkahnya, dia tau seberapa ketakutannya shilla terhadap fans fanatik nyaa cakka. Pernah cakka membuang tisu setelah untuk mengelap keringatnya dan ternyata malah langsung diperebutin banyak anak. Gila aja. Tisu bekas direbutin. Dan pernah ada yang rela dandan menor untuk mendapat perhatian dari cakka dan alhasil dia malah dipanggil kepsek gara-gara dandanannyaa yang bisa dibilang mau kondangan.


***
“IIIPPPPPPYYYYYYYYYY !!!!!!! LO UDAH BERANGKAT SEKOLAH ? KAPAN PULANG DARI RUMAH SAKIT ??” tanyaa shilla yang masih diambang pintu dengan volume yang ngalahin toak masjid deket sekolahan.
“BERISIK !!!” jawabnyaa ketus sambil menutup telinganya.
“ekheemmm.... pasangan baru tuh.” Sindir agni dengan senyum mengoda yang terlalu dipaksakan.
“apaan sih lo ag.” Shilla malu-malu kucing alhasil malah mendorong alvin yang baru datang.
“heii, girl. Ngapain lo dorong-dorong gue ? gak suka ? nggak segitunyaa juga bisa kan ?” bentaknyaa keras.
“yah... vin. Bukan maksud gue gitu. Agni tuh !!” jawab shilla sambil menunjuk batang hidung agni.
“nyehh... kenapa gue yang kena ?” tanya agni merinding.
“udahlah.. gue mau bagi PJ nih.. pada mau kagak ?” sela cakka merangkul pundak Agni.
DEGGG
Dengan cepat agni menepis tangan cakka dengan kilat.

***
Agni sekarang mulai yakin akan perasaannya terhadap cakka setelah melihat adegan cakka dan shilla di kantin yang saling suap-suapan itu.
Rasanya menjijikan dan membuat agni enek dengan tingkah laku mereka.
Kini agni mulai iri dengan perhatian cakka yang sekarang hanya untuk shilla. Perhatian yang selama ini untuk agni perlahan sirna diterpa angin yang kencang. Agni akhir-akhir ini malah sering mengamati Alvin. Mengapa ? yaa.. mungkin karena setiap agni melihat alvin pasti pendangannya ke arah agni yang sedang bermesraan, tak jarang agni memergoki alvin yang tengah asik mengintip acara nge-date cakka dan shilla. Saat di tanya agni, dia malah kabur.
Agni mulai sadar apa yang alvin rasain, alvin nggak mau kehilangan Shilla. Tapi ini hanya sekedar prediksi agni aja. Tapi entah mengapa agni yakin dengan prediksinyaa di tambah feeling nyaa yang terus bertambah kuat tentang alvin memang benar-benar menyukai shilla. Tak hanya itu, agni melihat sorot mata yang berbeda di mata alvin saat melihat shilla tersenyum.
Agni melihat alvin tangah asik dengan bukunya, mungkin ini saat yang tepat buat gue tanya soal perasaannya ke shilla. Pikir agni.

“vin.” Sapanya lalu duduk disampingnya tanpa menunggu dipersilahkan.
“hmm.” Jawab nyaa singkat. Matanyaa masih tepaku pada deretan-deretan abjad yang tersusun dengan rapi.
“gue mau ngomong penting.” Ujar agni ragu. Tapi tetap saja alvin tidak perpaling dari bukunya.
“apa?” jawabnyaa dingin. Sepertinyaa dia terlalu tenggelam dalam  bukunyaa.
“soal shilla.” Alvin menutup bukunya dan langsung menoleh ke arah agni. Jelas agni terkejut, baru pertama kali ini dia bertatapan sedekat ini. Alvin mengenyitkan dahinya. Nampak ada tanda tanya yang ggguuuueeeeeeeddddddhheeeeeeeeeee buangggget !!
“lo suka sama shilla ?” tanya Agni bergetar. Sepertinya dia salah mengucapkannya. Alvin langsung melanjutkan mambaca bukunya yang sempat dia tutup.
“jawab. Vin !!!” desak agni. Agni memang takut. Tapi, agni benar-benar butuh jawaban pasti.
Alvin masih diam dan pandangannya tetap fokus pada buku yang sedang dia baca.
“alvin. Tolong jawab gue kalo lo bener-bener punya perasaan sama shilla.
“dari mana lo tau itu semua ?” tanya nya sedikit kikuk.
“dari mata lo, dari kelakuan lo yang tambah aneh sejak lo tau kalau shilla pacaran sama sahabat lo sendiri. Dan ....” “dan apa? Cepet !!!” “dan lo sering ikut mbuntutin mereka kemana pun mereka pergi.”
“tau dari mana lo kalo gue sering ngikutin mereka ?” tanya alvin dingin dan kembali menatap agni tajam.
“gguuu..guu....gguueee.. gak sengaja liat lo. Dan apa lo nggak inget kalo lo pernah gue samperin beberapa kali tapi lo malah kabur gitu aja.” Jelas agni yang masih trothokan.
“kalau iya kenapa?” tanya nyaa dingin. Agni mati kutu, dia tidak tau apa yang harus dia jawab tapi mendengar jawabannya, agni merasakan suatu kesenangan tersendiri dihatinya. Apapun itu !!!
“sekarang gue mau tanya..” lagi-lagi alvin menatap agni tajam. “lo cintakan sama cakka?” lanjutnya dengan tatapan penuh arti.
JEEEDDDEEERRRRRR
Pertanyaan itu bagaikan petir yang menyambar ria di hatinyaa. Dia semakin bingung dengan perasaannya. Agni terdiam sejenak dan nampak berfikir. Alvin masih saja belum melepas tatapannya, agni semakin takut dengan tatapan itu ia hanya mengangguk pasrah. Terlihat senyuman terlukis dibibir alvin yang mungil sedikit mancung itu. “bagus” gumannya pelan lalu kembali menatap buka yang sedari tadi dibacanya.
Agni menatap alvin dengan penuh arti.apa maksud alvin berkata demikian. Agni hanya bisa diam di samping alvin tidak ada pembicaraan sama sekali. Gosip ? nggak mungkin rasanya agni membahas hal itu dengan alvin, jelas alvin sudah merasa jijik dulu mendengarnyaa, apalagi sampai ngobrol.
Akhirnya, suasana dingin itu terpecahkan dengan kehadiran ify.
“cciiieeeeeeee yang berduan aja di kelas.” Ledek ify
Agni dan alvin tetap diam, tidak ada diantara mereka yang mau menjawab. Ify mendekati ke dua sahabatnya yang terlihat tak bersemangat, nampaknya ify dapat membaca perasaan kedua sahabatnya. “pergi ke taman belakang sekolah, hari ini kita mbolos pelajarannya bu Winda.” Bisik ify dengan bibir yang tersungging.
Agni dan alvin saling memandang. Sepertinya yang mereka pikirkan sama, bingung. Yahh.. mungkin itu satu-satunyaa yang ada di otak agni dan alvin. Tak seperti biasanya ify mengajak bolos. Ify selalu tidak mau jika di ajak mbolos, pernah ify di ajak membolos alhasil ify menangis saat sudah ada di luar sekolahan. Hhaha :DD itu memang sedikit memalukan apalagi mendengar alasannya tidak mau karena takut di D.O dari sekolahan.
“ayo.. cepetan !!! keburu ketahuan.” Paksanya lagi. Mau tak mau agni dan alvin mengikuti permintaan ify. Mereka berjalan dengan gontai mengikuti langkah ify yang bisa bersemangat itu.

***
“kalian duduk !!!” perintah ify ketus.
“ada apa sih fy ? nggak biasanya aja.” Kata agni yang sudah tak habis pikir.
Ify tak langsung menjawab, dia malah duduk diantara kedua sahabatnya. Dia menggenggam tangan agni dan alvin.
“kalian nggak suka kan cakka jadian sama shilla ?” tanya Ify hati-hati. Alvin langsung menepis tangannya yang di genggam ify, sedangkan agni hanya diam.
“kalau jujur ya, geue gak suka mereka jadian.” Kata ify menatap lurus kedepan. Alvin dan agni memandang ify lalu mereka saling bertatapan.
“kok gitu?” tanya agni penasaran.
“gue lebih suka lo jadian sama cakka.” Kata ify menoleh ke arah agnni. “dan gue lebih suka kalau lo berani ngungkapin perasaan lo ke shilla.” Lanjutnyaa yang kini beralih menatap alvin.
“sekarang kalian jujur. Kalian juga gak suka kan kalau mereka (cakka-shilla) jadian. Dan gue juga tau, kalau kalian lagi ngerasain broken heart.”
Agni dan alvin hanya diam, tidak menolak ataupun menerima tanggapan itu. “ayolah, kalian jujur sama gue.” Pinta Ify memelas.
“iyaa.. gue emang suka sama Shilla sejak pertama dia masuk tapi gue gak tau apa yang harus gue lakuin setelah mendengar pertanyaan Cakka waktu itu.” Terang Alvin.
“lo?” tanya Ify menghadap agni.
“gue bingung fy, gue gak tau apa yang gue rasain. Gue gak tau apa bener gue suka sama cakka. Yang gue rasain gue gak mau kehilangan perhatian yang dia kasih ke gue, gue gak mau perhatian cakka kini buat shilla.” Tangis Agni memeluk ify.
Ify membalas pelukan agni dan mengelus rambut agi pelan seolah-olah mengerti perasaan sahabatnya. Ify perlahan melepas pelukan ify, menatap agni dengan sendu. “ percaya, cinta kalian gak bertepuk sebelah tangan.” Ucap nyaa pelan.
“maksud lo fy ?” tanya Agni menghapus air matanya.
“cinta kita jelas-jelas udah bertepuk sebelah tangan, lo kan udah tau sendiri mereka sudah resmi pacaran.” Alvin ikut angkat bicara, karena mendengar presefsi ify yang menurutnya kurang tepat.
“asal lo tau ya, cakka itu sebenernyaa masih ragu sama perasaannya. Begitu pula dengan Shilla. Dan kalau shilla emang bener-bener mau jadi pacarnya cakka ya wajar lah kalau dia ga nolak _________” jelas ify menggantung.
“ga nolak apa fy ?” tanya agni penasaran.
“hhmm.... gak ada salahnya kan kalau shilla seharusnya gak nolak dapet first kiss dari cakka” ucap nyaa sedikit ragu, takut-takut agni malah menjadi sakit dengan ucapannya.
“jadi... cakka sempet ......” belum selesai alvin menjawab sudah di potong Ify “dan shilla ga mau.” Tegasnya kepada alvin.
Sejenak mereka terdiam. Agni terlihat tengah berfikir, rumit rasaanya kalau harus mendiskripsikan ekspresinya, karena kalau di lihat-lihat seperti orang yang harus mengerjakan soal ujian sebanyak 100 dalam waktu 60 menit.
“lo tau dari mana ?” tanya agni. “bukan dari siapa-siapa, gue tau sendiri.” Jawabnya santai.
“fy, lo tau dari mana kalau perasaan mereka memang masing ragu, jangan kasih gue harapan kosong.” Kata alvin dingin.
“gue liat dari mata mereka. Dan gue gak pernah ngasih harapan kosong kesiapa pun. Gue mau balik, ini udah jam pulang.” Ify lagi-lagi tenang saat menjawab, kini ia beranjak pergi dari taman belakang sekolah.

***
“heeiii, ag ?” sapa seseorang dibalik helm fullface nya. Agni nampak tergejolak dengan panggilan itu, di tengoknya 90° dan dia adalah ........
“cakka? Lo ngapain disini? Kok gak bareng shilla ?” tanya Agni bertubi-tubi guna menutupi gejolak hatinya yang begitu kencang berdenyut.
“dia lagi nyalin soal, terus nanti masih ada urusan. Jadi gue disuruh pulang duluan.” Jelasnyaa panjang lebar.
“owh.” Jawab agni datar. ‘ngikk—tega juga, dulu pas gue ada apa gitu rela di tungguin, tapi kenapa ini yang pacarnya di tinggalin. A N E H’ batinnya dalam hati.
“lo mau pulang kan?” tanya nyaa mengejutkan lamuan Agni.
“hah? Iya gue mau pulang, nunggu taksi.” Jawab agni cepat.
“taksi kalau jam segini jarang lewat. Mening nebeng gue aja.” Ajaknya sambil menaikkan alisnya.
Mau tak mau, karena memang taksi jarang lewat dan cuaca yang udah mendung ini. Agni menerima tawaran Cakka dengan senang hati.

***
“loh? Shill. Lo masih di kelas?” tanya Ify saat mau mengambil tas nya.
“iyaa.. ada urusan bentar.” Jawab nya singkat.
“owh.. cakka mana? Kok sendirian.” Ify celingak-celinguk mencari batang hidung Cakka.
“cakka udah gue suruh pulang.” Jawabnya singkat. Tangannya masih sibuk mencoret-coret apa entah lah itu di selembar kertas.
“cakka terus beneran pulang ?” tanya ify tak percaya. Shilla hanya mengangguk mengiyakan. ‘aneh... pas agni aja kemana-mana di tungguin, dianterin, diteminin. Nah ini ?? yang pacarnyaa malah di tinggalin. Berarti penilaian gue bener. Dan gak salah lagi kalau sebenernyaa mereka kebalik, shilla sama alvin dan cakka sama agni !!! gue mau jadi makcomblang aja ah...” tekatnyaa dalam hati.
“lo kenapa fy? Ngelamun kok sambil senyam-senyum sendirian, ngelamuni siapa hayoo ??? jangan-jangan lo punya gebetan ya fy?” tanya Shilla genit.
“apaan sih lo !!! geue pulang dulu yaa..” pamit ify sambil melambaikan tangan.

***
“buset... ni hasrat kagak bisa di tahan napa?” gerutu seseorang lalu melarikan diri ke sebuah bilik kamar mandi pria.
***
“ag, turun gih udah sampai.”
“iyee... gue juga ngerti, ini juga mau turun.” Agni turun dari motor cakka. “mampir dulu gih.” Tawar agni.
“gak ahh... lain kali aja, udah gerimis nih.” Tolak cakka halus.
“ya udah hati-hati yaa..” kata agni sambil berlari masuk kerumahnya.
Saat agni masuk kedalam rumahnyaa dan cakka sudan menyalakan motornyaa tiba-tiba terdengar teriakan dari dalam rumah Agni dan seketika terjadi teriakan itu terdengar suara petir yang menyambar-nyambar.
AAAAAAAARRRRRGGGGHHHHHHHH !!!!
Cakka langsung berlari masuk ke dalam rumah tak peduli motor kesayangannya kehujanan yang ada dipikirannya hanya agni, cakka terlalu takut agni terjadi apa-apa sampai masuk rumah agni dengan mendobrak pintu.
Ternyata yang terjadi adalah _________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________


Agni tergeletak tak berdaya di tangga rumahnya, agni menggelinding dari tangga bagian atas sampai bawah dan kini tubuhnyaa bercucuran darah karena terbentur lantai.
Cakka menjatuhkan dirinyaa dan menompang tubuh agni dikakinyaa. Tiba-tiba, ponsel cakka berdering nyaring beradu dengan petir yang menyambar-nyambar. Di rogohnyaa ponselnyaa yang ada di kantong dan ternyata SHILLA.
“halo? Ada apa shill?” sapa cakka dingin menyembunyikan ke gelisahannya.
“bisa jemput gue gak kka? Hujannya deres banget, supir gue lagi gak bisa jemput nihh..” rengek shilla di seberang sana. “sorry, gue nggak bisa, gue ada urusan penting sama agni.” Jawab cakka lalu mematikan ponselnya.
‘what ??? cakka lebih mentingin agni daripada gue? Apaaa..... cakka itu gak beneran sayang sama gue?’ batin shilla sedikit terkejut saat mendengar penolakan cakka itu.
Cakka membopong agni yang masih bercucuran darah di sekujur tubuhnya ke sofa di ruang tamu. Setelah digeletakkan agni di sofa, dia mencari-cari kunci mobil agni yang biasanyaa di simpan dilaci meja belajarnya.
Tanpa babibubebo, cakka nyelonong masuk ke kamar agni dan mencari-cari kunci mobil. Akhirnyaa kunci mobilnyaa di temukan, nggak hanya kunci mobil tapi diary agni yang masih terbuka di atas mejanya, sekilas ada nama cakka di dalam diary itu dan tanpa berfikir panjang cakka juga mengambil diary itu dan langsung memasukkannya ke dalam tas yang bertengger dipundaknya.
Dengan secepat kilat cakka menuruni tangga yang masih kotor dengan darah agni. Di bopongnya lagi agni ke mobilnyaa.

***
‘cakka kenapa lebih milih agni di banding gue? Mungkin cakka emang beneran gak sayang sama gue.’ Lamun seorang gadis berambut panjung di dekat pintu gerbang sambil menatap lurus tetesan air yang jatuh dan menghiraukan kerasnya petir yang menymbar-nyambar ria.
Sekarang bulu kuduknya berdiri, entah apa yang di rasakan gadis itu jantungnya berdetak lebih kencang dan terdengr samar-samar bunyi tapakan <?> Suara itu semakin terdengar keras, keras dan semakin keras. Dia tak tau apa yang harus dilakukannya ‘kalau itu adalah kuntilanak? Pocong? Gendruo? Suster ngesot? Atauuu??? Aaaaaaa gue masih pengen hidup’ jeritnya dalam hati.
“shilla?” sapanyaa sambil menpuk pundak gadis itu. Gadis itu telihat lebih gugup dari yang tadi tapi dia memberanikan diri untuk menoleh dan ternyata ____________________________________________________________________________________________________________________________________________
“alvin?” gumannya sedikit terkejut ternyata orang yang di dapat adalah alvin.
“hhehe. Lo kok belum pulang shill?” tanya nya sambil menggaruk-garuk kepalanya.
“seharusnya gue yang nanya, kok lo belum pulang?” shilla bertanya balik. “jawab pertanyaan gue dulu !!!” tegar alvin sambil sedikit terlihat melotot tapi tetep aja kayak orang merem. __V
“cakka udah pulang.” Raut muka shilla mendadak berubah, sepertinyaa ada sesuatu yang terjadi diantara mereka.
“kenapa nggak nyuruh njemput? Biasanyaa cakka kan selalu on time apalagi sama cewek.” Tutur alvin tapi malah semakin membuat mood shilla turun dan semakin lesu.
“udah gue suruh njemput, tapi dia milih pergi sama agni.” Shilla menjawab dingin dan sekilas menoleh alvin yang ada disampingnya. ‘mungkin yang di bilang ify ada benernyaa juga’ batin alvin. “lo sendiri kenapa belum pulang?” tanyaa shilla yang lagi-lagi dingin.
“muasin hasrat.” Jawabnyaa singkat. “maksud lo?” shilla menoleh menghadap alvin dan mempelototi.
“matanyaa bisa di meremin dikit nggak buk? Santai aja dong bukk.” Alvin hanya menanggapi santai. “jelasin!!! Apa maksud lo muasin hasrat??” tanyaa shilla semakin melotot.
“jadi gini.....” “kalo cerita cepetan nggak usah pake ada acara nggantung-ngantungin segala.” Potong shilla yang terlihat sedikit emosi.
“iyee-iyee, jadi gini tadi pas mau pulang udah nyampek garasi tuh, eh gue ngerasain hasrat terpendam, ya udah gue puasin dah tu hasrat.” Cerita alvin panjang lebar.
“maksud lo muasin hasrat terpendam itu apa hah? Mesum amat sii lo !!!” kini emosi shilla hampir meledak mendengar cerita alvin yang ___ aarrgghhh gitu lah <?>
“lo tuh yang mesum !!! hasrat terpendam itu kebelet vivis. Shilla cantik.” Jelas alvin sambil mencubit pipi shilla. Shilla melengos, dia menjadi malu mendengar penjelasan alvin kalau HASRAT TERPENDAM = KEBELET VIVIS <?>
Suasana sontak menjadi hening, mereka berdua mesih setia berdiri di dekat gerbang menunggu hujan selesai. Nampaknya hujan sudah sedikit reda tapi mereka masi setia berdiri disana. “shill, pulang bareng gue yuk. Udah jam 5 sore.” Tawar alvin disertai dengan tulus.
Shilla nampak menimbang-nimbang tawaran itu. Shilla mengangguk pelan. Kini tangannya tertarik oleh hangatnya tangan alvin.
“naik gih.” Alvin menyuruh shilla saat dia sudah siap dengan motornya. Shilla menggangguk pelan. ‘kenapa disaat kaya gini bukan lo yang jadi super hero, dan kenapa alvin?’ pikirnyaa dalam hati.
***

Keesokan harinya
Shilla yang sudah bersiap ke sekolah dan menunggu jemputan dari cakka, tiba-tiba di pikirannya  terlintas buku diary itu, shilla kembali berlari ke kamar nyaa dan membaca buku diary itu dan amazing !!! darah itu semakin banyak dan sebagian meja belajar shilla terkotori darah itu dan anehnyaa hanya dia yang bisa melihat cucuran darah segar yang berceceran dikamarnya, padahal setiap hari kama shilla selalu si bersihkan pembantunya.
GOOD LUCK YA !!! KAYAKNYAA HARI INI BAKALAN JADI HARI PERTAMA KESIALAN MU !!!
DAN ASAL LO TAU YA BEIBH :p
HARI INI LOE BAKALAN HAMPIR KEHILANGAN ORANG TERDEKAT LOE !!! DAN ... LOE BAKALAN KEHILANGAN ORANG YANG LOE SAYANG UNTUK SELAMANYA !!!
SABAR YAA BUUKK... INI KAN LOE SENDIRI YANG MULAI.
Hhahaha :DDD

shilla menutup diary itu dengan kasar dan membanting nya ke atas meja, tak pedulu apa jadinyaa nanti itu buku kalau sampai rusak. Perasaannya cemas tak karu-karuan apalagi jam segini cakka juga belum ke menjemputnya. Ia memutuskan untuk menelfonnya dan apa yang terjadi panggilan selalu dialihkan. ‘cakka lo kenapa? Kenapa lo nggak bisa dihubungi kaya gini?’ shilla semakin cemas, dan dia memutuskan untuk berangkat sekolah sendirian dan mencari tau cakka kemana itu kemana. zzZZZ
***
“tumben lo shill, nggak bareng cakka?” tanya alvin sambil membaca buku nyaa.
“cakka, nggak bisa dihubungi. Emang lo pada nggak tau juga yaa?” tanya shilla was-was.
“gue tau !!!” samber ify yang baru saja datang. “tumben lo telat.” Ceplos alvin yang sedari tadi membaca buku.
“gue telat soalnyaa tadi mamanya agni dateng.” “bukannya mamanya di korea yaa?” samber alvin yang kini sudah berubah posisi yang lebih mengenakkan untuk mendengar penjelasan ify.
“maen samber aja lo !!! jadi mama nyaa ke sini itu karena agni jatuh dari tangga rumahnyaa dan sekarang lagi kritis di rumah sakit dan katanya sih yaa cakka dari kemarin cakka nungguin agni terus sekarang aja dia belum pulang, makanya mamanya agni ke rumah gue mau ngasih ini.” Jelas ify sambil mengulurkan dua amplop surat izin cakka dan agni.
‘berarti kemarin gue salah dong, bodohnyaa gue !!! kenapa gue bisa berfikiran buruk sangka sama cakka.’ Runtuk shilla dalam hati.
“woii !!! malah ngelamun aja lo.” Shilla nampak tersontak dengan ucapan alvin mungkin karena terlalu menghayati lamunannya atau...
Entahlah :DDD
“gimana kalau sepulang sekolah langsung ke rumah sakit?” ajak Ify sambil memainkan alisnya.
“setuju, mumpung sekarang gue lagi bawa mobil.” Ujar alvin kembali ke posisinyaa membaca buku.
“kerumah gue dulu yahh... kalau langsung gue nggak bisa.” Rengek shilla sambil memohon-mohon. Ify melengos “iya-iya”

***

“ayo, ke kamar gue dulu !!!” ajak shilla sesampainya diruang tamu.
“kagak salah denger nih? Gue juga ikut masuk kan?” tanya alvin senyum-senyum gaje dan alisnya naik turun.
“iyaaaaa... ayooo cepetan.” Jawab shilla menarik tangan alvin.
“ekkhheeemmmm.... napsu amat bukk ?” sindir Ify yang tertinggal dibelakang. “nggak usah papke ngambek-ngambekan segala !!! ayooo cepet.” Shilla menarik tangan Ify.

***

“fy, vin. Gue ganti baju dulu di kamar mandi jangan pada ngintip !!!” shilla berlari masuk ke kamar mandi.
AARGGGHHH !!!!    AAAA   !!!!     AAUUUUUUU!!!!      AAA AAAARGGGHH!!!!
Ify berteriak sekuat tenaga, mengejutkan alviin yang tengah duduk mengamati seluruh ruangan dan shilla yang tengah ganti terkejut dengan teriakan Ify.
“AAAARRRGGGHHHHHHHH” teriak Ify lebih histeris tangan kirinya memegangi kepalanya dan tangan kanannya menunjuk diary putih berdarah milik Shilla yang di atas meja belajarnya.
Alvin mendekati buku itu dan menganggkatnya sepertinya Alvin menunjukan buku itu ke shilla kenapa Ify berteriak. Shilla menatap alvin ragu, alvin tidak merasakan jijik memegang diary itu. Atau alvin tidak melihat darah itu. ‘aarrrrggghhhh anneeeeehhhhhh !!!!!’ teriak shilla dalam hati.

“AAAGGGHHHHHHHHH !!!!!!!!” kini teriakan Ify menandakan kesakitan, tangannya beralih memegangi dadanya.
“aaaaaaa” terdengar lagi teriakan Ify melemah dan Ify terjatuh ke lantai, hidungnya keluar darah.
“alvin, ini gimana?” “alvin !!! jangan diem aja !!!” ayo, angkat.. bawa ke rumah sakit di tempat agni  di rawat aja.” Shilla terus menyanyi-nyari ria melihat sahabatnya alvin yang hanya berdiri tanpa reaksi sedikit pun.
“AAAALLLLLLVVVVVIIIIIIIIINNNNNN !!!!!!!!! BURUAN ANGKAT IFY !!!” teriak Shilla yang kesabarannya sudah habis.
“iya !!! bawel banget lo !!!” alvin menjawab dengan ketus dan segera mengangkat Ify.
‘aneh’ gumannya pelan. Alvin hanya tersenyum mendengarnya.

***
“Alvin.” Sapa perempuan separuh baya.
“eh, tante. Gimana tan, agni sudah baikan ?” tanya alvin ramah. Ternyata perempuan itu ibu agni.
“siang tante.” Sapa Shilla. “pasti shilla kan?” tanyanyaa ramah.
“owh, iya tan, agni gimana ?” tanyaa shilla. “yah, gitu kalian lihat sendiri aja.” Raut muka ibu agni mendadak berubah, muka nyaa sekarang terlihat memucat tak seperti tadi, sepertinya shilla salah bertanya.
“hmm.... maaf tante, tapi kita mau ke kamar Ify dulu. Tadi penyakitnya kumat lagi.” Jelas alvin gugup.
“loh? Emang Ify liat apa sampai amnesiannya kumat lagi.” Tanya ibu agni penasaran. “ nggak tau juga tan, ya udah kita ke ruangan Ify dulu baru ke ruangan agni. Maaf ya tante.”
“iyaa nggak papa.”
‘Ify punya amnesia, loh? Kok bisa gitu. Emang dulu kenapa? Berarti ingatannya belum pulih semuanya tapi Ify tadi liat apa? Sampai mengenang yang dulu-dulu. Ahh... masak sii gara-gara liat diary itu? Apaaaa jangan-jangan Ify yang punya diary itu? Ihh,. Kayaknyaa nggak mungkin deh, di pikir pake logika juga nggak bakalan nyambung. Aarrggghhh !!! terus dulu Ify kenapa sampai amnesia, terussss ...... aaarrrgghhh !!1 sumpah bingung gue’ shilla berfikir dalam hati di sepanjang perjalanan menuju ruangan Ify
***
Cakka terduduk lesu di samping ranjang Agni yang masih terbaring di tempat tidur, dari kemarin agnni belum sadar juga padahal darahnya sudah di tambah, yap gara-gara kejadian kemarin Agni kehabisan banyak darah dan cakka lah yang rela mendonorkan darahnya, golongan darah agni hanya sama dengan ayah nyaa tapi ayahnya telah meninggal 5 tahun yang lalu.
Cakka teringat, kemarin dia mengambil buku diary agni. Diambilnya diary itu yang berada di dalam tas nyaa.
Dibukanyaa asal buku itu dan _______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Dear Diary

Gue nggak tau, gue ngerasa perhatian cakka sama gue berkurang.
Dan semuannya sekarang buat anak baru itu --à ASHILLA ZAHRANTIARA
Tapi gue juga nggak bisa benci sama dia !!! dia sahabat gue, yahh... walaupun baru lusa kemarin.
Eits.. kenapa gue mikir kayak gini. Jangan-jangan gue suka sama cakka ? ohhh noooo !!!
Nggak mungkin lah, dia kan sahabat kuu.
Udah ahh.. bingung gue !!!
zzZZZ ngantuk, bobok dulu yang dear :***

cakka hanya cengar-cengir membaca-bacanyaa. Dan sampai akhirnya dia menemukan sesuatu hal yang begitu penting baginyaa.

Dear Diary

OMIGAT !!! cakka nanya ke gue dia bakalan terima nggak kalo nembak shilla –“
Oohhhh nnoooo !!!! guee nggakk terimaa...
Yahhh.. emang siii gue bukan siapa-siapanyaa, tapi gue nggak tau kenapa gguueee nggak iklass !!!
Masa ssii gue suka sama cakka? Ihh... nggak mungkin banget, gue Cuma ngak mau kehilangan perhatian cakka !!!
Pokoknyaa cakka nggak boleh jadian. TITIK !!!




Dear diary

Hhhuuuuuuaaaaaaa !!! cakka jadian samaa shilla!!!
Sumpah, gue beneran nggak rela kalo itu beneran kejadian !!!
Sekarang gue tau kalo gue ituuu suka sama cakka. Salah nggak sii? Apalagi dia sekarang udah punya temen gue sendiri L
Gue pasti bisa lupain cakka !!! yaa.. gue pasti bisa, kan cowok nggak Cuma dia aja.
Tapi bisa nggak yaa gue –“ tauu ahhh :ppp

“ag, kenapa lo nggak bilang kalo lo suka sama gue, gue bodoh ag. Gue bodoh seharusnyaa gue tau dari dulu kalo lo yang bener-bener gue sayang !!!” miris cakka sambil menggenggam tangn agni.
Ternyata, shilla sudah berada di belakang cakka dan cukup mendengar semua yang dikatakan cakka.
“ekhemm..” alvin berdehem merdu, entah apa niat anak ini mungkin menghancurkan suasana atau ada maksud tertentu lainnya. Cakka menengok, dia begitu terkejut setelah di temukannya shilla berada di tepat dibelakang cakka dan sedang menyeka air matanya.
“shilla –‘” guman cakka pelan, tapi shilla sudah berlari keluar ruangan. Cakka bangkit dari kursinya sepertinya cakka hendak mengejar namun apa disangka-sangka alvin mencegahnya. “gue bakalan urus ini semua.” Katanyaa.
“maaf, ini urusan kita berdua.” Cakka menepis tangan alvin yang mencegahnya dan berlari mencari shilla.
***
“Shill.” Panggil cakka melihat punggung shilla yang sedang duduk ditaman belakang rumah sakit.
“kenapa lo nggak bilang sama gue, kalo lo ragu sama perasaan lo !!! lo egois kka, lo nggak mikirin perasaan gue !!! lo tega bohongin perasaan lo sendiri !!!” tangis shilla meledak saat cakka berada disampingnya.
“maaf” yaapp !! hanya itu lah yang keluar dari mulut cakka.
PLAAKKK !!!
Shilla menampar pipi cakka keras. “LO UDAH NGELAKUIN ITU CUMA BILANG MAAF ?”
“maaf shill.” Ucap cakka –lagi- langsung menarik shilla dan membiarkan shilla berada dipelukannya.
“jujur kka, dari awal gue emang ragu sama perasaan gue ke elo dan perasaan lo ke gue, tapi gue mau buang itu semua kka !!! tapi apa? Prasangka gue bener dan itu terjadi setelah gue mulai sayang sama lo !!! LO JAHAT KKA !!!” teriak shilla didekapan cakka.
Shilla melepas pelukan cakka menatapnya miris, “mending kita putus aja, gue tau lo ga sepenuhnya sayang sama gue dann... agni lebih butuh lo. Dan gue ? tenang aja gue pasti udah ada jodoh.” Katanya sambil menepuk bahu cakka berusa tetap tegar menghadapi keputusannya yahh.. sepertinya  shilla belum benar-benar mengikhlaskan cakka tapi itu semua demi sahabatnya –agni-
“thanks. Ijinin gue buat nyium lo untuk pertama dan terakhir kalinya.” Pinta cakka menatap shilla sendu. Shilla mengangguk pelan, cakka mencium kening shilla tak terlalu lama tapi kecupannya bagaikan kegelapan yang mendapatkan sinar benerang.
***
Cakka kembali ke ruangan Agni, ternyata alvin masih berada di dalam dia tertidur dikursi tunggu. ‘sekarang gue tau, siapa yang pantes buat lo shill.’ Pikirnya dalam hati melihat alvin yang sedang terlelap.
Cakka menghampiri ranjang agni. Agni masih belum sadarkan diri cakka mengecup dalam kening agni begitu dalamkah sampai cakka meneteskan air matanyaa dan jatuh tepat di atas kelopak mata agni yang begitu rapat tertutup.
***
Kini ada alvin, shilla, mama Ify dan juga cakka –cakka sengaja meninggalkan agni dikamarnya karena yaa... disana udah ada ibunya lagipula cakka tak enak dengan keadaan ify sekarang-
“tante, kata dokter ify kenapa?” tanya alvin memulai pembicaraan, sebelumnya tidak ada yang berpatah dua patah.
“kata dokter, ify di duga melihat sesuatu yang pernah terjadi dimasa lalunya.” Jawab mama ify miris.
“maksud tante ?” tanya Shilla tak mengerti arah tujuan yang mereka bicarakan.
“dulu ify pernah mengalami sedikit gangguan jiwa. Dia punya pacar namanya Rio tapi Rio meninggal karena kecelakaan padahal sebelum itu mereka sempat beradu mulut, katanya ify memergoki rio selingkuh tapi sebenarnya dia saudara tirinyaa. Rio bermaksud mengejar Ify untuk minta maaf tapi yang terjadi malah rio kecelakaan.” Mama ify berhenti menghela nafas panjang. “dan semenjak itu Ifyy depresi, dia punya satu diary putih dan tiap hari kerjaannya menyilati tubuhnya dengan silat, atau pun pisau dan meneteskan darahnya ke diary itu. Tante juga nggak tau untuk apa Ify melakukan itu dan sampai suatu hari dia kehabisan darah dia meninggal dan setelah lima jam Ify hidup lagi, dan dulu saat ify dirawat dirumah sakit gara-gara Ify ke celakaan hampir tiap malam alat pedeteksi jantung ini mati garisnya datar, menurut kedokteran Ify meninggal dan memang begitu Ify tidak keluar nafas, tapi tante tetap bersikeras untuk jangan melepas alat-alat itu takut kejadian itu terulang kembali dan benar saat pagi harinya Ify masih benafas. Tante nggak ngerti kenapa ini bisa terjadi.” Lanjut mama Ify menceritakan semua kejadian yang menimpa anaknya.
“maksud tante mati suri?” tanya Shilla yang masih tidak mengerti dengan alur pembicaraan mama Ify.
“mungkin, tapi tante nggak tau. Ify sering mengalami itu setiap malam waktu masih dirawat.” Penjelasan terakhir mama Ify menceptakan kembali hening suasana.
‘diary putih? Apaa itu milik Ify. Tapi hmm hmm itu tidak mungkin apa iya itu memang mungkin?’ pikir shilla.
***
Keesokan harinya seperti kebiasaan rutin biasanya Shilla membuka diary itu, anehnya biasanya diary itu selalu ada darah yang bertambah tapi ini tidak sama sekali malah semuanya sudah kering.

GAK SELAMANYA HIDUP LO SEPERTI INI. PERCAYA HARI INI SESUATU HAL YANG MEMBUAT LO BAHAGIA !!!

YEAY !!! TINGGAL SATU HALAMAN LAGI LO BAKAL TAU SIAPA GUE...
HHAHAHA :D

“amin. Ehh... penulisnyaa juga nyantumin diri toh? Oalah... yayaya” Guman Shilla pelan.
Shilla segera menuruni tangga karena dia harus buru-buru berangkat sekolah dan ternyata ada seorang ALVIN JONATAN yang sudah duduk manis di ruang tamunya.

***
Cakka hari ini belum masuk sekolah, sepertinya dia masih setia menunggui Agni dan ketanya lagi tepat pada pukul 00.00 agni tersadar dengan tangannya digenggam erat oleh cakka, begitu cerita dari mamanya tapi entah mengapa di hatinya sudah tidak ada perasaan cemburu dan sebenarnya dari awal dia tidak pernah merasa cemburu adanya kedekatan antara cakka dan agni. Apa .. shilla benar-benar lupa dangn cakka dan sudah melupakan perasaannya atau perasaan sayang itu memang tidak pernah ada dan kejadian kemarin hanya suatu bentuk kekagetannya? Mungkin. Tapi memang begitulah yang memang terjadi.
Hari ini alvin mengajakku pulang lebih awal, bolos? Shilla rasa bukan buktinya alvin membawa dua lembar kertas kecil yang intinya tertulis shilla dan alvin ijin meninggalkan kelas karena ada urusan keluarga.
‘bodoh, alasan klasik. Ngapain juga ni anak ngajakin keluar bilang mau besuk Agni sama Ify tapi kan sekarang belum jam besuk.’ Batin Shilla dalam hati.
“ayo naik.” Kata Alvin dingin. Dia sudah berada di depan shilla yang sudah siap membawa shilla entah kemana. Shilla hanya nurut dan memeluk perut alvin. Pelukannya semakin erat saat alvin mempercepat motor. Jelas tercium jelas roma parfum yang dipakai alvin, shilla serasa melayang saat itu juga.

***
“turun !!!” kata alvin dingin sedikit ketus.
Shilla turun dan mengusap bibirnya takut ada suatu hal yang terjadi (*maksudloh?)
“ini dimana vin?” tanya shilla polos sambil melihat sekelilingnya. ‘indah’ batinnya dalam hati.
“kita kesana yuk.” Alvin menarik lenganku. ‘hangat’ pikir shilla merasakan jemari alvin yang menggenggam rapi  tangan shilla.
Alvin berdiri tegak di atas sebuah batu besar kedua bola matanya terfokuskan menatap shilla dan kedua tangannya menggenggam Shilla erat.
“shill, mungkin ini terlalu konyol buat lo. Tapi gue udah ga bisa mendem perasaan gue. Gue sayang ma lo, gue cinta ma lo gue mau lo jadi pacar gue, untuk pertama dan terakhir kalinya.” Alvin tak melepaskan pandangan.
Shilla mengangguk mantap. “gue mau tapi lo jangan pernah gue ngira lo Cuma jadi pelarian gue. Gue emang sudah sedikit punya rasa ke lo sejak pertama gue liat lo.”
“gue tau itu shil. Thanks.” Alvin menarik shilla dalam peluknya merasakan detuk bunyi kencang jantung alvin yang membahana dan merasakan hangatnya darah yang mengalir deras.
Alvin perlahan melepas pelukannya, jarak mereka terlalu dekat alvin semakin mendekatkan wajahnya kini mereka bisa saling merasakan nafas mereka. Bibir alvin menempel di bibir shilla, perlahan mereka merasakan desah-desuh sensasi itu hanyut dalam perasaan masing-masing. Kiranyaa beberapa menit shilla melepaskannyaa perlahan.
“maaf.” Alvin menunduk malu atas perpuatannya tadi.
“nggak papa. Udah yuk, kita ke rumah sakit aja.” Alvin melihat bibir shilla melengkung manis. Ahh... untung shilla nggak marah pikir alvin mengikuti shilla yang sudah bertengger dimotor alvin.
***
“ lo berdua ?” tanya agni terkejut melihat kedatangan alvin dan shilla yang bergandengan tangan bermesraan.
“gue sama cakka udah putus, dan cakka lebih sayang sama lo.” Ujar shilla menepuk bahu cakka. “iya kan kka?” tanyanya sambil tersenyum.
Agni menatap cakka dalam-dalam. Seakan-akan dia tak percaya tentang apa yang dikatakan shilla namun kini dia percaya setelah mendapat anggukan dari cakka dan isyarat yang ditunjukan walaupun tak dengan kata-kata agni cukup mengerti apalagi dengan genggaman cakka yang begitu kuatnya.
“ify gimana? Tadi malem gue ketemu dia.” Agni sengaja mengalihkan perhatian dan tak ingin membahasnyaa lagi.
“dia belum sadar.” Jawab shilla parau. “lo tadi bilang ketemu? Dimana ag?” tanya alvin .
“sebelum gue sadar, geu sempet mimpi ketemu Ify sama cakka pake baju serba putih termasuk gue. Waktu itu gue jalan dan ___” agni menggantungkan ceritanya, dia nampak sedang mengingat kejadian itu. Semuanya tidak ada yang berani komentar melihat agni yang sedang berusaha keras mengingat mimpinya bahwasanya mimpi itu memang benar-benar susah diingat malah hampir 90% mimpi itu aku hilang.
“gue.... gue... jalan... terus ada dua tangan megang tangan gue, gue tengok mereka cakka sama ify, terus ify mmm....” agni kembali mengingat mimpinya. “ify ... ify ngelepas tangn gue terus berjalan lurus sampai dia nggak terlihat dan sampai akhirnya nggak terlihat, gue mau ngejar taapi cakka nahan gue,dan gue nggak bisa lepas. Gue takut ify bakalan ninggalin gue !!!” agni terisak dalam tangisnya memeluk cakka erat-erar sesekali memukili badan cakka yang kekaar. Dia benar-benar takut kehilangan sahabatnya.
“ruangan ify !!!” celetuk shilla lalu meninggalkan ruangan agni. Cakka bangkit namun ditahn oleh alvin. “lo disini aja, jagain agni.” Ucapnya lalu mengejar Shilla.

***
“haii? Loh kok lo berdua ?” tanya ify kebingungan melihat shilla bergandengan mesra dengan alvin yang notabane nyaa adalah pacar cakka.
“makanyaa cepetan sembuh dong fy, biar gak ketinggalan, gue sama shilla kan .....” alvin menggantungkan kalimatnya dan asik memainkan alisnya.
“lo berdua” ify terlihat menerawang sesuatu di atas kepalang.
“haelah fy, gue sama alvin jadian.” Shilla memecahkan terawangan ify yang terlalu berfikir keras untuk menyimpulkan hal yang sekecil itu.
“ohhh...” ify memanggut-manggut ria dan mendadak dia berhenti dan kembali berfikir. “terus cakka?” tanya nyaa sentak membuat hati alvin merasa gimana gitu #plak
“dia lebih sayang agni.” Jawab shilla miris, tapi semua itu sirna saat alvin memegang erat pundaknyaa sepertinya dia ingin shilla melupakan hal itu dan membuangnya jauh-jauh.
Bukan kata-kata yang keluar dari ify namun senyum nyaa merekah dan sepertinya memberikan suatu kode kepada alvin menyatakan apa yang pernah dia katakan itu benar –saat bolos- dan alvin pun menerima kode itu dengan baik dan benar hingga mereka tertawa meledak mengingat betapa konyolnya kejadian itu, shilla hanya mengedik iri dan bingung karena dia tidak tau apa pun yang sedang mereka tertawakan.
***

“ini yang terakhir, dan besok gue bisa tau siapa yang iseng buat diary beginian.” Katanya sambil memandang diary itu.

HANYA SATU YANG AKAN HILANG !!! BUKAN SEMUANYA !!!

“maksudnyaaaaaa?” shilla tak mengerti dengan kata-kata ini. “hanya-satu-yang-hilang-bukan-semuanya.” Shilla  mencerna kalimat itu, namun sepertinya dia begitu bodoh. Sudah lama shilla mencerna tetap saja tidak mengerti juga dan akhirnya putus asa dan bergeraklah niatnya mandi, hari ini hari minggu dia akan menghabiskan waktunya di rumah sakit.
“LOH ? ALVIN-CAKKA-AGNI?” shilla terkejut bukan main, alvin yang janji menjemput jam 12 kini jam 9 sudah ada dirumahnya. Agni yang harus nyaa masih terbaring dirumah sakit karena kondisinya yang belum cukup stabil juga sudah ada disini. Cakka ? pasti dia menemani agni kemana pun dia pergi, cakka mana rela kehilangan agni. Tapi-tapi kenapa mata mereka sendu.. merah, sepertinya habis menangis tapi_______ kenapa mereka menangis dan apa yang mereka tangisi. Pikir shilla saat melihat para sahabatnya –aneh-
Shilla mendekati mereka perlahan, tapi agni lebih cepat mendapat tubuh shilla dan memeluknya erat-erat. Shilla merasakan tangis agni yang semakin menjadi-jadi. Shilla menatap alvin dan cakka bergantian tapi mereka sama sekali tidak memberi jawaban dan mereka hanyaa-hanya tertunduk lesu tanpa semangat sepersen pun.
“ag, lo kenapa?” shilla perlahan melepaskan pelukan lalu menatap agni sendu.
“ify, shill...... ify” agni kembali terisak dan kembali memeluk shilla dengan erat.
“iya,.. ify kenapa ag?” bisik shilla pelan. Agni melepas pelukannya dan kembali menatap shilla. “ ify... ify... ify meninggal shillllllaaaaaaaaaaaaaa !!!!” agni menjeritdan kemali memeluk shilla.
Shilla hanya dia, dia tak merespon pelukan agni seperti sebelumnya kini pandangannya lurus kedepan dan menatap kosong. Jadi.. maksud hanya satu yang hilang itu ify ? perlahan air matanya berjatuhan dengan derasnya.
Cakka dan alvin menghampiri kedua gadis yang sedang begitu terpukul tentang kematian ify.

***
Shilla, agni, cakka, dan alvin berdiri dengan sejuta air mata yang membasahi pemakaman ify, mereka benar-benar tidak menyangka ify akan pergi secepat itu. Ify yang selalu dikenal dengan kedewasaannya dan cara berfikir yang logis, ga hanya itu ify adalah sesosok sahabat yang selalu menasehati segala perbuatan mereka, dia pintar, baik, cantik hanya dia tidak mau terbuka dengan lelaki kata bundan nyaa dia masih mencintai kekasihnya walau sudah tiada dan kini, mungkin mereka tengah berjupa di suatu tempat dimana tempat itu begitu indah dan damai dimana sahabatnya tidak bisa melihatnya. Surga. Yaa.. sekarang ify sudah tenang, dia tidak [erlu merasakan sakit nyaa.
***
Hari ini hari senin yang cerah, tapi tak secerah hati shilla, matanya masih bengak dan merah semalaman ia menangisi kepergian ify. Memang shilla belum lama mengenal ify tapi entah mengapa shilla merasakan kasih sayang dari seorang sahabat yang tulus dan ikhlas dan kini dia harus kehilangan begitu cepat ? OMG.
Perasaan penasaran shilla tentang pemulik pemilik diary itu mulai pupis, tidak ada semangat baginya hari ini. Tapi mau gimana lagi, shilla harus tetep mengetahui siapa pemilik diary itu yang sudah beberapa minggu ini membuat hati shilla jedar-jedur duer gara-gara baca itu !!!

HAY, LOE SEBENERNYA TAU KALI SIAPA GUE, OKE.. MUNGKIN LO BINGUNG. GUE INI ALYSSA SAUFIKA UMARI.
SAHABAT LO, MUNGKIN SAAT LO TAU INI GUE UDAH TENANG DISANA. GUE KETEMU DIA LAGI SHILLA,,, KEKASIH GUE YANG NINGGALIN GUE UDAH CUKUP LAMA DAN BIKIN GUE JADI NGEBIKIN DIARY YANG NGGAK PENTING DAN RELA MENCACAT KULIT GUE SENDIRI.
LO JANGAN NANGIS YA SHILL, INGIN LEMBAR SEBELUMNYA.. ‘YANG HILANG CUMA SATU, BUKAN SEMUANYA’
BUBAY SHILLA CUYUNG..
MUAAAACCCHHH :****
:PPP

-IPY-


Shilla tersentak, jadi selama ini yang membuat itu semua adalah ify. Sahabatnya sendiri. Shilla mencari-cari ponselnya dan menekan tombol dial spesial untuk alvin.
vin.. hari ini bolos yuk ada sesuatu penting.. please.. sekali ini aja, ini menyangkut ify.. bener yaa?.. gue tunggu. Kurang lebih begitulah percakapan mereka. Dan 20 menit kemudia alvin datang dengan seragam yang lengkap, begitu pula denga shilla, yahh namanya juga bolos. #plak

***
Shilla berlutut disamping batu nisan yang terukir indah nama ify, shilla menangis sejadi-jadinya. Shilla bingung apa yang harus dikatakannya yang pasti shilla berterima kasih karena diary itu, shilla mendapatkan yang terbaik. ALVIN. Mungkin tanpa tulisan-tulisan itu shilla tak pernah sadar siapa yang lebih menyayanginya dan siapa yang sebenarnya dia sayangi tapi mengapa harus seperti ini caranya. Kenapa harus ify yang pergi !!!
“fy, kenapa lo harus pergi. Lo satu-satunya sahabat yang gue miliki dari sekian taun gue hidup. Cuma lo yang ngerti gue fy, tapi kenapa lo ninggalin gue fy !!!”
Disana shilla lebih banyak diam dan menangis tersendu-sendu, tak banyak kata yang keluar hal itu membuat alvin tidak tega melihatnya. Dengan segera alvin membopoh shilla untuk meninggalkan makam itu. Untung saja shilla langsung menuruti permintaan alvin ini. Shilla perlahan berdiri meletakan diary putih bardarah itu disamping nisan yang bertuliskan ALYSSA SAUFIKA UMARI lalu meninggalkan makam itu. “Gbye..”

Hari-hari yang kan kujalani ini semua kan terasa sunyi walau hampa pasti kuhadapi ku ucap kan selamat jalan.
Selamat jalan teman, semoga kau tenang semua canda tawa bayang mu takkan pernah hilang dalam setiap lagkah ku teman.


-TAMAT-

0 komentar:

Posting Komentar

 
Cheepongginesiaa Blogger Template by Ipietoon Blogger Template