akhir bahagia
Siapa sebenarnya aku? Aku itu siapa?
Mengapa aku terjabak dalam duni yang tak pernah aku inginkan. Dunia yang begitu
dingin dan sangat-sangat menjijikan. Sungguh diriku muak dengan semua ini.
Dunia macam apa ini.
^^
“Cakka, ulah apa yang sudah kamu
perbuat?” bentak William. Sang ayah.
“tidak. Aku tidak berbuat apapun.”
Hanya itu saja yang Cakka katakana, memang kenyataannya dia tidak melakukan
apapun yang merugikan orang lain, hanya sekedar berkunjung di Negeri manusia.
Sudah itu saja.
“kamu jawab tidak. Lalu untuk apa
sekolahan menghukummu berlari mengelilingi bumi dan hamper saja kamu
dikeluarkan dari sekolahan.”
“sungguh ayah. Aku tidak berbuat
apapun. Aku hanya sekedar berkunjung di negeri manusia. Udah itu saja.” Jawab
Cakka santai.
“kamu bilang hanya berkunjung? Apa
berkunjung harus bercengkerama bermain jalan dengan manusia bahkan
mesra-mesraan. Ingat kamu wizard bukan manusia. Wizard berbeda dengan manusia
bahkan wizard tidak boleh berhubungan dengan manusia. Kamu tau itu?”
“sangat tau.” Cakka lelah mendengar
omelan ayahnya itu. Bagi dia bersama manusia lebih menyenangkan disbanding
dengan keluarganya. Sangat berbeda. Bahkan Cakka merasa apa yang dikatakan
Alvin dan Rio benar. Dirinya bukan wizard tetepi manusia.
“ag, kamu kenapa sih? Kok bengong
gitu?” Tanya seorang gadis dengan rambut yang tergerai.
“gak. Gue gak kenapa-kenapa.” Jawab
gadis yang dipanggil ‘ag’ itu.
“bener?”
“ya.” Dia adalah Agni dan sahabatnya Ify, Agni masih begitu shock dengan kejadian yang baru saja dia lihat. Cakka orang yang menemaninya disaat kesedihannya dia yang membantu Agni melupakan sang mantan, dan dia yang begitu berhasil menarik perhatiannya dan membuat dirinya mati penasaran ternyata adalah WIZARD.
“ya.” Dia adalah Agni dan sahabatnya Ify, Agni masih begitu shock dengan kejadian yang baru saja dia lihat. Cakka orang yang menemaninya disaat kesedihannya dia yang membantu Agni melupakan sang mantan, dan dia yang begitu berhasil menarik perhatiannya dan membuat dirinya mati penasaran ternyata adalah WIZARD.
Agni sekarang mengerti mengapa Cakka
bias dapatng dan pergi begitu saja. Ya karena hanya satu alasannya. WIZARD.
Kali ini Agni harus menyimpan cerita ini sendiri tanpa ada yang boleh tau Ify
pun juga jangan sampai mengetahuinya. Karena Agni benar-benar kecewa. Mungkin
susah untuk didiskripsikan hanya dengan bertemu dua kali Agni merasa nyaman
mungkin bukan hanya nyaman tapi rasa saying yang terus tumbuh dihatinya.
Sekarang harapan bersama dengan dirinya sirna bagai debu yang diterpa angin.
Bagai debu yang disiram derasnya air. Oh.. mengapa harus terulang kembali.
^^
Semakin merasa muak dengan apa yang
ada di depannya. Memang semua itu tidak ada yang ia makan, Cakka akan sangat
berterima kasih jika secara mendadak dirinya buta. Senang rasanya bias tidak
melihat kelurganya memakan menu masakan malam ini. Katak goring tepung dan
semur cicak. Ohh.. melihat Gabriel menyantapnya membuat dirinya sudah tidak
selera lagi untuk makan.
Tumis rerumputan ini sangat-sangat
membuat kerongkongannya terasa sakit, rerumputan yang kasar bergesekan dengan
dinding kerongkongan yang sangat susah untuk ditelan.
Buru-buru ia kembali ke kamarnya.
Hidupnya begitu aneh seperti seorang itik yang tinggal bersama buaya. Hmmm..
entahlah yang pasti saat ini ia ingin menemui gadisnya itu . mungkin terlalu
gila untuk mengatakan gadis itu gadisnya, pada nyatanya dia bukan siapa-siapa.
Hanya seorang manusia yang mengalihkan dunianya.
^^
Disini Agni merenung. Merenung dalam
lamunan sore, sore yang meneduhkan suasana yang sangat mendukung dalam
lamunannya. Sungguh Agni tidak dapat melupakan kejadian itu. Hah? Kenapa harus
kecewa. Toh Cakka hanya tidak sengaja mendatanginya mengajaknya ngobrol dan
jalan sekali. Hanya itu tidak ada yang lain. Tapi memang perasaan saying dan
cinta tidak bias ditebak kapan dating dan pergi. Misterius-menyeramkan bagai
Jailangkung yang selalu berkeliaran mencari mangsa. Ah, lamunan ini semakin
tidak bias dimengerti. Sudahlah.
Dihirupnya udara sekitar yang masih
cukup segar itu. Dalam- Dalam- dan lebih dalam.
“Ag.” Agni mendengarnya, sapaan itu
seperti Cakka. Tidak-tidak. Tidak mungkin itu Cakka, bagaimana dia bias ada
disini. Oh ya? Dia lupa Cakka adalah wizard dan dapat dengan mudah menjangkau
daerah manapun.
“Agni. Denger gak sih?” sekarang dia
yakin, itu memang suara Cakka. Ingin rasa memeluknya tapi dia adalah wizard.
Kenapa harus wizard yang selalu menjadi permasalahan. Tolong ubah ini semua,
Cakka adalah manusia biasa.
“Agni. Ini gue Cakka, inget gak sih?”
dia-dia nguncangin pundak, gue harus apa gue harus apa. Oh tuhaaann.. kenapa
dia wizard.
“Agni, kamu kenapa sih? Kenapa kamu
kayak ketakutan liat aku. Aku bukan setaan Ag.” Senyum tawa Cakka.
“LO BUKAN SETAN TAPI WIZARD . LO
PENYIHIR !!!” sahut Agni ketakutan.
“Ag, kamu ngomong apa sih?” tau dari
mana aku wizard gak-gak mungkin Agni tau soal ini.
“UDAAHH DEEHH LOO GAAK USAAH BOHONG
SAMA GUE !! GUE TAU KOK LO WIZARD YANG KEMARIN DIHUKUM KELILING DUNIA KAN.
IYAAA KAN KKAAAAA !! JAWAAAAABB JUJUUURR, kka” isak tangis itu jelas
sangat-sangat terdengar. Emosi Agni benar-benar tidak dapat dia control lagi.
Entah apa yang membuat gadis ini geram dengan laki-laki dihadapannya. Mungkin
karena dia wizard.
“iyaa.. aku seorang wizard” pelan
sangat pelan nyaris tak terdengar tapi Agni mendengarnya dengan sangat jelas.
Dan pengakuan itu membuat Agni semakin sakit. Sakit, kenapa harus sakit ? entah
yang pasti itulah yang saat ini Agni rasakan. Sakit sungguh rasa itu terasa
nyata lebih dari sekedar masa lalu Agni, tetesan-tetesan air mata Agni saling
berlomba-lomba berjatuhan.
“ag..” diusapnya pelan kedua pipi
Agni. Pelan dan sangat pelan. Agni semakin sakit merasakan lembutnya usapan itu
semakin diusapnya pipi Agni semakin deras air mata Agni yang berjatuhan.
“Agnii.. kamu kok nangis. Udah dong
Ag. Apa sih yang kamu tangisin.”
“KAMU TANYA APA ??? APAA.. ELO TUHH..
arrrrrggghhh..” ditapisnya tangan Cakka yang masih mengusap air matanya.
Didorongnya sekuat tenaga tubuh Cakka yang jongkok tepat di depan Agni. Lari
sejauh mungkin, hanya itu yang ada dipikiran Agni entah harus kemana yang pasti
dia harus berlari menjauh dari Cakka. Jaaauuuhhhh
Bukan Cakka namanya jika dia tidak
bias mengejar Agni. Didekapnya sekuat tenaga seakan tak ingin Agni lepas dari
hidupnya. Sungguh Cakka tak menginginkan itu semua terjadi. Cakka hanya ingin
Agni. Hanya dia, Agni !!!
“jangan pergi, jangan pernah hindari
aku karena seorang wizard. Aku gak mau ag.” Ucap Cakka sedikit bergetar. Agni
diam seolah terpaku dalam lamunannya.
“Agni, jangan pergi.. percaya ataupun
tidak aku sayang kamu ag, aku mohon jangan pergi ag. Aku mohon, bantu aku hidup
ag. Hanya kamu yang aku Ag, kamu ngasih aku yang berbeda, kamu bias ngasih aku
kehangatan yang selama ini gak pernah aku rasain ag. Aku mohon ag jangan pernah
tinggalin aku. Jangaaan pernaaahhh ag.” Intonasi naik turun dan sedikit
bergetar. Agni – Agni tak tahu apa yang harus dilakukannya. Sungguh bukan
keinginannya untuk menhindar ataupun menjauhi Cakka, mungkin karena Agni
terlalu takut dengan Cakka yang jelas-jelas dia bukan manusia, dia wizard.
“kita beda kka. Kita beda kka.” Ucap
Agni sedikit tersesak dekapan Cakka. Sungguh Agni ragu bimbang dan entahlah apa
itu.
Sepertinya Agni salah bicara, dekapan
Cakka semakin kuat semakin kuat pula rasa itu tersayat dibalik sayatan itu Agni
merasa nyaman dan yang baru Agni tahu, wizard pun memiliki kehangatan bahkan
kehangatan itu sangat nyaman.
“tapi aku nyaman bersamamu, lebih dari
kebahagiaan yang pernah aku rasain selama ini. Semuanya itu berbeda Ag. Aku
nyaman dengan manusia.”
“kka. Lepasin.” Agni terlihat sedikit
meronta.
“gak. Sebelum kamu berjanji nggak akan
ninggalin aku karena aku wizard.”
Agni mengangguk. Perlahan Cakka
melepaskan dekapannya dan memutar tubuh Agni hingga menghadapnya.
“kamu janji kan Ag? Gak akan takut
ataupun menghidar dari aku.” Begitu tulus Cakka mengucapkan hingga Agni tak
sadar mengangguk pelan.
“makasih Ag. Aku nggak akan nyakitin
kamu, aku janji ag. Aku nggak akan ngelakuin hal-hal yang gak kamu inginkan.
Aku janji akan selalu jagain kamu.” Dipeluknya tubuh mungil Agni. Perlahan Agni
tersenyum sakit itu perlahan mulai surut. ‘kamu beda kka’
^^
Sepasang mata terus mengamati kejadian
itu, walaupun ia tak mengetahui apa yang mereka ucapakan tapi melihatnya saja
pun sudah membuat cukup gadis itu bahagia.
“gue seneng Ag, lo dapetin orang yang
lebih baik dari mantan lo yang brengseekk itu. Semoga yang ini bias terus
jagain lo.”
“hai. Cuma sendiri? Kok ngomong
sendiri?” gadis itu terbelalak mendengar seseorang itu. Ditolehnya sebelah
kanannya.
WOW digigitnya bibir bawah gadis itu.
Mimpi apa dia semalam ada dua orang laki-laki berada disampingnya dan bertanya.
Hitam manis dan yang satu lagi bermata sipit dan seperti keturunan china
mungkin tapi sedikit jawa gimana yah entahlah yang pasti gadis ini terlihat
terpesona dengan kehadiran dua orang itu.
“ha? Enggak kok.”
“itu temen kamu?”
“iyaa.. kenapa?”
“ohh. Enggak ya udah kita pergi dulu
ya.” Laki-laki bermata sipit itu langsung menyambar dan menarik laki-laki hitam
manis itu dengan paksa. “inget kita Cuma mau mata-matain Cakka, gak ada acara
suka sama MANUSIA .”
Gadis itu menyipitkan matanya. ‘aneh’
batinya.
^^
“lo apa-apaan sih main narik gitu aja
!!!” terdengar jelas suara laki-laki yang sepertinya sedikit menahan amarahnya.
“lo inget dong yo. Lo wizard . ohh lo
mau ngikutin jejak Cakka suka sama manusia. Iyaa yoo?? IYAAAAA?” laki-laki yang
semula dibentaknya kini berbalik membentak.
“seraahhh.” Ucap laki-laki itu lalu
pergi begitu saja tanpa mendengar apalagi memperhatikan gerutuan sahabatnya
itu.
^^
“hei?”gadis manis itu menoleh
mendengar sapaan nyaring itu.
“eh?” . “kenalin aku Rio. Kamu?”
“Ify” jawab gadis manis itu sambil
menyalami laki-laki itu.
Lama. Sepertinya ada sebuah getaran
yang mereka rasakan. Aneh, mungkin itu kesan pertama yang mereka rasakan. Malu,
kata kedua setelah keduanya tersadar dalam lamunan salam pertama itu.
“emmm… lo yang tadi itu kan? Yang..
sama cowok sipit itu kan.” Ify. Gadis itu terlihat sangat berusaha menetralkan
suasana yang menyelimuti mereka.
“ya. Emang kenapa?”
“ohh.. enggak. kok nggak bareng dia?”
Ify semakin salah tingkah, bingung-bingung dan bingung.
“dia udah pergi, ada urusan katanya.”
Jawab cowo bernama Rio itu. “oh iyaa.. mau pulang? Jalan dulu deh. Mau yaaa..
pleaseeeee..” kali ini cowo bernama Rio memperlihatkan muka melasnya.
Ify menahan tawanya lalu mengangguk
cepat. Lucu, mungkin itu yang ada dipikiran Ify.
“yeeee… baik dehh” Rio reflex memeluk
Ify. Ify tersentak dengan perlakuan Rio. Ada sesuatu yang mengganjal dihati
Ify, dingin yaa.. mungkin itu yang ia rasakan. Suhu tubuh Rio tak seperti
kebanyak orang. Tapi Ify tak mempedulikan itu. Well, dia merasa seneng.
^^
Gadis itu terlihat sangat sibuk,
sepertinya dia baru saja mendapat tugas.
“Shill, kamu lagi..?”
“ohh.. ini aku baru aja dapat tugas
dari kelas plantae untuk membuat suatu penemuan tumbuhan berbunga yang
mempunyai daya serap CO2 yang
besar untuk mengatasi kehidupan manusia.”
“wow” laki-laki itu cukup terkejut
dengan penjelasan gadis itu yang bernama Shilla. Itu hal yang sulit untuk
dilakukan, memang tugas utama wizard adalah membantu kelangsungan hidup
manusia, tapi untuk membuat suatu penemuan tumbuhan. Alvin –laki-laki- ini
cukup kurang yakin dengan tugas yang diberikan kepada Shilla tapi dia yakin
Shilla pasti dapat melakukannya dengan baik.
“kamu kenapa masih ada disekolahan?”
Tanya Shilla yang masih berkutik dengan tumbuhan yang ada di depannya.
“ah.. itu tadi tadi ada yang
ketinggalan dikelas.” Padahal Cuma mau mastiin kamu udah pulang belum Shil.
Nampaknya Alvin tidak begitu berani mengatakan hal itu. Shilla mau berbicara
dengan dirinya saja sudah membuat Alvin menghirup nafas lega setelah kejadian
kemarin. Alvin juga bersyukur sepertinya Shilla sudah melupakan apa yang pernah
Alvin katakana saat itu. Tapi nyatanya Shilla jelas masih mengingat hanya saja
dia berpura-pura.
^^
“Iel, kamu masih marah sama Cakka?”
Tanya seorang gadis berawak subur.
“entahlah. Vi, yang pasti aku merasa
kecewa dengan perilaku dia.” Dihirupnya nafas panjang sebentar. “dia itu aneh,
Vi. Dia itu terlalu berbeda di rumah ataupun berbeda.”
“aneh gimana? Sepertinya sama seperti
yang lain.” Sivia. Gadis berawak subur itu Nampak tidak mengerti dengan yang
diucapkan kekasihnya. Gabriel yang dipanggil Iel tadi.
“Dia itu punya suhu tubuh yang hangat
beda sama kita terus bunda selalu melarang dia makan makanan yang kita makan
dan untuk pelajaran dia itu susah mengerti dan masih banyak keganjalan yang
lain, Vi.”
“kamu meragukan Cakka itu wizard.”
“entahlah. Udahlah Vi, ini saat kita
berdua ngapain sih harus bahas Cakka.”
“baiklah. Tapi jangan marah lagi ya
sama Cakka. Kalian kan saudara kembar dan gak seharusnya kalian marah, harusnya
kamu support cakka.” Gabriel hanya mengangguk pelan.
^^
Selama tiga hari Cakka mendapatkan
skors, yang seharusnya dia bersedih tapi dia malah merasa gembira senang dan
bahagia. Selama tiga hari akan dia
manfaatkan untuk mengunjungi Agni. Ya, pasti akan mengasyikan daripada
harus di rumah membantu Bundanya mengganti sarang laba-laba dengan yang baru.
“kamu mau kemana kka?” oh tidak bunda
melihat Cakka akan melangkah pergi keluar rumah.
“mau menjalankan apa yang seharusnya
dijalankan oleh seorang wizard.” Yess.. bunda tersenyum, berarti dia
mengijinkan untuk pergi.
Kini Cakka tengah berjalan-jalan,
menikmati setiap langkahnya. Dia merasa lebih nyaman berada ditengah-tengah
keramaian manusia apalagi saat menikmati setiap hidangan yang biasa disantap
manusia delicious beda dengan yang ada
dirumah bubur eliscoop yang dibuat dari lendir
kudanil, atau kerupuk bursiias yang terbuat dari kulit badak atau semur
katak, cicak laba-laba dan berbagai macam makanan jenis itu.
Cakka kembali melangkahkan kakinya
menuju taman dimana dirinya dan Agni selalu berjumpa. Didudukannya kesebuah
bangku panjang yang juga bangku yang selalu dia gunakan. Lebih sepi dari yang
biasanya, biasanya yang sepi kini lebih sepi. Sepi-sepi. Cakka menemukan ide
cemerlang, bukan wizard namanya kalau tidak bias menciptakan hal-hal yang tidak
diduga oleh para manusia.
Diusap-usapkan nya kedua tangan Cakka
sambil berkomat-kamit mantra. Semerbuk-serbuk berkilauan memancar dari tangan
Cakka. Cakka berjalan seperti membentuk tulisan diarea yang cukup luas
meninggalkan jejak kilauan. Cakka berhenti menyelesaikan mantranya beberapa
saat kemudian kilauan emas itu turun hingga mendarat di rerumputan dengan
sempurna, perlahan-lahan mulai tumbuh dedauan secara bersamaan tulisan yang
dibentuk Cakka mulai nampak terlihat dan
kini jelas dapat terbaca dengan utuh. C a k k
A g n i. ya, tumbuhan sejenis semak-semak tumbuh kutang lebih 30cm,
pertumbuhan belum selesai. Kini terlihat kilauan-kilauan disetiap pucuk daun,
pucuk-pucuk itu muncul berbagai macam bunga. Indah, sungguh dipercaya
semak-semak yang runtut membentuk tulisan C a k k A g n I itu berbunga berbagai macam warna-warni bunga
yang begitu banyak dan semerbak harum seperti parfum yang selama ini
dipakainya. Cakka tersenyum melihatnya, semoga Agni suka. Cakka terduduk manis,
menunggu kedatangan Agni yang tak kunjung dating. Mungkin Cakka dating terlalu
pagi atau Agni hari ini memang tak akan dating. Entahlah Cakka akan tetap
menunggu. Cakka terdiam dalam lamunan pagi sunyi yang sepi, pikirannya jauh
melayang membayangkan dirinya dan Agni bersama dalam suka duka, melanjutkan
hubungan yang lebih serius memasuki bahtera rumah tangga tapi tiupan angin
telah menyadarkannya impian itu hanya sebatas mimpinya hanya khayalan belaka
saja tapi entah kenapa dia begitu yakin suatu saat mimpinya akan menjadi nyata
mungkin suatu saat nanti pada saatnya. Lamunannya kini memikirkan bagaimana,
bagaimana caranya dirinya dan Agni dapat bersatu. Cinta mungkin atau sebuah
pengorbanan. Entahlah, dia masih tidak dapat berfikir bagaimana caranya tak ada
bayangan ohh.. mungkin cintanya menjadinya.
“kka.” Sentuhan dipundaknya
menyadarkannya dalam lamunan pagi sunyi yang sepi.
“agni.” Cakka tersentak dengan
kedatangan Agni yang begitu cepat disbanding dengan pikirannya. Agni sedikit
memicingkan matanya, ada yang tidak beres. Sedari tadi kedua tangan Cakka
berada dibelakang punggungnya dan mengeluarkan kilauan apa itu. Sekarang Agni
malah terdiam melihat Cakka memperlihatkan tangannya yang penuh dengan tangkai
bunga mawar yang masih segar. Agni suka sangat suka dengan perlakuan Cakka
terhadap dirinya. Agni mengambil bucket bunga mawar itu dan memeluk Cakka.
“makasih ya kka.” Bisikanya nyaris tak
terdengar.
“liat tepian danau, tumbuhan itu akan
abadi dan warna bunga-bunga yang bermekaran akan sama seperti suasana hatimu.”
Agni langsung melepaskan pelukannya, kini matanya tertuju pada tepian danau
yang cukup luas itu terlihat semak bertuliskan C a k k A g n i dengan beraneka
macam warna dan macam. Indah. Dipeluknya lagi Cakka semakin erat.
“makasih ya kka. Ini indah banget, gue
sukaa banget.” Cakka hanya tersenyum, membalas pelukan Agni lebih kuat.
Keduanya hanyut dalam suasana yang
Cakka. “kka.” Panggilan itu menghancurkan suasana. Ditolehnya kearah suara itu.
“Shilla?”
Shilla benar-benar terkejut, ternyata
itu benar Cakka bersama perempuan. Tumbuhan hasil percobaanya pun jatuh ke
tanah dengan sempurna hancur seperti hatinya saat ini.
“kka, kamu ngapain sama manusia ini.
Bukannya kamu telah menerima cintaku tapi-tapi kenapa sekarang kamu dengan
manusia yang tidak ada apa-apanya ini kka.” Suaranya bergetar terlihat seperti
menahan amarah.
“kapan?” Agni terkejut mendengar
jawaban Cakka, gadis yang dipanggil Shilla hamper saja menangis hanya dijawab
kapan. Ya Allah. Gak peka banget sih.
“kamu Tanya kapaaan? Kemarin setelah
kamu dihukum gara-gara ketahuan pergi dengan manusia.” Tangis Shilla pecah.
“aku kan bilang maaf. Tandanya aku gak
bisa bales cinta kamu, aku hanya memahami perasaanmu saja Shill.”
Cakka terpental mendapat serangan dari
laki-laki dibelakan Shilla, Alvin ya. Alvin terlihat sangat emosi melihat gadis
yang disayanginya dibuat menangis yang kedua kalinya.
“GAK ADA MAAF BUAT KAMU KKA!!! WIZARD
TERKUTUK . AKU PASTIIN KAMU BAKAL DIKELUARKAN DARI WIZARD GAK CUMA ITU KAMU
PASTI DAPAT PENJARA SERATUS TAHUN KKA !!! JANGAN PERNAH BUAT SHILLA NANGIS .
BANGSSSSAAAAAAAAATTTT !!!” kali ini Alvin memaki-maki dan langsung menyerang
Cakka secara langsung. Tonjok kanan kiri, pukul perut. Dan tololnya Cakka tak
membalas sekalipun padahal badannya sudah hamper mati.
Agni takut melihat itu semua, melihat
wizard yang berkelahi dihadapannya. Agni takut menjadi sasaran kebuasan mereka.
Agni juga khawatir dengan keadaan Cakka, tapi Agni tidak mengerti tubuhnya
tidak bisa digerakan, kakinya tak bisa melangkah. Apa yang sebenarnya Cakka
semburkan ke Agni tadi.
“udaahh Vin, udaaaahhh..” tangis
Shilla semakin menjadi-jadi. Dia juga berusaha memisahkan keduanya. Akhirnya
mereka pun pergi.
Agni pun dapat bergerak kembali, dia
langkahkan kakinya perlahan mendekati Cakka yang masih tergeletak di
rerumputan.
“kka, mereka siapa? Shilla itu siapa
kka?” tak terasa Agni meneteskan air mata hingga jatuh tepat dimata Cakka.
Diusapnya pipi Agni lembut.
“kamu percayakan aku Cuma cinta sama
kamu?” lirih Cakka. Agni hanya mengangguk. Tiba-tiba Cakka menghilang dari
pangkuannya. “CAKKKKKAAAAAAAAAAAAA” Agni berteriak sekencang mungkin.
Ditolehnya kearah tepian danau itu, benar Bunganya semakin melayu warna
bunganya pun menjadi semakin pudar. Inikah yang dimaksud Cakka tadi?
“Agni. Lo gak papa kan?” Agni menoleh
kearah suara itu. Dipeluknya erat Ify. Dia menangis sesenggukan dipelukan
sahabatnya itu.
“Cakka, Fy. Cakka pergi.” Ify
melepaskan pelukan sahabatnya.
“pergi? Maksud lo?”
“dia wizard Fy dan sekarang dia pergi
ke dunianya Fy. Dia.. dia tadi dipukulin sama wizard yang lain dan dan ada
witches yang ngaku-ngaku pacar Cakkaaa Fy.”
“lo tadi bilang apa? Ada Wizard dan
Witches kesini?” Tanya laki-laki disamping Ify.
Agni hanya mengangguk. “aku pergi
dulu.” Tandasnya dan langsung pergi menginggalkan mereka.
“dia siapa Fy?” Tanya Agni heran. Dia
belum pernah bertemu laki-laki itu sebelumnya.
“entahlah. Gue juga baru kenal
kemarin. Namanya Rio anaknya baik cakep lagi, tapi dia sedikit aneh, masak hape
nggak punya terus kehadirannya juga tiba-tiba nongol tiba-tiba ngilang kayak
tadi.” Jelas Ify. “kok malah jadi bahas gue?”
“IFY… CAKKAAAAAA FY !!! kenapa dia
harus wizard. Kenapa bukan manusia.” Tangisnya kembali meledak.
“masa sih lo bisa suka sama makhluk
kayak gitu.?” Bukannya menenangkan malah mempertanyakan masalah yang menurut
Agni enggak penting itu.
“IFYYYYYYY … elo kan juga bilanga
kalau dia cakep !!” tangis Agni bercampur kesal.
“kapan?”
“ngeselin banget sih lo!! Dia yang
kemaren itu dihukum keliling dunia kan elo yang ngasih tau gue. Elo juga yang
heboh sendiri bilang dia gantenglah, kerenlah, cakeplah..”
“ohh..” Agni membiarkan saja tinggal sahabatnya yang sedari tadi bukan menghibur malah bikin emosinya semakin terkuak. “WHAATTT ??? CAKKA WIZARD YANG ITU? AAAAAAAAAAAA SENENG DONG LO NYAA. DIA KAN CAKEEEP BANGEEEET !!!” akhirnya Ify histeris juga tapi terlambat. Dia sudah kesal dulu dengan tingkah Ify yang sedikit oneng ini.
“ohh..” Agni membiarkan saja tinggal sahabatnya yang sedari tadi bukan menghibur malah bikin emosinya semakin terkuak. “WHAATTT ??? CAKKA WIZARD YANG ITU? AAAAAAAAAAAA SENENG DONG LO NYAA. DIA KAN CAKEEEP BANGEEEET !!!” akhirnya Ify histeris juga tapi terlambat. Dia sudah kesal dulu dengan tingkah Ify yang sedikit oneng ini.
Agni malah meninggalkan Ify yang masih
tergila-gila dengan wizard itu dengan sisa air mata yang masih bersarang dipipi
chubby Agni.
^^
“CAKKA . kamu apa-apaan. Pergi ke
dunia manusia, jalan dengan manusia sampai berpelukan dengan manusia. SADAAARRR
kka !! KAMU ITU WIZARD BUKAN MANUSIA . kalian nggak akan bersatu ! dan apa yang
sudah kamu perbuat sampai Shilla menangis seperti ini.” Cakka tergopoh-gopoh
pulang ke rumah dengan segala luka lembab di wajahnya dan tiba-tiba ayah Cakka.
William sudah berada di depan rumah dan siap menghabisi anaknya ini. Oh
ternyata Alvin dan Shilla mengadu pada ayah. Dan mereka berdua berada
dibelakang Cakka. Sial !!!
“CAKKA !!! jangan diem aja. Jawab Ayah
!!!” William benar-benar marah.
“apaa yang harus Cakka jawab yah !!!” jawab
Cakka tak kalah keras dengan William.
“ini ada apaaa yah, kka?” sambar
Gabriel yang baru saja datang dengan Sivia.
“LIHAT KELAKUAN SAUDARA KAMU. MAIN
SAMA MANUSIA.” Gabriel hanya diam.
“kalau Cakka pergi sama manusia apa
salahnya sih? Kita juga kan yang membantu kehidupan mereka !!!”
PLAK . tamparan mulus William mendarat
dengan sempurna di pipi kiri Cakka.
“kamu bilang apa salahnya ? jelas itu
kesalahan BESAR !! SANGAT BESAR KKA !!” bentak William.
“tau nggak ayah? Cakka nyaman banget
ditengah-tengah manusia. Bahagia banget bisa sama mereka dan tau nggak ayah
Cakka lebih bahagia bersama manusia. Dan Cakka juga ingin tanya sama ayah
bunda. Cakka ini wizard bukan sih?”
PLAK . atu tamparan keras mendarat
lagi di pipi kiri Cakka.
“William. Kamu gak boleh nampar Cakka.
Dia anak kita!” Nerlin mencegah tangan William agar tidak mlakukan hal-hal yang
tak diinginkan.
“bundaaaaaa.. jawab Cakka. Cakka
manusia kan bunda?” mata Cakka mulai merah. Semuanya terdiam tidak ada yang
berani ikut berbicara. Alvin dan Rio yang biasanya selalu menjadi biang segala
api kini ikut diam.
“kamu wizard saying. Kamu wizard. Kamu
anak bunda Cakka, kamu kembaran Gabriel. Percayakan sama bunda?” Nerlin
berusaha meyakinkan putranya yang satu itu.
“kalau missal Cakka anak ayah dan
bunda kenapa Cakka berbeda. Suhu tubuh Cakka hangat nggak seperti kalian dingin
dan makanan Cakka juga beda dan Cakka- Cakka jijik liat makanan disini enek,
pengen muntah lalu setiap ada pembelajaran wizard kenapa Cakka juga paling
telat ngerti sama pelajaran itu. Bunda jawaaab jujur!! Lalu kenapa nama Cakka
ada Nuraganya, itukan bukan nama marga keluarga kita. Jujur dong yah, bund.
Cakka nggak mau lebih tersiksa, biarin Cakka bahagia bersama manusia yang lain
ayah bundaaaaa. Cakka janji Cakka nggak akan membeberkan keberadaan para wizard
dan witches. Cakka janji bunda ayah.” Cakka memohon sangat memohon William dan
Nerlin mengatakan bahwa Cakka bukan wizard. Kini posisi Cakka telah terduduk,
memohon meminta dengan mengguncangkan tubuh Nerlin. Nerlin menangis, apa
mungkin sekarang saatnya untuk mengatakan yang sebenarnya tapi dia tidak rela
Cakka pergi dari hidupnya.
Nerlin ikut terjatuh diciumin anaknya
yang satu itu sebagai wujud seorang ibu terhadap anaknya, Nerlin menangis penuh
pilu. Ternyata anaknya sudah mengerti perbedaan dirinya dengan orang lain,
sakit rasanya anaknya mengatakan dengan sendirinya dia seorang manusia. Apa
yang harus dia perbuat.
“kka.” Dalam tangis kepiluan, William
ikut terjongkok mengusap pelan rambut anaknya itu. “kamu manusia.”
Semuanya tersentak mendengar ucapan
William. Nerlin semakin terhanyut dalam tangisannya. “maafin kita Cakka, dulu
kita hanya menemukanmu terdampar dipulau entah berantah ini.”
Shilla menangis, entah apa yang dia
tangiskan apa yang mengharukan dari semua ini yang pasti dia akan kehilangan
orang yang dicintainya. Sungguh semuanya tak mau kehilangan CAKKA.
“ayah bunda. Makasih yaa.. berkat
kalian Cakka menjadi orang yang kuat seperti seperti sekarang ini. Dan berkat
kalian Cakka masih hidup di dunia ini, Cakka bisa merasakan kebahagiaan
berkeluarga dengan kalian. Kalian akan tetap menjadi ayah dan bunda Cakka.”
Ketiganya saling berpelukan, menciumi ubun-ubun putranya. Gabriel pun ikut
dalam suasana haru itu. Shilla? Shilla menangis dalam dekapan Alvin. Alvin
tersenyum, dengan seperti ini cintanya tak mungkin bertolak lagi, Shilla terus
menangis terus terus menangis Alvin berusaha menenangkannya diusapnya lembut
punggung dan puncak kepala Shilla denagn penuh perasaan.
^^
Agni duduk termangu dibangku taman
biasanya, kali ini dia tidak sendiri ada Ify sahabatnya yang menemaninya. Ify diam
sibuk dengan lamunannya, sedangkan Agni menatap lurus menerawang kedepan hingga
pandangannya tertuju pada semak di dekat tepian danau itu.
“Fy.”
“ya. Ada apa Ag.”
“liat semak yang membentuk tulisan
itu. Indahkan? Kata Cakka tanaman itu hidup seperti perasaan kita. Dan benar,
bunga-bunga yang dinama gue layu dan warnanya pun tak menarik.” Pandangan Agni
terus menerawang ke depan jauh.
“tapi..”
“gue juga juga bingung Fy, kenapa bunga-bunga
dinama Cakka keliatan segar, warnanya cerah dan harum banget. Mungkin dia lagi
bahagia kali ya sama witches itu. Huhh..” Ify diam tidak berani mengungkapkan
sesuatu takut jika hanya memperburuk suasana hati Agni.
“AGNI” panggilan yang cukup keras
menolehkan keduannya.
Agni melihat secara nyata Cakka
sebagai manusia bersama wizard dan witches yang umurnya sepertinya jauh dari
Cakka atau mereka orang tua Cakka. Oh tidak mungkinkah ini masalah baru.
“Agnii..” Cakka berlari dan memeluk Agni.
Agni diam, tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Tapi sepertinya Cakka
bahagia.
“Agni. Aku manusia. Aku bukan wizard. Aku
akan hidup bersama kamu kita akan bersatu Agni tanpa ada yang menghalangi kita.
Kita sama Agni kita manusiaaaaaa..” Agni terdiam perasaanya bahagia.
“Agni.” Cakka melepas pelukannya.
“tolong ya nak. Bantu Cakka di dunia
manusia, bantu dia beradaptasi dan bantu dia mencari orang tuanya dengan marga
Nuraga.” Ucap Nerlin.
“pasti” jawab Agni yakin.
Nerlin dan William kembali pulang. Kini
tinggal Cakka Agni dan Ify. Mereka tertawa bersama. Tumbuhan itu pun mulai
berubah menjadi lebih indah dan harum yang menebar kepenjuru taman.
Ternyata sepasang mata menyaksikan
kebahagiaan tersebut. Dia hanya tersenyum miris “mungkinkah kisah kita akan berakhir
saperti Cakka dan Agni. Fy? Semoga.”
END
0 komentar:
Posting Komentar