Sabtu, 28 April 2012

The Wizard


The First Meet You


Suatu tempat yang begitu kusam, tiada kata untuk kemacetan. Jalanan begitu sepi bukan maksud tidak ada melewati hanya saja ini adalah sebuah kota tua yang sudah tidak terurus lagi. Tiada tanda-tanda kehidupan manusia namun, dibalik semua itu ada sebuah kehidupan tersembunyi dimana tiada manusia pun yang mengetahuinya. Hanya sekelompok penyihir. Sekelompok penyihir yang bebas melakukan segala hal.
Disuatu kota benua asia, keluarga damanik sedang mencari sebuah tempat tinggal yang layak untuk menjadi tempat tinggal. Keluarga damanik sebuah keluarga yang terpenting, menguasai seluruh pelosok bumi dan sihir nya yang terkenal begitu hebat. Keluarga damanik mempunyai seorang anak bernama gabriel stevent damanik, usianya baru berusia 9bulan, dilahirkan oleh seorang penyihir baik hati yang bernama Nerlin. Di benua Australia dan dibawa ke asia. Saat ayah menemukan suatu rumah yang sangat istimewa baginya karena rumah itu penuh dengan debu, hewan-hewan serangga dan begitu banyak sarang laba-laba terdengar tangis seorang bayi.
William, suami nerlin segera mencari suara itu, benar william menemukan seorang bayi laki-laki dibawah kolong tempat tidur yang sudah bersawang dan berdebu.
“ma, ada anak manusia, mau kita apakan? Gimana kalau kita makan saja, ayah sedang pengen daging.” Ujar william mendekati istrinya dan memamerkan seorang bayi yang ditemukannya.
Nerlin sang istri meletakkan putranya ke atas kasur yang berdebu itu dan merebut pelan bayi yang ada digendongan suaminya itu. Nerlin mengamati setiap sudut anak itu mulai mata, hidung, mulut, dan telinga. Tak jarang nerlin mengusap rambut itu anak itu dan akhirnya ia menemukan sebuah benda yang menggantung dileher anak itu.
“nuraga.” Guman nerlin pelan. “ayah.. boleh ya anak ini jadi anak angkat kita. Mama suka dengan matanya.” Pinta nerlin dengan sangat.

“tapi anak itu manusia ma, apa tidak berbaya untuk kita seorang penyihir.” Bantah william.
 “kita bisa mengajarkan sihir, dan jika kita yakin kita pasti dapat membesarkannya dengan baik.” Rayu sang istri sambil mengelus pundak william.
 “ma..” william seakan-akan menolak permintaan suaminya. “yah.. mau ya yah.. katakan saja gabriel dan anak ini kembar.” Bujuk nerlin tak habis.
 “baiklah. Aku akan beri nama Cakka Kawekas Damanik.” Ujar William menatap Nerlin.
 “Nuraga.” Nerlin membalas tatap William dan melepas cakka –anak yang baru saja ditemunya- ke lantai.
 Jangan salah, hal seperti itu adalah hal yang biasa. Gabriel bayi berumur 9bulan diberikan darah hewan untuk memenuhi kebutuhan gizinya, sedangkan william, ia sangat menggemari katak dan cicak yang selalu muncul di sekitar rumahnya, Nerlin tak jauh berbeda dengan william, cicak dan mata sapi saat Nerlin sedang diet dia hanya meminum darah manusia yang sudah mati, Nerlin sengaja memilih darah manusia yang sudah mati karena tidak tega jika harus menghisap darah manusia yang masih hidup lagi pula Nerlin lebih suka darah yang sudah dingin terkubur oleh tanah dibanding langsung dihisap dari manusi. Dan cakka nantinya akan diberi tumbuhan-tumbuhan saja.


17tahun kemudian...

“ggaaabbbrrriiiiiiiiiieeelllll !!!!!!!” cakka menggedor-gedor kamar mandi.
 “sssaaabbbbbbbbaaaaaaarrrrrrrr....” teriak gabriel dari dalam kamar mandi.
 Setelah cakka menunggu 15 menit di depan kamar mandi, akhirnya gabriel keluar juga. “KAMPRET !!!” cakka menimpuk gabriel dengan handuk yang menyelempang dipundaknya.
***
“lama amat si lo mandi.” Ketus gabriel ketika cakka baru datang ke meja makan.
 “itu semua gara-gara lo mandi gak kira-kira, mana lendir jerapah nya habis.” Manyun cakka dibuatnya.
 “kalian tau deri mana bahasa LO-GUE ? ayah tak pernah mengajari kalian seperti itu !!!” bentak William sang ayah.
 “dengar dari manusia.” Jawab Cakka apa adanya. Sepertinya gabriel kurang suka dengan dengan jawaban cakka, ia tak segan-segan menginjak kali cakka keras-keras.
 “AAAUUUU” jerit Cakka histeris.
“kamu kenapa?” tanya Nerlin sang Bunda dingi. “ha ? hmm.. bukan apa-apa kok bun.” Gabriel menyambar cakka yang akan menjawab pertanyaan bundanya. “kitaaa beraangggggggkkkkkkatttttttt !!” teriak cakka yang terus ditarik gabriel.
“ma, apa nggak papa kalau mereka mengenal manusia? Gimana kalau para wizard dan witches diketahui oleh manusia.” Desak william.
 “percaya pada mereka, tak akan ada yang akan mereka perbuat sampai mengancam keberadaan kita. Sudahlah aku ingin mencari mata kodok. Aku menginginkannya.”nerlin meninggalkan willam yang masih terpaku dengan keadaan sekarang. Tapi karena dia harus mencabuti bulu domba peliharaan nya yang telah rusak maka, dia tak ingin memikirkannya mendalam.

***
“yel, kira-kira apa yang akan terjadi di wizard juniorschool nanti ?” tanya cakka semangat 45 
“dapet cewek.” Jawab gabriel singkat dengan gaya terbangnya yang begitu cool.
 Gabriel dan cakka disekolahkan di wizard juniorschool. Khusus sekolah sihir khusus para wizard dan witches yang masih berumur 15-20 tahun.sekolah itu terletak di gurun Nambia daerah termasuk daerah Ludertz, Namibia di benua Afrika, jangan salah walaupun cakka dan gabriel tinggal di pulau kosong di dekat selat Soya di sebelah barat pulai Hokaido, tapi mereka berdua dapat sampai ke wizard juniorschool dalam waktu 15menit menggunakan sapu terbangnya, melintasi luasnyaa samudra, puluhan gunung, bukit, kawah dan rawa-rawa. Pastinya jika kalian ingin mencapainya butuh pesawat itupun mencapai berjam-jam atau berhari-hari tapi tidak untuk para wizard-wizard ini, hanya menggunakan sapu terbang mereka dapat mengelilingi bumi sesuka hati mereka tanpa menghabiskan waktu yang begitu lama.

“bener apa yang lo bilang.” Ucap cakka sesampainya mendarat di gerbang wizrd juniorschool. Diletakan sapun terbangnya di tempat khusus untuk menimpan sapu-sapu setiap murid yang bersekolah disana, yahh... bisa dibilang semacam parkiran bagi kita.
 “hhahaii, tampang kek kita mah gak bakalan susah buat dapetin witch.” Sombong gabriel.
 “pake LO-GUE apa AKU-KAMU ???” tanya cakka lagi. “aku-kamu aja, biar kelihatan gimana gitu. Hhahah” gabriel tertawa renyah diakhir ucapannnya.
***
 “heii, siswa baru ?” tanya seorang gadis berpipi cubby yang ditemani sahabatnya –mungkin- yang bisa dibilang tak kalah cantiknya.
“yaph. Gabriel, kamu ?” tanpa ditanya nama dulu gabriel sudah mengenalkan namanya, dasar !!
 “sivia, kenalin ini shilla sahabat aku, kita juga baru masuk tahun ajaran ini.” Jelas sivia dengan bibir yang melengking mambuat gabriel terbuai dengan senyuman itu.
 “aku cakka, kembarannya gabriel.” Cakka mengenalkan diri dan menyalami tangan shilla dan sivia. Pertama-tama shilla tersentak dengan kelakuan cakka yang bisa dibilang nyelonong ini tapi apa daya sepertinya shilla terpesona dengan paras seorang cakka, senyumannya langsung hilang dan nampak berfikir. Cakka dan gabriel masih mengunggu kaliamat yang keluar dari mulut shilla. “kalian kembar ? setau ku tidak ada nama yang sama di pengumuman kemarin, kalau gak salah kamu gabriel stevent damanik sedangkan kamu cakka kawekas nuraga kan ? Muka juga gak mirip. jadi dimana sisi kembar kalian?.” Tuding shilla panjang lebar.
 Cakka dan Gabriel mengambil nafal dalam-dalam. “gatau.” Jawab cakka dan gabriel tanpa beban. Sivia dan Shilla hanya mendesah pelan mendengarnya.
 Keakraban mulai terjalin, mereka tak seperti orang yang baru kenal. Sepertinya butir-butir cinta mulai tumbuh dengan begitu cepat, dari perhatian cakka ke shilla, shilla ke cakka. Apalagi gabriel dengan sivia, lebih terlihat seperti sepasang kekasih debanding orang yang baru kenal.
 ***
 “cari makan yuk, laper nih..” rengek sivia.
 “ayok !!!” jawab Shilla semangat. “kka, kamu ikut kan?” tanya Shilla kepada cakka.
 “aku Cuma ikut aja, gak ikut makan.” Cakka menjawab apa adanya. “loh? Kenapa kamu gak laper?” shilla semakin penasaran.
 “Cakka bawa bekal. Iya kan kka?” sambar gabriel menepuk pundak cakka. Cakka hanya tersenyum mendengar ucapan Gabriel, ia tidak merasa malu walau sivia jelas terlihat sedikit menahan tawa.
 “ya udah, nanti kita makan nya bareng aja.” Ajak Shilla. Semua menyetujuinya.
 Ke-tiganya –gabriel, shilla, sivia- telah mendapat makanan. Katak balado asam manis, telur naga ulat sutra dan bubur darah kudanil. Cakka hanya bergelitik melihat makanan yang dibawa sahabatnya itu, walaupun cakka sudah sering melihat makanan itu di rumah tapi dia jijik melihatnya.
 “kka, bekal kamu apa? Cepatan buka gih !!!” pinta shilla antusias.
 Cakka mengambil kotak bekalnya didalam tas, dengan pelan cakka membuka kotak makannya agar menimbulkan rasa penasaran dihati Sivia dan Shilla. OSENGA-OSENG KANGKUNG !!! shilla dan sivia kaget bukan main, cakka memakan sayuran? Itu nggak banget buat seorang penyihir.
 “kka, serius kamu makan itu.” Tanya sivia sambil menunjuk jijik makanan itu.
 “yaph !!! aku tiap hari makan sayuran, aku jijik melihat makanan kalian.” Jawab cakka apa adanya. ‘aneh, seharusnya wizard tidak makan sayuran tapi cakka? Patut dicurigai.’ Batin sivia lalu memakan bubur darah kudanilnya.
 “HEII-HEII-HEII ada anak didik baru sedang makan !!! apa tuh? Katak balado asam manis ? hmm.. kayaknya enak, SEKARANG ITU BUAT GUE !!!” datang dua orang perusuh, mereka adalah Mario Stevano Aditya Haling dan Alvin Jonathan Sindunata. Mereka berdua satu tahun lebih dulu masuk di wizard juniorschool dan mereka berdua terkenal berkuasa dan ditakuti siswa lainnya, selain ilmu sihir mereka yang bisa dibilang perfect mereka juga memiliki tampang yang khas untuk memudahkan menakhlukan para witches.
 “jangan seenaknya saja mengambil milik orang !!!” bela cakka.
 “heii.. siapa kau ini? Uhh... makananmu ANEH !!! KANGKUNG ? kau makan sayuran? Kamu bukan wizard !!!” bentak teman perusuh itu –alvin-
 “dia WIZARD !!! dan dia akan lebih hebat dari kalian !!!” tunjuk gabriel didepan mata alvin dan rio.
 “kalau dia wizard, makan ini !!!” tantang rio memberikan sepiring katak balado asam manis milik shilla yang dirampasnya.
 Cakka diam, dia tak tau apa yang harus dilakukannya. Dia tak ingin memalukan dirinya sendiri di depan seniornya itu tapi kata bunda –Nerlin- dia tidak boleh memakan makanan seperti itu dan cakka juga tidak pernah mencicipi makanan seperti itu. MENJIJIKAN !!! itulah yang dipikirannya.
 “kenapa diam? Gak berani makan? Kau ini bukan wizard !!! kau manusia PENGECUT yang menyamar menjadi PENYIHIR !!!” alvin begitu merendahkan seorang cakka.
 Gabriel yang notabane sebagai saudara kembar cakka menjadi was-was. Dia takut jika saudara kembarnya terjadi sesuatu yang tidak diingikan karena cakka belum pernah makan makanan seperti itu, ‘ini semua salah bunda melarang cakka makan makanan itu sejak kecil.’ Batin gabriel.
 Mau tak mau. Cakka mengambil sendok dan mengambil satu potong katak kecil lalu ditatapnya dengan seksama ‘bayangkan seperti kamu makan kangkung !!!’ cakka menyemangati dirinya sendiri, dengan cepat cakka memasukan sendok yang berisi satu katak balado kemulutnya. Dikunyahnya perlahan, merasakan setiap tekstur yang dia rasakan.
 Ahh... kenyal dan menjijikan walau ada rasa bumbu-bumbu yang meresap dalam setiap teksturnya tapi itu tak cukup menutupi rasa kenyal dagin katak yang kenyal dan.. ahh.. tak ingin rasanya mencicipinya lagi. Ini untuk yang terakhir kalinya. Pikir cakka.
 “kka, kamu.. gapapa kan?” tanya shilla was-was melihat ekspresi cakka yang, ahh tak terbayangkan. Cakka berhasil menelan satu sendok katak balado, sekarang ia ingin muntah benar-benar ingin muntah, walau begitu cakka tak ingin terlihat memalukan. Ia sempatkan tersenyum mendengar ucapan shilla, dan shilla membalas dengan senyuman yang tak kalah mautnya. Senyuman cakka telah mengembang dibibir seksinya tapi gabriel tetap tidak yakin cakka baik-baik saja, dia khawatir akan keadaan cakka nanti.
 “hebat. Prok- prok- prok” ucap alvin dan rio bersamaan dan pergi meninggalkan ke empatnya –cakka, gabriel, sivia, shilla-
 “gue bakal cari tau, siapa lo sebenarnya. Lo bukan penyihir.” Bisik alvin disamping telinga cakka saat akan pergi. ‘apa benar yang mereka katakan?’ batin cakka dalam hatinya.
***
 “kka, kamu nggak kenapa-kenapa kan?” tanya Gabriel diperjalanan mereka pulang ke kawasan asia. Cakka terlihat aneh sejak memakan katak balado itu, cakka terlihat pucat, cakka juga tidak konsen dalam menjalankan sapu terbangnya sering kali dia akan terjatuh ke dasar samudra yang berada tepat dibawahnya. Hal itu membuat gabriel benar-benar khawatir, takut nanti dia lah yang akan dimarahi bunda dan ayahnya.
 “nggak papa, santai aja lagi.” Cakka berusaha menutupi keadaannya dia merasakan mual bukan main, kepalanya seperti terbebani batu sebera 8ton dan mulutnya terasa ada kotorang yang masuk.
***
 “ayahh.. bunda.. kami pulang !!!” teriak cakka dan gabriel serempak.
 “cakka kamu kenapa? Kok pucet?” tanya Nerlin –bunda- khawatir melihat cakka yang benar-benar tak seperti biasanya itu.
 “ayah dimana bund?” tanya gabriel. “mmm... tadi ayahmu ada dibelakang rumah mencabuti bulu domba yang rusak, sepertinya sekarang menjari laba-laba untuk menambah jaring laba-laba dirumah kita.’” Jawab bunda.
 “ya udah, aku mau cari ayah dulu. Biar bunda ngurusin cakka gara-gara nekat makan katak balado asam manis.” Nerlin tersentak mendengar ucapan gabriel barusan, sungguh tak terbayangkan cakka putranya yang sebenarnya manusia memakan katak.
 “sayang, kamu nggak papa kan? Bunda kan pernah bilang sama kamu, jangan makan selain sayuran dan susu sapi atau kambing. Nanti kalau kamu kenapa-napa gimana kan bunda juga yang repot. Tadi kamu kan udah bunda bawakan bekal kenapa masih makan makanan itu. Kamu nggak denger apa kata bunda. Sekarang apa yang kamu rasain?” nerlin mewanti-wanti putranya itu.
 “cakka nggak papa bund. cakka Cuma kepengen nyoba aja lagian Cuma satu sendok aja kok bund. Cakka nggak papa jadi bunda gak usah cemas, cakka mau ke kamar dulu.” Cakka sedikit berbohong, dia tidak mau membuat bunda nyaa khawatir. Padahal dia pengen bilang perutnya sakit mual dan gak karuan tapi demi bundanya cakka menahan rasa itu.
 ***
“yel, jalan ke Indonesia nyok !!!” ajak cakka kepada kembarannya –gabriel-
 “ngapain? Kenapa gak ke belanda aja atau ke paris.” Tawar gabriel.
 “ke Indonesia aja. Ayok !!! ikut atau gak terserah kamu, yang penting aku tetep mau jalan-jalan ke indo.” Tekad cakka bulat. “iyaa.. gue ikut.” Ucap gabriel tanpa day.
***
 Sore ini, cakka dan gabriel asik jalan-jalan ke indonesia, mereka menyamar menjadi manusia. Ohh... betapa tampan nya saat mereka menjadi manusia !!! setiap langkah mereka selalu di iringi detap takjub orang yang melihatnya. Tujuan mereka adalah kuliner. Gabriel hanya diam memandang Cakka yang sedang menikmati santapan yang dipesan nya. Gabriel semakin bingung cakka tak seperti penyihir biasa dia suka makanan manusia malah terlihat lahap sedangkan gabriel sendiri sudah jijik melihat makanan yang dimakan manusia. Aneh, hanya itulah yang dipikiran gabriel. Apa benar yang dikatakan seniornya tadi, cakka bukan penyihir melainkan manusia. Tapi, mmm... mengapa ayah dan bundanya bilang mereka kembar. Entahlah, sekarang cakka telah selesai melahap makanannya berarti waktu gabriel berfikir juga sudah habis.
 Cakka dan Gabriel tak langsung pulang, mereka berjalan ke sebuah danau kecil dan tanpa sengaja, cakka melihat seorang gadis menusia sedang murung di tepi danau, ntah ada magnet apa yang menempel, cakka ingin sekali mendekati gadis itu.
 “yel, kamu pulang dulu aja sana. Akuu ada urusan bentar, kamu juga mau ke rumah sivia kan?” tawar cakka.
 “tapi, kamu gimana?”
 “udah sono !!! cepetan pulang !!!” cakka mendorong gabriel agar segera meninggalkannya.
 ***
 “heii..” sapa cakka mendekati gadis itu dan langsung duduk.
 Hiks.. hiks.. hiks.. hiks.. hiks.. gadis itu malah menangis menjadi-jadi dan memeluk cakka erat. Cakka bingung. Bingung apa yang harus dilakukanya, dia hanya membalas pelukannya dan mengusap lembut rambut gadis itu. Walaupun cakka belum mengenal gadis itu tapi dia merasa nyaman di dekatnya berbeda saat didekat shilla, jauh berbeda. Baru kali ini cakka merasakan sebuah kehangatan, selama 17 tahun ini dia hanya merasakan sebuah kedinginan.
 “maaf” ucap gadis itu melepas pelukannya.
 “it’s okey” jawab cakka stay cool. Gadis itu hanya menunduk, sepertinya dia merasa malu setelah kejadian dia memeluk cakka orang yang belum dikenalnya.
 “udah gak usah malu, Cakka.” Cakka mengulurkan tangannya berdapat gadis itu mau menjabatnya dan berkenalan.
 “aku agni. Maaf tadi  lancang meluk lo, gue baru putus dari pacar gue yang paling gue sayang.” Ternyata gadis itu bernama agni. Unik, batin cakka.
 “iyaa.. gapapa kok, aku janji bakal bikin kamu lupa sama mantan kamu.” Kata cakka yang benar-benar tak sadar saat mengeluarkan kaliamat itu.
 “benarkah itu?” tanya nya tak percaya. Cakka tersenyum mengangguk. dia baru pertama kali berkenalan dengan seorang cewek dan merasakan kebahagiaan yang tiada duanya.
 Cakka dan Agni menghabiskan waktu hingga larut malam, sayang cakka tak bisa mengantarkannya tapi seorang cakka dapat dengan mudah melacak, dimana gadis itu tinggal.
“pagi bunda, pagi ayah, pagi gabriel.” Sapa Cakka keluar dari kamarnya yang terlihat sumringah.
 “pagi juga sayang.. tadi malem main kemana aja, pulang kok sampe malem gak sama gabriel lagi.” Selidik Nerlin –bunda-
“paling ke rumah shilla.” Ceplos gabriel asal.
 “shilla?” kini william –ayah- yang heran.
 “itu, gebetan cakka disekolah.”
 “ohh.. bagus deh kalau cakka juga suka seorang penyihir. Upsss” william membakap mulutnya sendiri, dia lupa kalau kedua anaknya tidak tau kalau cakka adalah seorang manusia.
“ha? Maksud ayah? Cakka ga suka kok sama Shilla.” Terang Cakka santai sambil melahap salad buatan bundanya.
 “terus.. perhatianmu selama ini buat shilla apa?” tantang gabriel.
 “selama ini? Kenal aja baru kemarin. Bilang selama ini. Capcay deh..”
 “udah, gak usah debat, sekarang kalian berangkat aja. Hari ini ada badai di sekitar eropa timur, kalian harus cepat berangkat sekolah.” Nerlin melerai kedua anaknya sebelum terjadi percekcokan yang lebih gawat.
 ***
 Sivia dan Shilla sudah datang lebih awal dibanding Cakka dan Gabriel tentu saja karena rumah mereka yang tidak terlalu jauh dari wizard juniorschool.
 “siv, kayaknya kamu makin deket sama gabriel deh.” Kata shilla tiba-tiba.
 “ha? Apaan sih. Kamu tuh yang suka curi-curi pandang ke cakka, suka ya ???” sivia membalas ucapan shilla.
 “yaaa... gitu deh.” Terang shilla senyam-senyum sendiri.
 ***
 Sudah hampir sebulan mereka menjalin persabatan. Sayangnya, gabriel dan sivia sudah jadian sejak lima hari yang lalu. Sedngakan cakka dan shilla masih enjoy dengan status mereka sebagai sahabat, walau demikian mereka berdua sering dianggap banyak orang lebih dari sahabat, mereka sering bermesraan di depan umum dan nyatanya benih-benih cinta telah menjalar lebat dihati Shilla, Shilla begitu mencintai cakka. Tapi entah dengan perasaan cakka, memang cakka sering merespon apa yang dilakukan shilla, cakka benar-benar menyadi hal itu tapi dia takut untuk menolaknya karena cakka sama sekali tak mencintai Shilla.
 Suatu malam, cakka yang tengah menidurkan tubuhnya di ranjangnya tiba-tiba teringat sesosok gadis yang pernah ditemuinya sebulan yang lalu, cakka merasakan getaran rindu dihatinya. Rindu akan kehangatan gadis itu, kehangatan yang berbeda dengan apa yang dia rasakan selama ini.
 ***
 Keesokan harinya wizard juniorschool pulang lebih awal, karena ada sedikit insiden Alvin dan Rio salah mengucap kata sihir dan mengakibatkan beberapa ruangan di gedung itu meledak dan terbakar. Cakka- Gabriel- Sivia- Shilla hanya bisa cekikian mendengar berita itu, mengingat bulan lalu mereka menyombongkan diri tapi sekarang mereka malah membakar sekolahan.
 Saat ini adalah saat yang paling pas untung mereka berempat hang-out tapi tiba-tiba cakka menghilang entah kemana, sapu terbangnya juga tertinggal di sekolahan. Shilla malah cemas sendiri gara-gara ulah cakka yang menghilang tanpa jejak itu.
 ***
 “haii, masih ingat aku?” tanyanya mendekati seorang gadis yang memandang lekat danau di depannya. Gadis itu menoleh ke arah asal suara itu, di dapatnya seorang pria yang sudah duduk disampingnya, sama seperti kejadian sebulan yang lalu.
 “cakka ?” ucapnya masih terlihat berfikir. Pria itu mengangguk disertai senyuman yang membuat banyak orang terpesona. “agni kan?” tanya pria itu memastikan nama cewek adalah agni.
 “aku kangen kamu kka. Setelah hari itu, aku kembali kesini terus sampai satu bulan Cuma mau bilang terima kasih kamu udah mau support aku, tetapi kenapa kamu baru datang kka. Kamu kemana ? kamu ini siapa? Datang dan hilang gitu aja.” Tangis Agni memeluk Cakka erat.
 Cakka melepas pelukan agni. “maaf, aku bukan orang sini jadi jarang pergi kesini, dan maaf udah bikin kamu nunggu.”sesal cakka.
Suasana hening diam tercipta, tak ada diantara mereka yang angkat bicara. Agni menatap lurus memandang danau yang tenang sedangkan cakka menunduk menyesali dirinya tercipta bukan seorang manusia. Cakka dalam keadaan yang benar-benar tertekan, ia tau shilla benar-benar mencintainya walau shilla belum pernah menyatakannya tapi dia bisa liat ari pancaran matanya harusnya cakka senang, bahagia mengetahui hal itu tapi cakka ingin selalu besama agni yang jelas-jelas seorang manusia tak hanya itu cakka juga tidak bisa menebak perasaan agni terhadap cakka seperti apa dan yang lebih gawat kalau gabriel sampai tau hal ini, apalagi ayah dan bunda pasti cakka akan dimarahi abis-abisan dan jika semua orang tau hal ini pasti cakka sudah tidak dianggap wizard lagi dan mungkin ditendang dari permukaan bumi ini.
 “kka, bosen. Main aja yuk?” ajak agni. Cakka hanya mengangguk pelan.
 Hari ini Cakka dan Agni pergi kesuatu pusat perbelanjaan di Indonesia, Cakka terlihat sangat menikmati suasana saat itu. Cakka merasa nyaman saat berpapasan dengan manusia, tidak ada kata gelisah saat dekat dengan manusia apalagi Agni.
 Saat Cakka dan Agni akan keluar dari dalam mall itu, tiba-tiba Cakka menabrak seorang pria separuh baya, seketika cakka berfikir orang tersebut akan marah padanya karena es krim yang dibawa jatuh ke baju lelaki itu tapi orang itu malah menatap cakka lekat-lekat dan pandangannya beralih ke sebuah benda yang menggantung dileher cakka –NURAGA- nama kalung yang dipakai Cakka mengundang rasa penasaran orang itu.
 “Maaf pak, saya tidak sengaja.” Orang itu terus menatap cakka. “okee.. tak apa, yang penting kalian berdua ikut saya makan disana.” Orang itu menunjuk kesalah satu dekai makanan didekat mall tersebut.
 Cakka menoleh kearah Agni. Agni mengerti maksud Cakka, Agni hanya mengangguk sembari melengkingkan bibir manisnya.
 ***
 “siapa namamu nak?” tanya orang yang tadi ditabrak Cakka setelah duduk disebuah meja kedai tersebut.
 “Cakka Kawekas Nuraga, dan ini teman saya Agni Tri Nubuwati. Bapak ?” Agni tersenyum.
Nuraga? Benar anak itu mempunyai nama nuraga, apa benar dia anak ku. Apa dia benar-benar masih hidup setelah ku tinggal karena badai waktu itu. Tapi ini terlalu mustahil sudah 17 tahun anak ku tertinggal disana masih hidup dan kini berada di Indonesia. Bukan, dia bukan anakku !!! tapi kenapa batinku begitu yakin dia anakku? Bapak tua itu terus melamun, Cakka dan Agni sedikit bingung kenapa dengan bapak ini. Apa yang salah dengan namaku? Pikir Cakka.
 “pak.. bapak siapa ya?” tanya Cakka membuyarkan pikiran orang itu.
 “nak cakka rumah nya dimana?” tanya orang itu menatap Cakka dengan aneh.
 Cakka terbelalak mendengar pertanyaan itu. Apa yang harus dijawabnya, cakka tinggal di daerah Jepang, Cakka pun tak mengerti apa nama pulau yang ditinggalinya yang dia tau hanya sebelah barat pulau hokaido. Misal Cakka menjawab demikian apa itu tidak berakibat buruk mungkin jantungan karena tempat tinggal yang berada di negara Jepang bisa berkeliaran di Indonesia. Apa cakka harus menjawab salah satu nama kota di Indonesia? Ahh rasanya itu tidak mungkin Cakka hanya mengetahui Jakarta, Semarang, Jawa tengah dan Yogjakarta. Daerah yang sedang dipijaknya saja dia tidak tau. Ahh... ini sebuah bencana, apalagi saat melirik Agni, dilihatnya Agni sangat antusias ingin mendengarnya.
 “kka, kenapa ngelamun. Cepetan kasian bapak itu.” Bisik Agni sambil menyenggol lengan Cakka keras.
 “hmm.. rumah saya di” cakka menggantungkan kalimatnya. Bapak itu dan Agni terlihat sangat ekspresif membuat cakka semakin gugup. “Jl. Kaliurang Km. 5 Sawit Sari.” Ceplos Cakka asal.
 Sepertinya Cakka salah menyebutkan tempat, keduanya mengeryitkan kening. Ohh.. ini mala petaka, Cakka merasa salah ia lari terbirit tak menghiraukan orang itu dan Agni.
 ***
 Wizard Juniorschool, tiba-tiba diributkan dengan sebuah gosip seorang wizard berteman dengan manusia malah bisa dibilang bermesraan. Cakka dan Gabriel yang baru datang tak ingin melewatkan gosip ini. Ketika keduanya mendekati papan mading itu, semua anak minggir memberi jalan kepada cakka dan gabriel.
 Gabriel terkejut bukan main, dilihatnya berbagai pose saudara kembarnya dengan seorang manusia di tepi danau dan pusat perbelanjaan. Sekarang gabriel mengerti apa yang diperbuat saudara kembarnya kemarin, Gabriel sudah mengepalkan tangannya sepertinya ia ingin memukul cakka sekuat-kuatnya merasa cakka telah menjatuhkan harga diri keluarganya.
 Cakka menunduk lesu, tak bisa dipungkiri kemarin Cakka memang malakukan hal itu. Bersama seorang manusia, AGNI !! ya dialah yang sudah mengalihkan dunianya, cakka sadar dia bukan manusia tapi perasaannya tak bisa dibahongi, Cakka ingin selalu bersama manusia itu. Apapun itu caranya dan apapun yang akan terjadi Cakka ingin selalu didekat manusia itu.
 Gabriel mendorong Cakka hingga tersudut di tembok. Gabriel benar-benar marah tangannya sudah mengepal dan...
 Shilla dan Sivia datang, Shilla langsung melihat foto-foto yang terpampang di mading. Matanya memerah ingin rasanya Shilla mengeluarkan semua isi hatinya. Sedangkan Sivia? Dia menahan Gabriel untuk tidak melakukan hal bodoh itu. Suasana yang semakin panas dan mencekam datang seoranga guru yang mempunyai perawakan yang tinggi dan besar, dia juga terkenal galaknya.
 “LARI KELILING DUNIA SEPULUH KALI !!!” bentaknya keras, suaranya begitu menggelagar semua benda nampak bergetar terlebih lagi cakka yang ada di depannya.
 Cakka berjalan ke depan gedung Wizard JuniorSchool, dia terus menunduk. Disisi lain ada 2 orang yang tersenyum tertawa bahagia melihat ini semua, siapa lagi kalau bukan Alvin dan Rio. Cakka bersiap berlari mengelilingin dunia melintasi lautan antartika, Kanada, Amerika Serikat, kepulauan hawai, Laut pasiifik, Jakarta, Lautan Hindia, kepulauan malagasi, Maputo, Gaborone, luderzt sampai sepuluh kali. Sivia begitu bersabar menenangkan gabriel yang kadung marah dengan Cakka dan Shilla? Dia menangis sejadi-jadinya.
 “buat kamu menangisi dia yang udah berkhianat dan memilih manusia.” Ucap seseorang di samping Shilla, shilla menoleh.
 “apa maksudmu?”
 “shilla.. shilla kamu itu cantik, manis tapi terlalu lugu. Apa kamu merasakan Cakka membalas cintamu itu?” orang itu menatap shilla lebih tajam, dan sangat sulit untuk diartikan.
 “diam kamu ALVIN !!! cukup kamu ganggu kita. Dan sekarang kamu mau mengadu domba antara aku dan cakka” Bentak Shilla kepada orang itu yang tak lain adalah yang tak bukan Alvin.
 “aku sayang dan cinta sama kamu !! aku gak mau kamu sakit gara-gara cakka !!” tuding Alvin sambil menunjuk Cakka yang sudah mulai berlari. Shilla diam, dia begitu terkejut mendengar ucapan Alvin. Tanpa sadar Alvin telah meninggalkannya.
 ***
 “Ify, diluar kenapa rame banget si?” tanya Agni dari dalam kelas yang bingung melihat orang-orang yang sibuk menonton entah apa.
 “ada wizard yang tengah di hukum.” Jawab nya singkat berharap wizard itu lewat kembali.
 “wizard? Bukankah itu hanya dongeng?”
 “wizard memang nyata agni. Udah deh mending kamu liat aja, gila kalau bukan penyihir udah gue gebet ag.” Agni yang heran lalu berlari menuju kerumunan didekat Ify.
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Benar seorang wizard kembali lewat untuk ke tujuhh kalinya.
 “cakka” pekik Agni setelah melihat wizard itu.
 “keren kan ag?” tanya ify di sebelahnya yang masih terkagum-kagum melihatnya berlari dengan kecepatan yang, bbeeerrr~~ sulit untuk diartikan itu.
 Jadi Cakka adalah wizard? Dia penyirih, jadi itu alasannnya kenapa kemarin saat bertemu bapak tua itu dia menjawab asal. Jadi, selama ini orang yang begitu gue kangenin adalah penyihir? Pikir Agni. Ia melihat lagi untuk kesembilan kalinya. Agni menangis, berlari meninggalkan tempat ia melihat Cakka.
Hatinya hancur, remuk berkeping-keping labih sakit dari yang dia rasakan saat putus cinta. Hancur sudah rasa cintanya mengetahui cakka bukan manusia.
 ***
 Cukup sudah cakka berlari 10X bumi. Badannya serasa ingin remuk dan rontok, saat ia akan mengatur nafasnya tiba-tiba seorang gadis menariknya secara paksa dan membuat cakka harus mengikutinya.
 “kka, apa kamu suka dengan manusia itu? Apa kamu tak pernah menyadari perasaan ku ke kamu, apa perhatianku ke kamu itu kurang cukup untuk ngeyakinin kamu kalau aku suka sama kamu” gadis itu langsung memeluk cakka.
 Cakka bingung apa yang harus dilakukannya, cakka masih terlalu shock dengan perkataannya tadi. Perlahan cakka melepas pelukannya.
 “shill..”
 “kka, baru kali ini aku ngerasaain sebuah kehangatan. Kamu berbeda kka, kamu beda dari yang lainnya. Kka, apa kamu ngerti apa yang aku rasain.” Tangis Shilla –gadis itu- semakin menjadi. Cakka mengusap pelahan air mata yang membasahi pipi Shilla, menariknya kedalam pelukannya agar dapat merasakan kehangatan Cakka.
“aku tau shill, aku paham dengan yang kamu rasain sekarang. Tapi maaf.” Bisik Cakka.
 Cakka melepas pelukannya menatap nanar mata Shilla yang sembab. Tak berapa lama, Cakka kembali menarik Shilla kepelukannya dan memeluknya dengan erat.
 Ternyata ada dua buah mata yang memandang nya dengan tatapan emosi, tangannya mengepal tapi dia tak bisa melakukan apa-apa dia hanya lari, lari sekuat tenaga.

 (づ。◕‿‿◕。) BERSAMBUNG (づ。◕‿‿◕。)


Follow : @ChciFjrynt

0 komentar:

Posting Komentar

 
Cheepongginesiaa Blogger Template by Ipietoon Blogger Template