The First Meet You
Suatu
tempat yang begitu kusam, tiada kata untuk kemacetan. Jalanan begitu sepi bukan
maksud tidak ada melewati hanya saja ini adalah sebuah kota tua yang sudah
tidak terurus lagi. Tiada tanda-tanda kehidupan manusia namun, dibalik semua
itu ada sebuah kehidupan tersembunyi dimana tiada manusia pun yang
mengetahuinya. Hanya sekelompok penyihir. Sekelompok penyihir yang bebas
melakukan segala hal.
Disuatu
kota benua asia, keluarga damanik sedang mencari sebuah tempat tinggal yang
layak untuk menjadi tempat tinggal. Keluarga damanik sebuah keluarga yang
terpenting, menguasai seluruh pelosok bumi dan sihir nya yang terkenal begitu
hebat. Keluarga damanik mempunyai seorang anak bernama gabriel stevent damanik,
usianya baru berusia 9bulan, dilahirkan oleh seorang penyihir baik hati yang
bernama Nerlin. Di benua Australia dan dibawa ke asia. Saat ayah menemukan
suatu rumah yang sangat istimewa baginya karena rumah itu penuh dengan debu,
hewan-hewan serangga dan begitu banyak sarang laba-laba terdengar tangis
seorang bayi.
William,
suami nerlin segera mencari suara itu, benar william menemukan seorang bayi
laki-laki dibawah kolong tempat tidur yang sudah bersawang dan berdebu.
“ma,
ada anak manusia, mau kita apakan? Gimana kalau kita makan saja, ayah sedang
pengen daging.” Ujar william mendekati istrinya dan memamerkan seorang bayi
yang ditemukannya.
Nerlin
sang istri meletakkan putranya ke atas kasur yang berdebu itu dan merebut pelan
bayi yang ada digendongan suaminya itu. Nerlin mengamati setiap sudut anak itu
mulai mata, hidung, mulut, dan telinga. Tak jarang nerlin mengusap rambut itu
anak itu dan akhirnya ia menemukan sebuah benda yang menggantung dileher anak
itu.
“nuraga.”
Guman nerlin pelan. “ayah.. boleh ya anak ini jadi anak angkat kita. Mama suka
dengan matanya.” Pinta nerlin dengan sangat.
“kita
bisa mengajarkan sihir, dan jika kita yakin kita pasti dapat membesarkannya
dengan baik.” Rayu sang istri sambil mengelus pundak william.
“ma..”
william seakan-akan menolak permintaan suaminya. “yah.. mau ya yah.. katakan
saja gabriel dan anak ini kembar.” Bujuk nerlin tak habis.
“baiklah.
Aku akan beri nama Cakka Kawekas Damanik.” Ujar William menatap Nerlin.
“Nuraga.”
Nerlin membalas tatap William dan melepas cakka –anak yang baru saja ditemunya-
ke lantai.
Jangan
salah, hal seperti itu adalah hal yang biasa. Gabriel bayi berumur 9bulan
diberikan darah hewan untuk memenuhi kebutuhan gizinya, sedangkan william, ia
sangat menggemari katak dan cicak yang selalu muncul di sekitar rumahnya,
Nerlin tak jauh berbeda dengan william, cicak dan mata sapi saat Nerlin sedang
diet dia hanya meminum darah manusia yang sudah mati, Nerlin sengaja memilih
darah manusia yang sudah mati karena tidak tega jika harus menghisap darah
manusia yang masih hidup lagi pula Nerlin lebih suka darah yang sudah dingin
terkubur oleh tanah dibanding langsung dihisap dari manusi. Dan cakka nantinya
akan diberi tumbuhan-tumbuhan saja.
17tahun
kemudian...
“ggaaabbbrrriiiiiiiiiieeelllll
!!!!!!!” cakka menggedor-gedor kamar mandi.
“sssaaabbbbbbbbaaaaaaarrrrrrrr....”
teriak gabriel dari dalam kamar mandi.
Setelah
cakka menunggu 15 menit di depan kamar mandi, akhirnya gabriel keluar juga.
“KAMPRET !!!” cakka menimpuk gabriel dengan handuk yang menyelempang
dipundaknya.
***
“lama
amat si lo mandi.” Ketus gabriel ketika cakka baru datang ke meja makan.
“itu
semua gara-gara lo mandi gak kira-kira, mana lendir jerapah nya habis.” Manyun
cakka dibuatnya.
“kalian
tau deri mana bahasa LO-GUE ? ayah tak pernah mengajari kalian seperti itu !!!”
bentak William sang ayah.
“dengar
dari manusia.” Jawab Cakka apa adanya. Sepertinya gabriel kurang suka dengan
dengan jawaban cakka, ia tak segan-segan menginjak kali cakka keras-keras.
“AAAUUUU”
jerit Cakka histeris.
“kamu
kenapa?” tanya Nerlin sang Bunda dingi. “ha ? hmm.. bukan apa-apa kok bun.”
Gabriel menyambar cakka yang akan menjawab pertanyaan bundanya. “kitaaa
beraangggggggkkkkkkatttttttt !!” teriak cakka yang terus ditarik gabriel.
“ma,
apa nggak papa kalau mereka mengenal manusia? Gimana kalau para wizard dan
witches diketahui oleh manusia.” Desak william.
“percaya
pada mereka, tak akan ada yang akan mereka perbuat sampai mengancam keberadaan
kita. Sudahlah aku ingin mencari mata kodok. Aku menginginkannya.”nerlin
meninggalkan willam yang masih terpaku dengan keadaan sekarang. Tapi karena dia
harus mencabuti bulu domba peliharaan nya yang telah rusak maka, dia tak ingin
memikirkannya mendalam.
***
“yel,
kira-kira apa yang akan terjadi di wizard juniorschool nanti ?” tanya cakka
semangat 45
“dapet
cewek.” Jawab gabriel singkat dengan gaya terbangnya yang begitu cool.
Gabriel
dan cakka disekolahkan di wizard juniorschool. Khusus sekolah sihir khusus para
wizard dan witches yang masih berumur 15-20 tahun.sekolah itu terletak di gurun
Nambia daerah termasuk daerah Ludertz, Namibia di benua Afrika, jangan salah
walaupun cakka dan gabriel tinggal di pulau kosong di dekat selat Soya di
sebelah barat pulai Hokaido, tapi mereka berdua dapat sampai ke wizard
juniorschool dalam waktu 15menit menggunakan sapu terbangnya, melintasi
luasnyaa samudra, puluhan gunung, bukit, kawah dan rawa-rawa. Pastinya jika
kalian ingin mencapainya butuh pesawat itupun mencapai berjam-jam atau
berhari-hari tapi tidak untuk para wizard-wizard ini, hanya menggunakan sapu
terbang mereka dapat mengelilingi bumi sesuka hati mereka tanpa menghabiskan
waktu yang begitu lama.
“bener
apa yang lo bilang.” Ucap cakka sesampainya mendarat di gerbang wizrd
juniorschool. Diletakan sapun terbangnya di tempat khusus untuk menimpan
sapu-sapu setiap murid yang bersekolah disana, yahh... bisa dibilang semacam
parkiran bagi kita.
“hhahaii,
tampang kek kita mah gak bakalan susah buat dapetin witch.” Sombong gabriel.
“pake
LO-GUE apa AKU-KAMU ???” tanya cakka lagi. “aku-kamu aja, biar kelihatan gimana
gitu. Hhahah” gabriel tertawa renyah diakhir ucapannnya.
***
“heii,
siswa baru ?” tanya seorang gadis berpipi cubby yang ditemani sahabatnya
–mungkin- yang bisa dibilang tak kalah cantiknya.
“yaph.
Gabriel, kamu ?” tanpa ditanya nama dulu gabriel sudah mengenalkan namanya,
dasar !!
“sivia,
kenalin ini shilla sahabat aku, kita juga baru masuk tahun ajaran ini.” Jelas
sivia dengan bibir yang melengking mambuat gabriel terbuai dengan senyuman itu.
“aku
cakka, kembarannya gabriel.” Cakka mengenalkan diri dan menyalami tangan shilla
dan sivia. Pertama-tama shilla tersentak dengan kelakuan cakka yang bisa
dibilang nyelonong ini tapi apa daya sepertinya shilla terpesona dengan paras
seorang cakka, senyumannya langsung hilang dan nampak berfikir. Cakka dan
gabriel masih mengunggu kaliamat yang keluar dari mulut shilla. “kalian kembar
? setau ku tidak ada nama yang sama di pengumuman kemarin, kalau gak salah kamu
gabriel stevent damanik sedangkan kamu cakka kawekas nuraga kan ? Muka juga gak
mirip. jadi dimana sisi kembar kalian?.” Tuding shilla panjang lebar.
Cakka
dan Gabriel mengambil nafal dalam-dalam. “gatau.” Jawab cakka dan gabriel tanpa
beban. Sivia dan Shilla hanya mendesah pelan mendengarnya.
Keakraban
mulai terjalin, mereka tak seperti orang yang baru kenal. Sepertinya
butir-butir cinta mulai tumbuh dengan begitu cepat, dari perhatian cakka ke
shilla, shilla ke cakka. Apalagi gabriel dengan sivia, lebih terlihat seperti
sepasang kekasih debanding orang yang baru kenal.
***
“cari
makan yuk, laper nih..” rengek sivia.
“ayok
!!!” jawab Shilla semangat. “kka, kamu ikut kan?” tanya Shilla kepada cakka.
“aku
Cuma ikut aja, gak ikut makan.” Cakka menjawab apa adanya. “loh? Kenapa kamu
gak laper?” shilla semakin penasaran.
“Cakka
bawa bekal. Iya kan kka?” sambar gabriel menepuk pundak cakka. Cakka hanya
tersenyum mendengar ucapan Gabriel, ia tidak merasa malu walau sivia jelas
terlihat sedikit menahan tawa.
“ya
udah, nanti kita makan nya bareng aja.” Ajak Shilla. Semua menyetujuinya.
Ke-tiganya
–gabriel, shilla, sivia- telah mendapat makanan. Katak balado asam manis, telur
naga ulat sutra dan bubur darah kudanil. Cakka hanya bergelitik melihat makanan
yang dibawa sahabatnya itu, walaupun cakka sudah sering melihat makanan itu di
rumah tapi dia jijik melihatnya.
“kka,
bekal kamu apa? Cepatan buka gih !!!” pinta shilla antusias.
Cakka
mengambil kotak bekalnya didalam tas, dengan pelan cakka membuka kotak makannya
agar menimbulkan rasa penasaran dihati Sivia dan Shilla. OSENGA-OSENG KANGKUNG
!!! shilla dan sivia kaget bukan main, cakka memakan sayuran? Itu nggak banget
buat seorang penyihir.
“kka,
serius kamu makan itu.” Tanya sivia sambil menunjuk jijik makanan itu.
“yaph
!!! aku tiap hari makan sayuran, aku jijik melihat makanan kalian.” Jawab cakka
apa adanya. ‘aneh, seharusnya wizard tidak makan sayuran tapi cakka? Patut
dicurigai.’ Batin sivia lalu memakan bubur darah kudanilnya.
“HEII-HEII-HEII
ada anak didik baru sedang makan !!! apa tuh? Katak balado asam manis ? hmm..
kayaknya enak, SEKARANG ITU BUAT GUE !!!” datang dua orang perusuh, mereka
adalah Mario Stevano Aditya Haling dan Alvin Jonathan Sindunata. Mereka berdua
satu tahun lebih dulu masuk di wizard juniorschool dan mereka berdua terkenal
berkuasa dan ditakuti siswa lainnya, selain ilmu sihir mereka yang bisa
dibilang perfect mereka juga memiliki tampang yang khas untuk memudahkan
menakhlukan para witches.
“jangan
seenaknya saja mengambil milik orang !!!” bela cakka.
“heii..
siapa kau ini? Uhh... makananmu ANEH !!! KANGKUNG ? kau makan sayuran? Kamu
bukan wizard !!!” bentak teman perusuh itu –alvin-
“dia
WIZARD !!! dan dia akan lebih hebat dari kalian !!!” tunjuk gabriel didepan
mata alvin dan rio.
“kalau
dia wizard, makan ini !!!” tantang rio memberikan sepiring katak balado asam
manis milik shilla yang dirampasnya.
Cakka
diam, dia tak tau apa yang harus dilakukannya. Dia tak ingin memalukan dirinya
sendiri di depan seniornya itu tapi kata bunda –Nerlin- dia tidak boleh memakan
makanan seperti itu dan cakka juga tidak pernah mencicipi makanan seperti itu.
MENJIJIKAN !!! itulah yang dipikirannya.
“kenapa
diam? Gak berani makan? Kau ini bukan wizard !!! kau manusia PENGECUT yang
menyamar menjadi PENYIHIR !!!” alvin begitu merendahkan seorang cakka.
Gabriel
yang notabane sebagai saudara kembar cakka menjadi was-was. Dia takut jika
saudara kembarnya terjadi sesuatu yang tidak diingikan karena cakka belum
pernah makan makanan seperti itu, ‘ini semua salah bunda melarang cakka makan
makanan itu sejak kecil.’ Batin gabriel.
Mau
tak mau. Cakka mengambil sendok dan mengambil satu potong katak kecil lalu
ditatapnya dengan seksama ‘bayangkan seperti kamu makan kangkung !!!’ cakka
menyemangati dirinya sendiri, dengan cepat cakka memasukan sendok yang berisi
satu katak balado kemulutnya. Dikunyahnya perlahan, merasakan setiap tekstur
yang dia rasakan.
Ahh...
kenyal dan menjijikan walau ada rasa bumbu-bumbu yang meresap dalam setiap
teksturnya tapi itu tak cukup menutupi rasa kenyal dagin katak yang kenyal
dan.. ahh.. tak ingin rasanya mencicipinya lagi. Ini untuk yang terakhir
kalinya. Pikir cakka.
“kka,
kamu.. gapapa kan?” tanya shilla was-was melihat ekspresi cakka yang, ahh tak
terbayangkan. Cakka berhasil menelan satu sendok katak balado, sekarang ia
ingin muntah benar-benar ingin muntah, walau begitu cakka tak ingin terlihat
memalukan. Ia sempatkan tersenyum mendengar ucapan shilla, dan shilla membalas
dengan senyuman yang tak kalah mautnya. Senyuman cakka telah mengembang dibibir
seksinya tapi gabriel tetap tidak yakin cakka baik-baik saja, dia khawatir akan
keadaan cakka nanti.
“hebat.
Prok- prok- prok” ucap alvin dan rio bersamaan dan pergi meninggalkan ke
empatnya –cakka, gabriel, sivia, shilla-
“gue
bakal cari tau, siapa lo sebenarnya. Lo bukan penyihir.” Bisik alvin disamping
telinga cakka saat akan pergi. ‘apa benar yang mereka katakan?’ batin cakka
dalam hatinya.
***
“kka,
kamu nggak kenapa-kenapa kan?” tanya Gabriel diperjalanan mereka pulang ke
kawasan asia. Cakka terlihat aneh sejak memakan katak balado itu, cakka
terlihat pucat, cakka juga tidak konsen dalam menjalankan sapu terbangnya
sering kali dia akan terjatuh ke dasar samudra yang berada tepat dibawahnya.
Hal itu membuat gabriel benar-benar khawatir, takut nanti dia lah yang akan
dimarahi bunda dan ayahnya.
“nggak
papa, santai aja lagi.” Cakka berusaha menutupi keadaannya dia merasakan mual
bukan main, kepalanya seperti terbebani batu sebera 8ton dan mulutnya terasa
ada kotorang yang masuk.
***
“ayahh..
bunda.. kami pulang !!!” teriak cakka dan gabriel serempak.
“cakka
kamu kenapa? Kok pucet?” tanya Nerlin –bunda- khawatir melihat cakka yang
benar-benar tak seperti biasanya itu.
“ayah
dimana bund?” tanya gabriel. “mmm... tadi ayahmu ada dibelakang rumah mencabuti
bulu domba yang rusak, sepertinya sekarang menjari laba-laba untuk menambah
jaring laba-laba dirumah kita.’” Jawab bunda.
“ya
udah, aku mau cari ayah dulu. Biar bunda ngurusin cakka gara-gara nekat makan
katak balado asam manis.” Nerlin tersentak mendengar ucapan gabriel barusan,
sungguh tak terbayangkan cakka putranya yang sebenarnya manusia memakan katak.
“sayang,
kamu nggak papa kan? Bunda kan pernah bilang sama kamu, jangan makan selain
sayuran dan susu sapi atau kambing. Nanti kalau kamu kenapa-napa gimana kan
bunda juga yang repot. Tadi kamu kan udah bunda bawakan bekal kenapa masih
makan makanan itu. Kamu nggak denger apa kata bunda. Sekarang apa yang kamu
rasain?” nerlin mewanti-wanti putranya itu.
“cakka
nggak papa bund. cakka Cuma kepengen nyoba aja lagian Cuma satu sendok aja kok
bund. Cakka nggak papa jadi bunda gak usah cemas, cakka mau ke kamar dulu.”
Cakka sedikit berbohong, dia tidak mau membuat bunda nyaa khawatir. Padahal dia
pengen bilang perutnya sakit mual dan gak karuan tapi demi bundanya cakka
menahan rasa itu.
***
“yel,
jalan ke Indonesia nyok !!!” ajak cakka kepada kembarannya –gabriel-
“ngapain?
Kenapa gak ke belanda aja atau ke paris.” Tawar gabriel.
“ke
Indonesia aja. Ayok !!! ikut atau gak terserah kamu, yang penting aku tetep mau
jalan-jalan ke indo.” Tekad cakka bulat. “iyaa.. gue ikut.” Ucap gabriel tanpa
day.
***
Sore
ini, cakka dan gabriel asik jalan-jalan ke indonesia, mereka menyamar menjadi
manusia. Ohh... betapa tampan nya saat mereka menjadi manusia !!! setiap
langkah mereka selalu di iringi detap takjub orang yang melihatnya. Tujuan
mereka adalah kuliner. Gabriel hanya diam memandang Cakka yang sedang menikmati
santapan yang dipesan nya. Gabriel semakin bingung cakka tak seperti penyihir
biasa dia suka makanan manusia malah terlihat lahap sedangkan gabriel sendiri
sudah jijik melihat makanan yang dimakan manusia. Aneh, hanya itulah yang
dipikiran gabriel. Apa benar yang dikatakan seniornya tadi, cakka bukan
penyihir melainkan manusia. Tapi, mmm... mengapa ayah dan bundanya bilang
mereka kembar. Entahlah, sekarang cakka telah selesai melahap makanannya
berarti waktu gabriel berfikir juga sudah habis.
Cakka
dan Gabriel tak langsung pulang, mereka berjalan ke sebuah danau kecil dan
tanpa sengaja, cakka melihat seorang gadis menusia sedang murung di tepi danau,
ntah ada magnet apa yang menempel, cakka ingin sekali mendekati gadis itu.
“yel,
kamu pulang dulu aja sana. Akuu ada urusan bentar, kamu juga mau ke rumah sivia
kan?” tawar cakka.
“tapi,
kamu gimana?”
“udah
sono !!! cepetan pulang !!!” cakka mendorong gabriel agar segera
meninggalkannya.
***
“heii..”
sapa cakka mendekati gadis itu dan langsung duduk.
Hiks..
hiks.. hiks.. hiks.. hiks.. gadis itu malah menangis menjadi-jadi dan memeluk
cakka erat. Cakka bingung. Bingung apa yang harus dilakukanya, dia hanya
membalas pelukannya dan mengusap lembut rambut gadis itu. Walaupun cakka belum
mengenal gadis itu tapi dia merasa nyaman di dekatnya berbeda saat didekat
shilla, jauh berbeda. Baru kali ini cakka merasakan sebuah kehangatan, selama
17 tahun ini dia hanya merasakan sebuah kedinginan.
“maaf”
ucap gadis itu melepas pelukannya.
“it’s
okey” jawab cakka stay cool. Gadis itu hanya menunduk, sepertinya dia merasa
malu setelah kejadian dia memeluk cakka orang yang belum dikenalnya.
“udah
gak usah malu, Cakka.” Cakka mengulurkan tangannya berdapat gadis itu mau
menjabatnya dan berkenalan.
“aku
agni. Maaf tadi lancang meluk lo, gue baru putus dari pacar gue yang
paling gue sayang.” Ternyata gadis itu bernama agni. Unik, batin cakka.
“iyaa..
gapapa kok, aku janji bakal bikin kamu lupa sama mantan kamu.” Kata cakka yang
benar-benar tak sadar saat mengeluarkan kaliamat itu.
“benarkah
itu?” tanya nya tak percaya. Cakka tersenyum mengangguk. dia baru pertama kali
berkenalan dengan seorang cewek dan merasakan kebahagiaan yang tiada duanya.
Cakka
dan Agni menghabiskan waktu hingga larut malam, sayang cakka tak bisa
mengantarkannya tapi seorang cakka dapat dengan mudah melacak, dimana gadis itu
tinggal.
“pagi
bunda, pagi ayah, pagi gabriel.” Sapa Cakka keluar dari kamarnya yang terlihat
sumringah.
“pagi
juga sayang.. tadi malem main kemana aja, pulang kok sampe malem gak sama
gabriel lagi.” Selidik Nerlin –bunda-
“paling
ke rumah shilla.” Ceplos gabriel asal.
“shilla?”
kini william –ayah- yang heran.
“itu,
gebetan cakka disekolah.”
“ohh..
bagus deh kalau cakka juga suka seorang penyihir. Upsss” william membakap
mulutnya sendiri, dia lupa kalau kedua anaknya tidak tau kalau cakka adalah
seorang manusia.
“ha?
Maksud ayah? Cakka ga suka kok sama Shilla.” Terang Cakka santai sambil melahap
salad buatan bundanya.
“terus..
perhatianmu selama ini buat shilla apa?” tantang gabriel.
“selama
ini? Kenal aja baru kemarin. Bilang selama ini. Capcay deh..”
“udah,
gak usah debat, sekarang kalian berangkat aja. Hari ini ada badai di sekitar
eropa timur, kalian harus cepat berangkat sekolah.” Nerlin melerai kedua
anaknya sebelum terjadi percekcokan yang lebih gawat.
***
Sivia
dan Shilla sudah datang lebih awal dibanding Cakka dan Gabriel tentu saja
karena rumah mereka yang tidak terlalu jauh dari wizard juniorschool.
“siv,
kayaknya kamu makin deket sama gabriel deh.” Kata shilla tiba-tiba.
“ha?
Apaan sih. Kamu tuh yang suka curi-curi pandang ke cakka, suka ya ???” sivia
membalas ucapan shilla.
“yaaa...
gitu deh.” Terang shilla senyam-senyum sendiri.
***
Sudah
hampir sebulan mereka menjalin persabatan. Sayangnya, gabriel dan sivia sudah
jadian sejak lima hari yang lalu. Sedngakan cakka dan shilla masih enjoy dengan
status mereka sebagai sahabat, walau demikian mereka berdua sering dianggap
banyak orang lebih dari sahabat, mereka sering bermesraan di depan umum dan
nyatanya benih-benih cinta telah menjalar lebat dihati Shilla, Shilla begitu
mencintai cakka. Tapi entah dengan perasaan cakka, memang cakka sering merespon
apa yang dilakukan shilla, cakka benar-benar menyadi hal itu tapi dia takut
untuk menolaknya karena cakka sama sekali tak mencintai Shilla.
Suatu
malam, cakka yang tengah menidurkan tubuhnya di ranjangnya tiba-tiba teringat
sesosok gadis yang pernah ditemuinya sebulan yang lalu, cakka merasakan getaran
rindu dihatinya. Rindu akan kehangatan gadis itu, kehangatan yang berbeda
dengan apa yang dia rasakan selama ini.
***
Keesokan
harinya wizard juniorschool pulang lebih awal, karena ada sedikit insiden Alvin
dan Rio salah mengucap kata sihir dan mengakibatkan beberapa ruangan di gedung
itu meledak dan terbakar. Cakka- Gabriel- Sivia- Shilla hanya bisa cekikian
mendengar berita itu, mengingat bulan lalu mereka menyombongkan diri tapi
sekarang mereka malah membakar sekolahan.
Saat
ini adalah saat yang paling pas untung mereka berempat hang-out tapi tiba-tiba
cakka menghilang entah kemana, sapu terbangnya juga tertinggal di sekolahan.
Shilla malah cemas sendiri gara-gara ulah cakka yang menghilang tanpa jejak
itu.
***
“haii,
masih ingat aku?” tanyanya mendekati seorang gadis yang memandang lekat danau
di depannya. Gadis itu menoleh ke arah asal suara itu, di dapatnya seorang pria
yang sudah duduk disampingnya, sama seperti kejadian sebulan yang lalu.
“cakka
?” ucapnya masih terlihat berfikir. Pria itu mengangguk disertai senyuman yang
membuat banyak orang terpesona. “agni kan?” tanya pria itu memastikan nama
cewek adalah agni.
“aku
kangen kamu kka. Setelah hari itu, aku kembali kesini terus sampai satu bulan
Cuma mau bilang terima kasih kamu udah mau support aku, tetapi kenapa kamu baru
datang kka. Kamu kemana ? kamu ini siapa? Datang dan hilang gitu aja.” Tangis
Agni memeluk Cakka erat.
Cakka
melepas pelukan agni. “maaf, aku bukan orang sini jadi jarang pergi kesini, dan
maaf udah bikin kamu nunggu.”sesal cakka.
Suasana
hening diam tercipta, tak ada diantara mereka yang angkat bicara. Agni menatap
lurus memandang danau yang tenang sedangkan cakka menunduk menyesali dirinya
tercipta bukan seorang manusia. Cakka dalam keadaan yang benar-benar tertekan,
ia tau shilla benar-benar mencintainya walau shilla belum pernah menyatakannya
tapi dia bisa liat ari pancaran matanya harusnya cakka senang, bahagia
mengetahui hal itu tapi cakka ingin selalu besama agni yang jelas-jelas seorang
manusia tak hanya itu cakka juga tidak bisa menebak perasaan agni terhadap
cakka seperti apa dan yang lebih gawat kalau gabriel sampai tau hal ini,
apalagi ayah dan bunda pasti cakka akan dimarahi abis-abisan dan jika semua
orang tau hal ini pasti cakka sudah tidak dianggap wizard lagi dan mungkin
ditendang dari permukaan bumi ini.
“kka,
bosen. Main aja yuk?” ajak agni. Cakka hanya mengangguk pelan.
Hari
ini Cakka dan Agni pergi kesuatu pusat perbelanjaan di Indonesia, Cakka
terlihat sangat menikmati suasana saat itu. Cakka merasa nyaman saat berpapasan
dengan manusia, tidak ada kata gelisah saat dekat dengan manusia apalagi Agni.
Saat
Cakka dan Agni akan keluar dari dalam mall itu, tiba-tiba Cakka menabrak
seorang pria separuh baya, seketika cakka berfikir orang tersebut akan marah
padanya karena es krim yang dibawa jatuh ke baju lelaki itu tapi orang itu
malah menatap cakka lekat-lekat dan pandangannya beralih ke sebuah benda yang
menggantung dileher cakka –NURAGA- nama kalung yang dipakai Cakka mengundang
rasa penasaran orang itu.
“Maaf
pak, saya tidak sengaja.” Orang itu terus menatap cakka. “okee.. tak apa, yang
penting kalian berdua ikut saya makan disana.” Orang itu menunjuk kesalah satu
dekai makanan didekat mall tersebut.
Cakka
menoleh kearah Agni. Agni mengerti maksud Cakka, Agni hanya mengangguk sembari
melengkingkan bibir manisnya.
***
“siapa
namamu nak?” tanya orang yang tadi ditabrak Cakka setelah duduk disebuah meja
kedai tersebut.
“Cakka
Kawekas Nuraga, dan ini teman saya Agni Tri Nubuwati. Bapak ?” Agni tersenyum.
Nuraga?
Benar anak itu mempunyai nama nuraga, apa benar dia anak ku. Apa dia
benar-benar masih hidup setelah ku tinggal karena badai waktu itu. Tapi ini
terlalu mustahil sudah 17 tahun anak ku tertinggal disana masih hidup dan kini
berada di Indonesia. Bukan, dia bukan anakku !!! tapi kenapa batinku begitu
yakin dia anakku? Bapak tua itu terus melamun, Cakka dan Agni sedikit bingung
kenapa dengan bapak ini. Apa yang salah dengan namaku? Pikir Cakka.
“pak..
bapak siapa ya?” tanya Cakka membuyarkan pikiran orang itu.
“nak
cakka rumah nya dimana?” tanya orang itu menatap Cakka dengan aneh.
Cakka
terbelalak mendengar pertanyaan itu. Apa yang harus dijawabnya, cakka tinggal
di daerah Jepang, Cakka pun tak mengerti apa nama pulau yang ditinggalinya yang
dia tau hanya sebelah barat pulau hokaido. Misal Cakka menjawab demikian apa
itu tidak berakibat buruk mungkin jantungan karena tempat tinggal yang berada
di negara Jepang bisa berkeliaran di Indonesia. Apa cakka harus menjawab salah
satu nama kota di Indonesia? Ahh rasanya itu tidak mungkin Cakka hanya
mengetahui Jakarta, Semarang, Jawa tengah dan Yogjakarta. Daerah yang sedang
dipijaknya saja dia tidak tau. Ahh... ini sebuah bencana, apalagi saat melirik
Agni, dilihatnya Agni sangat antusias ingin mendengarnya.
“kka,
kenapa ngelamun. Cepetan kasian bapak itu.” Bisik Agni sambil menyenggol lengan
Cakka keras.
“hmm..
rumah saya di” cakka menggantungkan kalimatnya. Bapak itu dan Agni terlihat
sangat ekspresif membuat cakka semakin gugup. “Jl. Kaliurang Km. 5 Sawit Sari.”
Ceplos Cakka asal.
Sepertinya
Cakka salah menyebutkan tempat, keduanya mengeryitkan kening. Ohh.. ini mala
petaka, Cakka merasa salah ia lari terbirit tak menghiraukan orang itu dan
Agni.
***
Wizard
Juniorschool, tiba-tiba diributkan dengan sebuah gosip seorang wizard berteman
dengan manusia malah bisa dibilang bermesraan. Cakka dan Gabriel yang baru
datang tak ingin melewatkan gosip ini. Ketika keduanya mendekati papan mading
itu, semua anak minggir memberi jalan kepada cakka dan gabriel.
Gabriel
terkejut bukan main, dilihatnya berbagai pose saudara kembarnya dengan seorang
manusia di tepi danau dan pusat perbelanjaan. Sekarang gabriel mengerti apa
yang diperbuat saudara kembarnya kemarin, Gabriel sudah mengepalkan tangannya
sepertinya ia ingin memukul cakka sekuat-kuatnya merasa cakka telah menjatuhkan
harga diri keluarganya.
Cakka
menunduk lesu, tak bisa dipungkiri kemarin Cakka memang malakukan hal itu.
Bersama seorang manusia, AGNI !! ya dialah yang sudah mengalihkan dunianya,
cakka sadar dia bukan manusia tapi perasaannya tak bisa dibahongi, Cakka ingin
selalu bersama manusia itu. Apapun itu caranya dan apapun yang akan terjadi
Cakka ingin selalu didekat manusia itu.
Gabriel
mendorong Cakka hingga tersudut di tembok. Gabriel benar-benar marah tangannya
sudah mengepal dan...
Shilla
dan Sivia datang, Shilla langsung melihat foto-foto yang terpampang di mading.
Matanya memerah ingin rasanya Shilla mengeluarkan semua isi hatinya. Sedangkan
Sivia? Dia menahan Gabriel untuk tidak melakukan hal bodoh itu. Suasana yang
semakin panas dan mencekam datang seoranga guru yang mempunyai perawakan yang
tinggi dan besar, dia juga terkenal galaknya.
“LARI
KELILING DUNIA SEPULUH KALI !!!” bentaknya keras, suaranya begitu menggelagar
semua benda nampak bergetar terlebih lagi cakka yang ada di depannya.
Cakka
berjalan ke depan gedung Wizard JuniorSchool, dia terus menunduk. Disisi lain
ada 2 orang yang tersenyum tertawa bahagia melihat ini semua, siapa lagi kalau
bukan Alvin dan Rio. Cakka bersiap berlari mengelilingin dunia melintasi lautan
antartika, Kanada, Amerika Serikat, kepulauan hawai, Laut pasiifik, Jakarta,
Lautan Hindia, kepulauan malagasi, Maputo, Gaborone, luderzt sampai sepuluh
kali. Sivia begitu bersabar menenangkan gabriel yang kadung marah dengan Cakka
dan Shilla? Dia menangis sejadi-jadinya.
“buat
kamu menangisi dia yang udah berkhianat dan memilih manusia.” Ucap seseorang di
samping Shilla, shilla menoleh.
“apa
maksudmu?”
“shilla..
shilla kamu itu cantik, manis tapi terlalu lugu. Apa kamu merasakan Cakka
membalas cintamu itu?” orang itu menatap shilla lebih tajam, dan sangat sulit
untuk diartikan.
“diam
kamu ALVIN !!! cukup kamu ganggu kita. Dan sekarang kamu mau mengadu domba
antara aku dan cakka” Bentak Shilla kepada orang itu yang tak lain adalah yang
tak bukan Alvin.
“aku
sayang dan cinta sama kamu !! aku gak mau kamu sakit gara-gara cakka !!” tuding
Alvin sambil menunjuk Cakka yang sudah mulai berlari. Shilla diam, dia begitu
terkejut mendengar ucapan Alvin. Tanpa sadar Alvin telah meninggalkannya.
***
“Ify,
diluar kenapa rame banget si?” tanya Agni dari dalam kelas yang bingung melihat
orang-orang yang sibuk menonton entah apa.
“ada
wizard yang tengah di hukum.” Jawab nya singkat berharap wizard itu lewat
kembali.
“wizard?
Bukankah itu hanya dongeng?”
“wizard
memang nyata agni. Udah deh mending kamu liat aja, gila kalau bukan penyihir
udah gue gebet ag.” Agni yang heran lalu berlari menuju kerumunan didekat Ify.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Benar
seorang wizard kembali lewat untuk ke tujuhh kalinya.
“cakka”
pekik Agni setelah melihat wizard itu.
“keren
kan ag?” tanya ify di sebelahnya yang masih terkagum-kagum melihatnya berlari
dengan kecepatan yang, bbeeerrr~~ sulit untuk diartikan itu.
Jadi
Cakka adalah wizard? Dia penyirih, jadi itu alasannnya kenapa kemarin saat bertemu
bapak tua itu dia menjawab asal. Jadi, selama ini orang yang begitu gue
kangenin adalah penyihir? Pikir Agni. Ia melihat lagi untuk kesembilan kalinya.
Agni menangis, berlari meninggalkan tempat ia melihat Cakka.
Hatinya
hancur, remuk berkeping-keping labih sakit dari yang dia rasakan saat putus
cinta. Hancur sudah rasa cintanya mengetahui cakka bukan manusia.
***
Cukup
sudah cakka berlari 10X bumi. Badannya serasa ingin remuk dan rontok, saat ia
akan mengatur nafasnya tiba-tiba seorang gadis menariknya secara paksa dan
membuat cakka harus mengikutinya.
“kka,
apa kamu suka dengan manusia itu? Apa kamu tak pernah menyadari perasaan ku ke
kamu, apa perhatianku ke kamu itu kurang cukup untuk ngeyakinin kamu kalau aku
suka sama kamu” gadis itu langsung memeluk cakka.
Cakka
bingung apa yang harus dilakukannya, cakka masih terlalu shock dengan
perkataannya tadi. Perlahan cakka melepas pelukannya.
“shill..”
“kka,
baru kali ini aku ngerasaain sebuah kehangatan. Kamu berbeda kka, kamu beda
dari yang lainnya. Kka, apa kamu ngerti apa yang aku rasain.” Tangis Shilla
–gadis itu- semakin menjadi. Cakka mengusap pelahan air mata yang membasahi
pipi Shilla, menariknya kedalam pelukannya agar dapat merasakan kehangatan
Cakka.
“aku
tau shill, aku paham dengan yang kamu rasain sekarang. Tapi maaf.” Bisik Cakka.
Cakka
melepas pelukannya menatap nanar mata Shilla yang sembab. Tak berapa lama,
Cakka kembali menarik Shilla kepelukannya dan memeluknya dengan erat.
Ternyata
ada dua buah mata yang memandang nya dengan tatapan emosi, tangannya mengepal
tapi dia tak bisa melakukan apa-apa dia hanya lari, lari sekuat tenaga.
(づ。◕‿‿◕。)づ BERSAMBUNG (づ。◕‿‿◕。)づ
Follow : @ChciFjrynt
0 komentar:
Posting Komentar