Minggu, 29 April 2012

The Wizard002 end~


akhir bahagia


Siapa sebenarnya aku? Aku itu siapa? Mengapa aku terjabak dalam duni yang tak pernah aku inginkan. Dunia yang begitu dingin dan sangat-sangat menjijikan. Sungguh diriku muak dengan semua ini. Dunia macam apa ini.

^^
“Cakka, ulah apa yang sudah kamu perbuat?” bentak William. Sang ayah.
“tidak. Aku tidak berbuat apapun.” Hanya itu saja yang Cakka katakana, memang kenyataannya dia tidak melakukan apapun yang merugikan orang lain, hanya sekedar berkunjung di Negeri manusia. Sudah itu saja.
“kamu jawab tidak. Lalu untuk apa sekolahan menghukummu berlari mengelilingi bumi dan hamper saja kamu dikeluarkan dari sekolahan.”
“sungguh ayah. Aku tidak berbuat apapun. Aku hanya sekedar berkunjung di negeri manusia. Udah itu saja.” Jawab Cakka santai.
“kamu bilang hanya berkunjung? Apa berkunjung harus bercengkerama bermain jalan dengan manusia bahkan mesra-mesraan. Ingat kamu wizard bukan manusia. Wizard berbeda dengan manusia bahkan wizard tidak boleh berhubungan dengan manusia. Kamu tau itu?”
“sangat tau.” Cakka lelah mendengar omelan ayahnya itu. Bagi dia bersama manusia lebih menyenangkan disbanding dengan keluarganya. Sangat berbeda. Bahkan Cakka merasa apa yang dikatakan Alvin dan Rio benar. Dirinya bukan wizard tetepi manusia.


^^
“ag, kamu kenapa sih? Kok bengong gitu?” Tanya seorang gadis dengan rambut yang tergerai.
“gak. Gue gak kenapa-kenapa.” Jawab gadis yang dipanggil ‘ag’ itu.
“bener?”
“ya.” Dia adalah Agni dan sahabatnya Ify, Agni masih begitu shock dengan kejadian yang baru saja dia lihat. Cakka orang yang menemaninya disaat kesedihannya dia yang membantu Agni melupakan sang mantan, dan dia yang begitu berhasil menarik perhatiannya dan membuat dirinya mati penasaran ternyata adalah WIZARD.
Agni sekarang mengerti mengapa Cakka bias dapatng dan pergi begitu saja. Ya karena hanya satu alasannya. WIZARD. Kali ini Agni harus menyimpan cerita ini sendiri tanpa ada yang boleh tau Ify pun juga jangan sampai mengetahuinya. Karena Agni benar-benar kecewa. Mungkin susah untuk didiskripsikan hanya dengan bertemu dua kali Agni merasa nyaman mungkin bukan hanya nyaman tapi rasa saying yang terus tumbuh dihatinya. Sekarang harapan bersama dengan dirinya sirna bagai debu yang diterpa angin. Bagai debu yang disiram derasnya air. Oh.. mengapa harus terulang kembali.

^^
Semakin merasa muak dengan apa yang ada di depannya. Memang semua itu tidak ada yang ia makan, Cakka akan sangat berterima kasih jika secara mendadak dirinya buta. Senang rasanya bias tidak melihat kelurganya memakan menu masakan malam ini. Katak goring tepung dan semur cicak. Ohh.. melihat Gabriel menyantapnya membuat dirinya sudah tidak selera lagi untuk makan.
Tumis rerumputan ini sangat-sangat membuat kerongkongannya terasa sakit, rerumputan yang kasar bergesekan dengan dinding kerongkongan yang sangat susah untuk ditelan.
Buru-buru ia kembali ke kamarnya. Hidupnya begitu aneh seperti seorang itik yang tinggal bersama buaya. Hmmm.. entahlah yang pasti saat ini ia ingin menemui gadisnya itu . mungkin terlalu gila untuk mengatakan gadis itu gadisnya, pada nyatanya dia bukan siapa-siapa. Hanya seorang manusia yang mengalihkan dunianya.

^^

Disini Agni merenung. Merenung dalam lamunan sore, sore yang meneduhkan suasana yang sangat mendukung dalam lamunannya. Sungguh Agni tidak dapat melupakan kejadian itu. Hah? Kenapa harus kecewa. Toh Cakka hanya tidak sengaja mendatanginya mengajaknya ngobrol dan jalan sekali. Hanya itu tidak ada yang lain. Tapi memang perasaan saying dan cinta tidak bias ditebak kapan dating dan pergi. Misterius-menyeramkan bagai Jailangkung yang selalu berkeliaran mencari mangsa. Ah, lamunan ini semakin tidak bias dimengerti. Sudahlah.
Dihirupnya udara sekitar yang masih cukup segar itu. Dalam- Dalam- dan lebih dalam.
“Ag.” Agni mendengarnya, sapaan itu seperti Cakka. Tidak-tidak. Tidak mungkin itu Cakka, bagaimana dia bias ada disini. Oh ya? Dia lupa Cakka adalah wizard dan dapat dengan mudah menjangkau daerah manapun.
“Agni. Denger gak sih?” sekarang dia yakin, itu memang suara Cakka. Ingin rasa memeluknya tapi dia adalah wizard. Kenapa harus wizard yang selalu menjadi permasalahan. Tolong ubah ini semua, Cakka adalah manusia biasa.
“Agni. Ini gue Cakka, inget gak sih?” dia-dia nguncangin pundak, gue harus apa gue harus apa. Oh tuhaaann.. kenapa dia wizard.
“Agni, kamu kenapa sih? Kenapa kamu kayak ketakutan liat aku. Aku bukan setaan Ag.” Senyum tawa Cakka.
“LO BUKAN SETAN TAPI WIZARD . LO PENYIHIR !!!” sahut Agni ketakutan.
“Ag, kamu ngomong apa sih?” tau dari mana aku wizard gak-gak mungkin Agni tau soal ini.
“UDAAHH DEEHH LOO GAAK USAAH BOHONG SAMA GUE !! GUE TAU KOK LO WIZARD YANG KEMARIN DIHUKUM KELILING DUNIA KAN. IYAAA KAN KKAAAAA !! JAWAAAAABB JUJUUURR, kka” isak tangis itu jelas sangat-sangat terdengar. Emosi Agni benar-benar tidak dapat dia control lagi. Entah apa yang membuat gadis ini geram dengan laki-laki dihadapannya. Mungkin karena dia wizard.
“iyaa.. aku seorang wizard” pelan sangat pelan nyaris tak terdengar tapi Agni mendengarnya dengan sangat jelas. Dan pengakuan itu membuat Agni semakin sakit. Sakit, kenapa harus sakit ? entah yang pasti itulah yang saat ini Agni rasakan. Sakit sungguh rasa itu terasa nyata lebih dari sekedar masa lalu Agni, tetesan-tetesan air mata Agni saling berlomba-lomba berjatuhan.
“ag..” diusapnya pelan kedua pipi Agni. Pelan dan sangat pelan. Agni semakin sakit merasakan lembutnya usapan itu semakin diusapnya pipi Agni semakin deras air mata Agni yang berjatuhan.
“Agnii.. kamu kok nangis. Udah dong Ag. Apa sih yang kamu tangisin.”
“KAMU TANYA APA ??? APAA.. ELO TUHH.. arrrrrggghhh..” ditapisnya tangan Cakka yang masih mengusap air matanya. Didorongnya sekuat tenaga tubuh Cakka yang jongkok tepat di depan Agni. Lari sejauh mungkin, hanya itu yang ada dipikiran Agni entah harus kemana yang pasti dia harus berlari menjauh dari Cakka. Jaaauuuhhhh
Bukan Cakka namanya jika dia tidak bias mengejar Agni. Didekapnya sekuat tenaga seakan tak ingin Agni lepas dari hidupnya. Sungguh Cakka tak menginginkan itu semua terjadi. Cakka hanya ingin Agni. Hanya dia, Agni !!!
“jangan pergi, jangan pernah hindari aku karena seorang wizard. Aku gak mau ag.” Ucap Cakka sedikit bergetar. Agni diam seolah terpaku dalam lamunannya.
“Agni, jangan pergi.. percaya ataupun tidak aku sayang kamu ag, aku mohon jangan pergi ag. Aku mohon, bantu aku hidup ag. Hanya kamu yang aku Ag, kamu ngasih aku yang berbeda, kamu bias ngasih aku kehangatan yang selama ini gak pernah aku rasain ag. Aku mohon ag jangan pernah tinggalin aku. Jangaaan pernaaahhh ag.” Intonasi naik turun dan sedikit bergetar. Agni – Agni tak tahu apa yang harus dilakukannya. Sungguh bukan keinginannya untuk menhindar ataupun menjauhi Cakka, mungkin karena Agni terlalu takut dengan Cakka yang jelas-jelas dia bukan manusia, dia wizard.
“kita beda kka. Kita beda kka.” Ucap Agni sedikit tersesak dekapan Cakka. Sungguh Agni ragu bimbang dan entahlah apa itu.
Sepertinya Agni salah bicara, dekapan Cakka semakin kuat semakin kuat pula rasa itu tersayat dibalik sayatan itu Agni merasa nyaman dan yang baru Agni tahu, wizard pun memiliki kehangatan bahkan kehangatan itu sangat nyaman.
“tapi aku nyaman bersamamu, lebih dari kebahagiaan yang pernah aku rasain selama ini. Semuanya itu berbeda Ag. Aku nyaman dengan manusia.”
“kka. Lepasin.” Agni terlihat sedikit meronta.
“gak. Sebelum kamu berjanji nggak akan ninggalin aku karena aku wizard.”
Agni mengangguk. Perlahan Cakka melepaskan dekapannya dan memutar tubuh Agni hingga menghadapnya.
“kamu janji kan Ag? Gak akan takut ataupun menghidar dari aku.” Begitu tulus Cakka mengucapkan hingga Agni tak sadar mengangguk pelan.
“makasih Ag. Aku nggak akan nyakitin kamu, aku janji ag. Aku nggak akan ngelakuin hal-hal yang gak kamu inginkan. Aku janji akan selalu jagain kamu.” Dipeluknya tubuh mungil Agni. Perlahan Agni tersenyum sakit itu perlahan mulai surut. ‘kamu beda kka’

^^

Sepasang mata terus mengamati kejadian itu, walaupun ia tak mengetahui apa yang mereka ucapakan tapi melihatnya saja pun sudah membuat cukup gadis itu bahagia.
“gue seneng Ag, lo dapetin orang yang lebih baik dari mantan lo yang brengseekk itu. Semoga yang ini bias terus jagain lo.”
“hai. Cuma sendiri? Kok ngomong sendiri?” gadis itu terbelalak mendengar seseorang itu. Ditolehnya sebelah kanannya.
WOW digigitnya bibir bawah gadis itu. Mimpi apa dia semalam ada dua orang laki-laki berada disampingnya dan bertanya. Hitam manis dan yang satu lagi bermata sipit dan seperti keturunan china mungkin tapi sedikit jawa gimana yah entahlah yang pasti gadis ini terlihat terpesona dengan kehadiran dua orang itu.
“ha? Enggak kok.”
“itu temen kamu?”
“iyaa.. kenapa?”
“ohh. Enggak ya udah kita pergi dulu ya.” Laki-laki bermata sipit itu langsung menyambar dan menarik laki-laki hitam manis itu dengan paksa. “inget kita Cuma mau mata-matain Cakka, gak ada acara suka sama MANUSIA .”
Gadis itu menyipitkan matanya. ‘aneh’ batinya.

^^

“lo apa-apaan sih main narik gitu aja !!!” terdengar jelas suara laki-laki yang sepertinya sedikit menahan amarahnya.
“lo inget dong yo. Lo wizard . ohh lo mau ngikutin jejak Cakka suka sama manusia. Iyaa yoo?? IYAAAAA?” laki-laki yang semula dibentaknya kini berbalik membentak.
“seraahhh.” Ucap laki-laki itu lalu pergi begitu saja tanpa mendengar apalagi memperhatikan gerutuan sahabatnya itu.

^^

“hei?”gadis manis itu menoleh mendengar sapaan nyaring itu.
“eh?” . “kenalin aku Rio. Kamu?”
“Ify” jawab gadis manis itu sambil menyalami laki-laki itu.
Lama. Sepertinya ada sebuah getaran yang mereka rasakan. Aneh, mungkin itu kesan pertama yang mereka rasakan. Malu, kata kedua setelah keduanya tersadar dalam lamunan salam pertama itu.
“emmm… lo yang tadi itu kan? Yang.. sama cowok sipit itu kan.” Ify. Gadis itu terlihat sangat berusaha menetralkan suasana yang menyelimuti mereka.
“ya. Emang kenapa?”
“ohh.. enggak. kok nggak bareng dia?” Ify semakin salah tingkah, bingung-bingung dan bingung.
“dia udah pergi, ada urusan katanya.” Jawab cowo bernama Rio itu. “oh iyaa.. mau pulang? Jalan dulu deh. Mau yaaa.. pleaseeeee..” kali ini cowo bernama Rio memperlihatkan muka melasnya.
Ify menahan tawanya lalu mengangguk cepat. Lucu, mungkin itu yang ada dipikiran Ify.
“yeeee… baik dehh” Rio reflex memeluk Ify. Ify tersentak dengan perlakuan Rio. Ada sesuatu yang mengganjal dihati Ify, dingin yaa.. mungkin itu yang ia rasakan. Suhu tubuh Rio tak seperti kebanyak orang. Tapi Ify tak mempedulikan itu. Well, dia merasa seneng.

^^

Gadis itu terlihat sangat sibuk, sepertinya dia baru saja mendapat tugas.
“Shill, kamu lagi..?”
“ohh.. ini aku baru aja dapat tugas dari kelas plantae untuk membuat suatu penemuan tumbuhan berbunga yang mempunyai daya serap CO2  yang besar untuk mengatasi kehidupan manusia.”
“wow” laki-laki itu cukup terkejut dengan penjelasan gadis itu yang bernama Shilla. Itu hal yang sulit untuk dilakukan, memang tugas utama wizard adalah membantu kelangsungan hidup manusia, tapi untuk membuat suatu penemuan tumbuhan. Alvin –laki-laki- ini cukup kurang yakin dengan tugas yang diberikan kepada Shilla tapi dia yakin Shilla pasti dapat melakukannya dengan baik.
“kamu kenapa masih ada disekolahan?” Tanya Shilla yang masih berkutik dengan tumbuhan yang ada di depannya.
“ah.. itu tadi tadi ada yang ketinggalan dikelas.” Padahal Cuma mau mastiin kamu udah pulang belum Shil. Nampaknya Alvin tidak begitu berani mengatakan hal itu. Shilla mau berbicara dengan dirinya saja sudah membuat Alvin menghirup nafas lega setelah kejadian kemarin. Alvin juga bersyukur sepertinya Shilla sudah melupakan apa yang pernah Alvin katakana saat itu. Tapi nyatanya Shilla jelas masih mengingat hanya saja dia berpura-pura.

^^

“Iel, kamu masih marah sama Cakka?” Tanya seorang gadis berawak subur.
“entahlah. Vi, yang pasti aku merasa kecewa dengan perilaku dia.” Dihirupnya nafas panjang sebentar. “dia itu aneh, Vi. Dia itu terlalu berbeda di rumah ataupun berbeda.”
“aneh gimana? Sepertinya sama seperti yang lain.” Sivia. Gadis berawak subur itu Nampak tidak mengerti dengan yang diucapkan kekasihnya. Gabriel yang dipanggil Iel tadi.
“Dia itu punya suhu tubuh yang hangat beda sama kita terus bunda selalu melarang dia makan makanan yang kita makan dan untuk pelajaran dia itu susah mengerti dan masih banyak keganjalan yang lain, Vi.”
“kamu meragukan Cakka itu wizard.”
“entahlah. Udahlah Vi, ini saat kita berdua ngapain sih harus bahas Cakka.”
“baiklah. Tapi jangan marah lagi ya sama Cakka. Kalian kan saudara kembar dan gak seharusnya kalian marah, harusnya kamu support cakka.” Gabriel hanya mengangguk pelan.
^^

Selama tiga hari Cakka mendapatkan skors, yang seharusnya dia bersedih tapi dia malah merasa gembira senang dan bahagia. Selama tiga hari akan dia  manfaatkan untuk mengunjungi Agni. Ya, pasti akan mengasyikan daripada harus di rumah membantu Bundanya mengganti sarang laba-laba dengan yang baru.
“kamu mau kemana kka?” oh tidak bunda melihat Cakka akan melangkah pergi keluar rumah.
“mau menjalankan apa yang seharusnya dijalankan oleh seorang wizard.” Yess.. bunda tersenyum, berarti dia mengijinkan untuk pergi.
Kini Cakka tengah berjalan-jalan, menikmati setiap langkahnya. Dia merasa lebih nyaman berada ditengah-tengah keramaian manusia apalagi saat menikmati setiap hidangan yang biasa disantap manusia delicious  beda dengan yang ada dirumah bubur eliscoop yang dibuat dari lendir  kudanil, atau kerupuk bursiias yang terbuat dari kulit badak atau semur katak, cicak laba-laba dan berbagai macam makanan jenis itu.
Cakka kembali melangkahkan kakinya menuju taman dimana dirinya dan Agni selalu berjumpa. Didudukannya kesebuah bangku panjang yang juga bangku yang selalu dia gunakan. Lebih sepi dari yang biasanya, biasanya yang sepi kini lebih sepi. Sepi-sepi. Cakka menemukan ide cemerlang, bukan wizard namanya kalau tidak bias menciptakan hal-hal yang tidak diduga oleh para manusia.
Diusap-usapkan nya kedua tangan Cakka sambil berkomat-kamit mantra. Semerbuk-serbuk berkilauan memancar dari tangan Cakka. Cakka berjalan seperti membentuk tulisan diarea yang cukup luas meninggalkan jejak kilauan. Cakka berhenti menyelesaikan mantranya beberapa saat kemudian kilauan emas itu turun hingga mendarat di rerumputan dengan sempurna, perlahan-lahan mulai tumbuh dedauan secara bersamaan tulisan yang dibentuk Cakka mulai nampak  terlihat dan kini jelas dapat terbaca dengan utuh. C a k k  A g n i. ya, tumbuhan sejenis semak-semak tumbuh kutang lebih 30cm, pertumbuhan belum selesai. Kini terlihat kilauan-kilauan disetiap pucuk daun, pucuk-pucuk itu muncul berbagai macam bunga. Indah, sungguh dipercaya semak-semak yang runtut membentuk tulisan C a k k A g n I  itu berbunga berbagai macam warna-warni bunga yang begitu banyak dan semerbak harum seperti parfum yang selama ini dipakainya. Cakka tersenyum melihatnya, semoga Agni suka. Cakka terduduk manis, menunggu kedatangan Agni yang tak kunjung dating. Mungkin Cakka dating terlalu pagi atau Agni hari ini memang tak akan dating. Entahlah Cakka akan tetap menunggu. Cakka terdiam dalam lamunan pagi sunyi yang sepi, pikirannya jauh melayang membayangkan dirinya dan Agni bersama dalam suka duka, melanjutkan hubungan yang lebih serius memasuki bahtera rumah tangga tapi tiupan angin telah menyadarkannya impian itu hanya sebatas mimpinya hanya khayalan belaka saja tapi entah kenapa dia begitu yakin suatu saat mimpinya akan menjadi nyata mungkin suatu saat nanti pada saatnya. Lamunannya kini memikirkan bagaimana, bagaimana caranya dirinya dan Agni dapat bersatu. Cinta mungkin atau sebuah pengorbanan. Entahlah, dia masih tidak dapat berfikir bagaimana caranya tak ada bayangan ohh.. mungkin cintanya menjadinya.
“kka.” Sentuhan dipundaknya menyadarkannya dalam lamunan pagi sunyi yang sepi.
“agni.” Cakka tersentak dengan kedatangan Agni yang begitu cepat disbanding dengan pikirannya. Agni sedikit memicingkan matanya, ada yang tidak beres. Sedari tadi kedua tangan Cakka berada dibelakang punggungnya dan mengeluarkan kilauan apa itu. Sekarang Agni malah terdiam melihat Cakka memperlihatkan tangannya yang penuh dengan tangkai bunga mawar yang masih segar. Agni suka sangat suka dengan perlakuan Cakka terhadap dirinya. Agni mengambil bucket bunga mawar itu dan memeluk Cakka.
“makasih ya kka.” Bisikanya nyaris tak terdengar.
“liat tepian danau, tumbuhan itu akan abadi dan warna bunga-bunga yang bermekaran akan sama seperti suasana hatimu.” Agni langsung melepaskan pelukannya, kini matanya tertuju pada tepian danau yang cukup luas itu terlihat semak bertuliskan C a k k A g n i dengan beraneka macam warna dan macam. Indah. Dipeluknya lagi Cakka semakin erat.
“makasih ya kka. Ini indah banget, gue sukaa banget.” Cakka hanya tersenyum, membalas pelukan Agni lebih kuat.
Keduanya hanyut dalam suasana yang Cakka. “kka.” Panggilan itu menghancurkan suasana. Ditolehnya kearah suara itu. “Shilla?”
Shilla benar-benar terkejut, ternyata itu benar Cakka bersama perempuan. Tumbuhan hasil percobaanya pun jatuh ke tanah dengan sempurna hancur seperti hatinya saat ini.
“kka, kamu ngapain sama manusia ini. Bukannya kamu telah menerima cintaku tapi-tapi kenapa sekarang kamu dengan manusia yang tidak ada apa-apanya ini kka.” Suaranya bergetar terlihat seperti menahan amarah.
“kapan?” Agni terkejut mendengar jawaban Cakka, gadis yang dipanggil Shilla hamper saja menangis hanya dijawab kapan. Ya Allah. Gak peka banget sih.
“kamu Tanya kapaaan? Kemarin setelah kamu dihukum gara-gara ketahuan pergi dengan manusia.” Tangis Shilla pecah.
“aku kan bilang maaf. Tandanya aku gak bisa bales cinta kamu, aku hanya memahami perasaanmu saja Shill.”
Cakka terpental mendapat serangan dari laki-laki dibelakan Shilla, Alvin ya. Alvin terlihat sangat emosi melihat gadis yang disayanginya dibuat menangis yang kedua kalinya.
“GAK ADA MAAF BUAT KAMU KKA!!! WIZARD TERKUTUK . AKU PASTIIN KAMU BAKAL DIKELUARKAN DARI WIZARD GAK CUMA ITU KAMU PASTI DAPAT PENJARA SERATUS TAHUN KKA !!! JANGAN PERNAH BUAT SHILLA NANGIS . BANGSSSSAAAAAAAAATTTT !!!” kali ini Alvin memaki-maki dan langsung menyerang Cakka secara langsung. Tonjok kanan kiri, pukul perut. Dan tololnya Cakka tak membalas sekalipun padahal badannya sudah hamper mati.
Agni takut melihat itu semua, melihat wizard yang berkelahi dihadapannya. Agni takut menjadi sasaran kebuasan mereka. Agni juga khawatir dengan keadaan Cakka, tapi Agni tidak mengerti tubuhnya tidak bisa digerakan, kakinya tak bisa melangkah. Apa yang sebenarnya Cakka semburkan ke Agni tadi.
“udaahh Vin, udaaaahhh..” tangis Shilla semakin menjadi-jadi. Dia juga berusaha memisahkan keduanya. Akhirnya mereka pun pergi.
Agni pun dapat bergerak kembali, dia langkahkan kakinya perlahan mendekati Cakka yang masih tergeletak di rerumputan.
“kka, mereka siapa? Shilla itu siapa kka?” tak terasa Agni meneteskan air mata hingga jatuh tepat dimata Cakka. Diusapnya pipi Agni lembut.
“kamu percayakan aku Cuma cinta sama kamu?” lirih Cakka. Agni hanya mengangguk. Tiba-tiba Cakka menghilang dari pangkuannya. “CAKKKKKAAAAAAAAAAAAA” Agni berteriak sekencang mungkin. Ditolehnya kearah tepian danau itu, benar Bunganya semakin melayu warna bunganya pun menjadi semakin pudar. Inikah yang dimaksud Cakka tadi?

“Agni. Lo gak papa kan?” Agni menoleh kearah suara itu. Dipeluknya erat Ify. Dia menangis sesenggukan dipelukan sahabatnya itu.
“Cakka, Fy. Cakka pergi.” Ify melepaskan pelukan sahabatnya.
“pergi? Maksud lo?”
“dia wizard Fy dan sekarang dia pergi ke dunianya Fy. Dia.. dia tadi dipukulin sama wizard yang lain dan dan ada witches yang ngaku-ngaku pacar Cakkaaa Fy.”
“lo tadi bilang apa? Ada Wizard dan Witches kesini?” Tanya laki-laki disamping Ify.
Agni hanya mengangguk. “aku pergi dulu.” Tandasnya dan langsung pergi menginggalkan mereka.
“dia siapa Fy?” Tanya Agni heran. Dia belum pernah bertemu laki-laki itu sebelumnya.
“entahlah. Gue juga baru kenal kemarin. Namanya Rio anaknya baik cakep lagi, tapi dia sedikit aneh, masak hape nggak punya terus kehadirannya juga tiba-tiba nongol tiba-tiba ngilang kayak tadi.” Jelas Ify. “kok malah jadi bahas gue?”
“IFY… CAKKAAAAAA FY !!! kenapa dia harus wizard. Kenapa bukan manusia.” Tangisnya kembali meledak.
“masa sih lo bisa suka sama makhluk kayak gitu.?” Bukannya menenangkan malah mempertanyakan masalah yang menurut Agni enggak penting itu.
“IFYYYYYYY … elo kan juga bilanga kalau dia cakep !!” tangis Agni bercampur kesal.
“kapan?”
“ngeselin banget sih lo!! Dia yang kemaren itu dihukum keliling dunia kan elo yang ngasih tau gue. Elo juga yang heboh sendiri bilang dia gantenglah, kerenlah, cakeplah..”
“ohh..” Agni membiarkan saja tinggal sahabatnya yang sedari tadi bukan menghibur malah bikin emosinya semakin terkuak. “WHAATTT ??? CAKKA WIZARD YANG ITU? AAAAAAAAAAAA SENENG DONG LO NYAA. DIA KAN CAKEEEP BANGEEEET !!!” akhirnya Ify histeris juga tapi terlambat. Dia sudah kesal dulu dengan tingkah Ify yang sedikit oneng ini.
Agni malah meninggalkan Ify yang masih tergila-gila dengan wizard itu dengan sisa air mata yang masih bersarang dipipi chubby Agni.

^^
“CAKKA . kamu apa-apaan. Pergi ke dunia manusia, jalan dengan manusia sampai berpelukan dengan manusia. SADAAARRR kka !! KAMU ITU WIZARD BUKAN MANUSIA . kalian nggak akan bersatu ! dan apa yang sudah kamu perbuat sampai Shilla menangis seperti ini.” Cakka tergopoh-gopoh pulang ke rumah dengan segala luka lembab di wajahnya dan tiba-tiba ayah Cakka. William sudah berada di depan rumah dan siap menghabisi anaknya ini. Oh ternyata Alvin dan Shilla mengadu pada ayah. Dan mereka berdua berada dibelakang Cakka. Sial !!!
“CAKKA !!! jangan diem aja. Jawab Ayah !!!” William benar-benar marah.
“apaa yang harus Cakka jawab yah !!!” jawab Cakka tak kalah keras dengan William.
“ini ada apaaa yah, kka?” sambar Gabriel yang baru saja datang dengan Sivia.
“LIHAT KELAKUAN SAUDARA KAMU. MAIN SAMA MANUSIA.” Gabriel hanya diam.
“kalau Cakka pergi sama manusia apa salahnya sih? Kita juga kan yang membantu kehidupan mereka !!!”
PLAK . tamparan mulus William mendarat dengan sempurna di pipi kiri Cakka.
“kamu bilang apa salahnya ? jelas itu kesalahan BESAR !! SANGAT BESAR KKA !!” bentak William.
“tau nggak ayah? Cakka nyaman banget ditengah-tengah manusia. Bahagia banget bisa sama mereka dan tau nggak ayah Cakka lebih bahagia bersama manusia. Dan Cakka juga ingin tanya sama ayah bunda. Cakka ini wizard bukan sih?”
PLAK . atu tamparan keras mendarat lagi di pipi kiri Cakka.
“William. Kamu gak boleh nampar Cakka. Dia anak kita!” Nerlin mencegah tangan William agar tidak mlakukan hal-hal yang tak diinginkan.
“bundaaaaaa.. jawab Cakka. Cakka manusia kan bunda?” mata Cakka mulai merah. Semuanya terdiam tidak ada yang berani ikut berbicara. Alvin dan Rio yang biasanya selalu menjadi biang segala api kini ikut diam.
“kamu wizard saying. Kamu wizard. Kamu anak bunda Cakka, kamu kembaran Gabriel. Percayakan sama bunda?” Nerlin berusaha meyakinkan putranya yang satu itu.
“kalau missal Cakka anak ayah dan bunda kenapa Cakka berbeda. Suhu tubuh Cakka hangat nggak seperti kalian dingin dan makanan Cakka juga beda dan Cakka- Cakka jijik liat makanan disini enek, pengen muntah lalu setiap ada pembelajaran wizard kenapa Cakka juga paling telat ngerti sama pelajaran itu. Bunda jawaaab jujur!! Lalu kenapa nama Cakka ada Nuraganya, itukan bukan nama marga keluarga kita. Jujur dong yah, bund. Cakka nggak mau lebih tersiksa, biarin Cakka bahagia bersama manusia yang lain ayah bundaaaaa. Cakka janji Cakka nggak akan membeberkan keberadaan para wizard dan witches. Cakka janji bunda ayah.” Cakka memohon sangat memohon William dan Nerlin mengatakan bahwa Cakka bukan wizard. Kini posisi Cakka telah terduduk, memohon meminta dengan mengguncangkan tubuh Nerlin. Nerlin menangis, apa mungkin sekarang saatnya untuk mengatakan yang sebenarnya tapi dia tidak rela Cakka pergi dari hidupnya.
Nerlin ikut terjatuh diciumin anaknya yang satu itu sebagai wujud seorang ibu terhadap anaknya, Nerlin menangis penuh pilu. Ternyata anaknya sudah mengerti perbedaan dirinya dengan orang lain, sakit rasanya anaknya mengatakan dengan sendirinya dia seorang manusia. Apa yang harus dia perbuat.
“kka.” Dalam tangis kepiluan, William ikut terjongkok mengusap pelan rambut anaknya itu. “kamu manusia.”
Semuanya tersentak mendengar ucapan William. Nerlin semakin terhanyut dalam tangisannya. “maafin kita Cakka, dulu kita hanya menemukanmu terdampar dipulau entah berantah ini.”
Shilla menangis, entah apa yang dia tangiskan apa yang mengharukan dari semua ini yang pasti dia akan kehilangan orang yang dicintainya. Sungguh semuanya tak mau kehilangan CAKKA.
“ayah bunda. Makasih yaa.. berkat kalian Cakka menjadi orang yang kuat seperti seperti sekarang ini. Dan berkat kalian Cakka masih hidup di dunia ini, Cakka bisa merasakan kebahagiaan berkeluarga dengan kalian. Kalian akan tetap menjadi ayah dan bunda Cakka.” Ketiganya saling berpelukan, menciumi ubun-ubun putranya. Gabriel pun ikut dalam suasana haru itu. Shilla? Shilla menangis dalam dekapan Alvin. Alvin tersenyum, dengan seperti ini cintanya tak mungkin bertolak lagi, Shilla terus menangis terus terus menangis Alvin berusaha menenangkannya diusapnya lembut punggung dan puncak kepala Shilla denagn penuh perasaan.

^^
Agni duduk termangu dibangku taman biasanya, kali ini dia tidak sendiri ada Ify sahabatnya yang menemaninya. Ify diam sibuk dengan lamunannya, sedangkan Agni menatap lurus menerawang kedepan hingga pandangannya tertuju pada semak di dekat tepian danau itu.
“Fy.”
“ya. Ada apa Ag.”
“liat semak yang membentuk tulisan itu. Indahkan? Kata Cakka tanaman itu hidup seperti perasaan kita. Dan benar, bunga-bunga yang dinama gue layu dan warnanya pun tak menarik.” Pandangan Agni terus menerawang ke depan jauh.
“tapi..”
“gue juga juga bingung Fy, kenapa bunga-bunga dinama Cakka keliatan segar, warnanya cerah dan harum banget. Mungkin dia lagi bahagia kali ya sama witches itu. Huhh..” Ify diam tidak berani mengungkapkan sesuatu takut jika hanya memperburuk suasana hati Agni.

“AGNI” panggilan yang cukup keras menolehkan keduannya.
Agni melihat secara nyata Cakka sebagai manusia bersama wizard dan witches yang umurnya sepertinya jauh dari Cakka atau mereka orang tua Cakka. Oh tidak mungkinkah ini masalah baru.
“Agnii..” Cakka berlari dan memeluk Agni. Agni diam, tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Tapi sepertinya Cakka bahagia.
“Agni. Aku manusia. Aku bukan wizard. Aku akan hidup bersama kamu kita akan bersatu Agni tanpa ada yang menghalangi kita. Kita sama Agni kita manusiaaaaaa..” Agni terdiam perasaanya bahagia.
“Agni.” Cakka melepas pelukannya.
“tolong ya nak. Bantu Cakka di dunia manusia, bantu dia beradaptasi dan bantu dia mencari orang tuanya dengan marga Nuraga.” Ucap Nerlin.
“pasti” jawab Agni yakin.
Nerlin dan William kembali pulang. Kini tinggal Cakka Agni dan Ify. Mereka tertawa bersama. Tumbuhan itu pun mulai berubah menjadi lebih indah dan harum yang menebar kepenjuru taman.
Ternyata sepasang mata menyaksikan kebahagiaan tersebut. Dia hanya tersenyum miris “mungkinkah kisah kita akan berakhir saperti Cakka dan Agni. Fy? Semoga.”

END 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Cheepongginesiaa Blogger Template by Ipietoon Blogger Template